22. MERINDUKAN KASIH SAYANG

1.1K 103 4
                                    

H A P P Y  R E A D I N G

......

Dokter keluar ruangan, begitupun Aksa yang menghampiri Afifah. Afifah yang terkejut saat melihat Aksa itu langsung membulatkan matanya.

"Kamu?!"

"Akhirnya lo sadar juga, setelah beberapa menit pingsan."

"Kenapa saya bisa ada disini? Terus, kamu?"

Aksa terkekeh. "Ya berarti gue yang nolongin lo saat lo pingsan tadi. Beban banget lagian, pake segala pingsan."

"Saya juga tidak minta kamu tolongin saya!" ujar Afifah kesal. "Saya denger kamu tadi sebut saya istri kamu? Lancang sekali mulut kamu."

"Dokter itu yang ngira gue suami lo karna gue nolongin lo. Katanya lo cuman mual-mual doang, tapi sampe pingsan segala."

"Saya lihat ayam yang terlindas mobil, makanya saya mual dan pusing."

"Lemah banget anjir, cuman liat ayam kelindes aja pingsan." ucap Aksa membuat perempuan ini turun dari ranjang dan menatap tajam Aksa.

"Ya karna saya lagi hamil, makanya saya lebih sensitif! Saya hamil gara-gara kamu juga!"

Aksa menatap Afifah dengan kening yang membentuk garis garis lurus. "Hamil kok nyalahin orang."

Lagi lagi Afifah hanya bisa berdecak kesal, lalu segera pergi dari ruangan tersebut. Aksa pun menyusul Afifah.

"Heh! Mau kemana sih lo?!" ujar Aksa mengikuti langkah demi langkah Afifah.

"Bukan urusan kamu!"

"Tentu urusan gue, karna didalam janin lo ada anak gue!" ucap Aksa membuat perempuan itu menghentikan langkahnya dan membalikan tubuhnya menghadap padanya.

Afifah menaikan kedua halisnya. "Jangan karna ini anak kamu, kamu seenaknya ya."

"Seenaknya apaan? Gue udah tolongin lo, bukannya berterima kasih malah marah-marah. Dasar bumil!"

Afifah mendengus kesal, rasanya ia ingin menjambak laki-laki yang berada didepannya ini. "Terima kasih atas pertolongannya tuan Aksa."

"Gue anterin lo pulang."

"Nggak. Saya bisa sendiri." ucap Afifah yang terus kembali berjalan meninggalkan Aksa.

"Didepan sana ada ayam kelindes truck sampe otaknya keluar, matanya pecah. Nanti lo pingsan lagi." ucap Aksa asal, namun perempuan itu tak peduli.

"Mimpi apa si Afif dapet bini kaya dia? Orang sesabar Afif nggak cocok banget disatuin sama bininya yang ngeselin." gumamnya.

•••••••••••••

Sesampainya dirumah, Afifah duduk diatas sofa sembari menyenderkan tubuhnya dengan helaan nafas. Perempuan ini tidak ingat dengan barang yang ia beli tadi, barangnya pun hilang entah kemana.

Beberapa detik kemudian, ponsel miliknya itu berbunyi menandakan ada pesan yang masuk. Ia membuka pesannya, sontak ia tersenyum saat melihat isi pesannya.

KISAH KITA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang