"Jika jalanmu terlampau menyakitkan, kembalilah ke tempatku."
_Saka A_
Happy Reading
🛵💭
Tak ada yang berubah hari-hari berlalu seperti biasa, pergi ke sekolah lalu ke Dojo berlatih bela diri tak lupa nongkrong hingga larut malam bersama teman-teman yang usianya tak sebaya. Kegiatan Saka tak jauh-jauh dari itu.
Dia masih siswa yang bandel di sekolah masih pula anak remaja yang hobi nongkrong sambil nyebat terkadang sampai mengonsumsi alkohol. Semakin hari ia semakin kehilangan dirinya sendiri, segala hal tidak baik makin sulit dikontrol.
Dia seperti orang yang tak peduli dengan apapun, entah bagaimana cara agar ia berhenti melakukan hal-hal yang kelak merugikan diri.
"Ini kali terakhir kamu tidur di jam perjalanan saya, kalau sekali lagi kamu begitu saya benar-benar akan tegas sama kamu." ujar pria yang kerap di sapa Pak Remi berdiri di samping anak didiknya.
"Iya Pak."
"Iya apa?"
"Iya saya tidak akan mengulanginya lagi." sahut cowok yang memiliki bekas luka diantara alis kirinya.
"Bagus, Bapak pegang ucap kamu. Sekarang mana tugas punya kamu? Bapak mau lihat" Pak Remi menjulurkan tangan meminta buku latihan siswanya itu.
Saka menoleh ke sekeliling dengan rau bingung, ia mengkode teman sekelasnya seolah meminta validasi atas tugas yang guru matematika itu maksud. Anggukan serempak dari para penghuni kelas itu membuatnya gigit lidah.
"Mati gue" rutuknya dalam hati.
"Tugas yang mana ya Pak? Perasaan gak ada deh" sangkal Saka pura-pura.
"Astaga, itu loh tugas Minggu kemarin yang Bapak suruh buat kerjakan di rumah soal di halaman 107 sama 112 itu loh masa kamu gak ingat Bapak aja yang udah tua masih ingat betul" Pak Remi menunjuk uban yang mulai bertumbuh di kepalanya.
"Oh kamu gak buat lagi ya? Ya ampun Nak! Teman-teman kamu udah pada buat loh" Pak Remi memijat pangkal hidung merasa pening.
"Hehehe" Saka menyengir sambil menggaruk-garuk pelipisnya.
"Haha hehe, nanti nilai kamu Bapak kasih haha hehe baru tahu. Kebiasaan kamu tuh gak buat tugas dari Bapak, di antara orang di kelas ini kamu yang paling bandel, susah banget dibilangin. Kalau memang kamu lupa, seenggaknya kamu inisiatif gitu tanya sama teman-teman ada tugas gak biar gak kayak gini terus. Nilai tugas itu penting loh Nak buat mendukung nilai kamu di rekap nilai nanti."
"Untuk kalian semua juga, ujian akhir kurang lebih tiga bulan lagi jadi persiapan diri kalian dengan baik. Belajar cari referensi buat persiapan ujian, banyak-banyak kalian membaca buku atau bisa juga lewat internet cari-cari materi pembelajaran" tutur guru matematika itu menatap seluruh siswa yang ada di sana.
"Iya Pak" sahut beberapa siswa menanggapi.
"Untuk sekarang kalian kerjakan latihan soal pendalaman materi di halaman 131 jawab soal nomor 1 sampai 3 nanti di kumpulkan."
"Khusus untuk kamu Saka, kerjakan tugas yang belum kamu kerjakan ditambah buat halaman 131 nomor 1 sampai 3 juga, nanti dikumpulkan di meja Bapak" ucap Pak Remi membuka halaman buku matematika salah satu siswa.
"Gak bisa besok di setor Pak?" celetuk Saka.
"Gak, yang ada gak kamu buat lagi."
Saka berdecak dengan ogah-ogahan mulai mengerjakan tugas yang diberikan, dia membaca tiap kalimat dalam soal sekali dua kali bahkan hingga berkali-kali ia membaca soal-soal yang baginya hanya bisa di jawab jika ia meminjam otak Albert Einstein barang sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Tentu Arah [Saka]
De TodoDia adalah remaja yang sering orang-orang juluki urakan, segala keburukan sudah melekat layaknya kulit pada tubuhnya. Berkelahi dengan teman, melawan orang tua, merokok, minus sopan santun, bahkan dia adalah peminum kelas berat. Tak sedikitpun nila...