Sedih:v

6 2 0
                                    

🌟🌟🌟

Setelah kejadian sore itu, Kini mahen dirawat di rumah sakit tanala, Dengan kondisi yang memburuk, Banyaknya tusukan pisau di lengan kirinya, Ia sampai kehabisan darah karena tangan kirinya banyak tusukan pisau sebanyak 7 tusukan.

Caramella pun menangis di pelukan agam, Agam hanya merasa aneh, Seingatnya anak itu masih dalam kondisi baik-baik saja, Tapi sekarang anak itu dalam kondisi yang sangat memperihatinkan. Agam hanya bisa menahan sakitnya ketika melihat putrinya menangis, Hatinya sakit jika haru melihat putrinya menangis sesenggukan seperti ini dalam pelukannya.

"Udah amel, Kamu jangan nangis trus kaya gini, Liat mata kamu udah besar seperti panda gitu, Udahan ya?" Ucapan itu memang menenangkan tapi caramella tidak bisa berhenti menangis, Usapan hangat tangan arga menyapu puncak kepala caramella dengan lembut.

"Ayah, Mahen nya, Hiks." Caramella selalu menyebut nama itu di sela-sela tangisannya.

"Udah amel, Ini namanya musibah, Kita kan gatau musibah itu dateng kapan aja, Anak ayah jangan nangis seperti ini, Hati ayah sakit liatnya."

"Mahen nya ayah, Kenapa dia harus kaya gini, Mahen orang baik ayah, Dia yang nemenin amel, Jagain amel, Anterin amel pulang, Dia segalanya ayah, Hiks."

"Mahen itu temen kamu, Hm?"

"Dia rumah aku ayah, Aku nyaman sama mahen, Tapi kenapa mahen harus sakit, Hiks."

Agam merasa sedikit sedih melihat putrinya menangis, Ia baru tau ternyata laki-laki yang ia ceritakan selama ini adalah mahen.

"Kamu suka sama dia, Hm?"

Pertanyaan itu membuat caramella terdiam, Ia bingung soal perasaannya pada mahen.

"Iya ayah, Aku suka sama mahen tapi mahen pasti malu punya aku." Tangisan nya berhenti sedikit karena arga yang mencoba menanyakan tentang mahen padanya.

Agam tersenyum tipis melihat putri nya kini sudah mulai dewasa, Bukan kah dulu putrinya masih sangat kecil dan sering merengek meminta eskrim padanya, Tapi sekarang anaknya menangis karena merasa takut kehilangan sosok rumah yang kini selalu menemani caramella.

"Putri ayah ini kan cantik, Kenapa mahen malu? Kamu cantik, Putri ayah itu cantik."

Agam pun merapihkan rambut caramella yang berantakan karena menangis "Sini ayah rapihin rambutnya, Liat tuh rambutnya berantakan, Makanya anak ayah jangan nangis lagi yaa."

"Iya ayah."

Agam pun merapihkan rambut caramella dengan hati-hati sambil mendengarkan cerita caramella soal mahen, Mulai dari awal kenal sampai saat ini.

"Ternyata mahen itu anak baik ya, Ayah kira mahen itu anak yang kurang baik."

"Amel sayang sama mahen, Tapi mahen sayang ga ya sama amel, Kalau menurut ayah mahen sayang ga sama amel?"

"Menurut ayah, Mahen itu orang nya tanggung jawab, Ayah baru denger ada laki-laki yang baik sama anak ayah ini, Kalau amel suka, Ayah ga larang tapi jangan berlebihan, Jangan lupa sama ayah, Ayah juga kan pasti merindukan putri kecil ayah ini."

Caramella pun langsung memeluk agam dengan erat, Ayah nya selalu mendukung permintaan nya tapi selalu memberikan batasan yang tepat.

Alvaro MahendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang