Happy Reading
.
.
.÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Hari demi hari usaha Citra membuahkan hasil yang ia inginkan. Ia semakin dekat dengan Bianca. Setiap memiliki kesempatan, selalu ia usahakan dengan maksimal seperti memilih mengumpulkan tugas kelas atau menguntit di apartemen Bianca.
Citra lebih menyukai Bianca yang tidak terikat dengan kampus. Menjadi mahasiswa dan dosen di sekitar kampus sangat melelahkan bagi Citra. Karena setiap clingy dengan Bianca selalu dihalangi oleh orang orang kampus.
Berbeda dengan sekarang, ketika diluar kampus Citra tak memedulikan orang lain yang melihat kedekatannya dengan Bianca, toh mereka tidak kenal. Citra menunggu kedatangan Bianca yang katanya ada pertemuan urgent. Citra sangat penasaran kenapa dan siapa yang Bianca temui, namun sayangnya Bianca tak menyebutkannya.
Sebuah mobil terparkir di lobby apartemen Bianca. Kening Citra berkerut menandakan ia sedang bertanya tanya mobil siapa yang ditumpangi Bianca.
"Pertimbangkan lagi, kak. Daddy pasti mencarikan yang terbaik untukmu, percayalah." seorang perempuan lebih muda keluar dari kursi kemudi seperti mengejar Bianca.
Bianca dengan malas menanggapi, "Bec, aku sudah dewasa bukan anak kecil lagi. Daddy sangat menyebalkan. Pokoknya aku gak mau,"
"Keras kepala sekali. Aku tidak bisa terus menerus menggantikanmu di perusahaan Daddy, dan aku juga tidak bisa mencegah Daddy jika sudah sejauh itu keputusannya. Sekarang cara terakhirku membantumu adalah dengan mengetahui seperti apa kriteriamu," kata Becca.
"Arghhh," Bianca mengerang frustasi.
Saat ia hampir menjawab, Citra muncul diantara kedua kakak adik tersebut. Namun lucunya ia mengira perempuan itu adalah saingannya. Ia mengerucutkan bibirnya dan menatap kesal pada Bianca.
"Siapa dia ? Kamu mengenalnya, kak ?" tanyanya. Ditatap tajam dan sinis membuat Becca merasa terintimidasi dengan wajah lucu Citra.
Bianca menghela nafasnya ketika melihat Citra. Lagi dan lagi mahasiswanya itu tidak mengenal lelah untuk menunggu di lobby hampir setiap hari. "Dia siapa ?" tanya Citra sambil memeluk lengan Bianca.
Becca dibuat semakin bingung dengan sikap Bianca yang seperti pasrah bersama Citra.
"Dia mahasiswaku. Kamu pulanglah, Bec. Kita bicarakan nanti saja, aku lelah." ucap Bianca. Ia juga melepaskan rangkulan Citra di lengannya. Ia memilih masuk ke dalam, meninggalkan Becca dan Citra.
Tentu saja Citra mengejar Bianca, "Bubi,"
Sementara Becca pergi dengan pertanyaan besar siapa Citra dan apa hubungannya dengan Bianca. Ia mencurigai keduanya karena terlihat sangat dekat. Kakaknya yang anti physical touch kini menunjukkan keanehan saat bersama anak tadi.
"Bu Biancaaa," Citra mengejar Bianca dari keluar lift dan berjalan ke kamarnya.
Bianca tetap menekan pin kamarnya dan memilih mengabaikan Citra dengan harapan anak itu akan menyerah. Namun tidak semudah yang ia pikiran, Citra justru ikut masuk ke dalam dengan menyengir lebar. Tatapan speechless Bianca membuat Citra mengulum senyuman.
"Apa yang kamu lakukan ?" tanya Bianca datar.
Mungkin semua orang akan terusik dan sadar jika mereka menganggu pemilik ruangan ini, namun sayangnya Citra tidak demikian. "Tidak ada, aku hanya mengunjungi dosen kesayanganku." ucapnya.
Bianca tidak habis berfikir melihat Citra yang melenggang pergi ke dapurnya untuk meletakkan makanan yang ia bawa. Ia menampilkan wajah kesalnya sembari menyilangkan kedua tangannya memperhatikan Citra yang memindahkan makanan ringannya ke piring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Wife (GXG)
عاطفية⚠️Love Story GXG⚠️ Bianca William Sean Citra Azalea ❗Homophobic jauh jauh❗ Sinopsis: Siapa yang menyangka bahwa alur kehidupan Citra berjalan sangat indah dibalik kesengsaraannya sebelum masuk ke bangku perkuliahan. Kehidupannya berubah 180° setelah...