Bab 5

93 3 0
                                    

"Sasa, kamu dimana, aku sangat mencintai kamu sa." Racau Sean yang sedang tertidur.

"Sa, uncle mintak maaf Sa, kembali lah Sa uncle kangen kamu." Sean terus meracau memanggil manggil Sasa.

"Bagaima ini mas, malah badan nya panas tinggi lagi." Ucap Raisa yang panik melihat adik ipar nya jatuh sakit.

"Tenang lah ma, kalau mama panik papa juga ikutan panik." Sean terus menghubungi dokter keluarga. Tak lama dokter pun datang, dokter langsung memeriksa Sean.

"Sasa, sasa bukan nya putri kalian ?" Tanya dokter Rey.

"Iya Rey, adik angkat gue mencintai ponakan nya sendiri." Ucap Wijaya tertunduk sedih.

"Terus Sasa nya dimana sekarang ? Gue gak lihat dia dari tadi."

"Sasa pergi melanjut kan kuliah nya di belanda, Sasa pergi sebab cinta nya di tolak Sean."

"Jadi anak mu juga mencintai paman dia sendiri."

"Iya begitu lah, dan bodoh nya aku sudah 1 tahun kepergian Sasa baru aku mulai mengetahui nya."

"Sekarang aku dilema Rey, aku bingung harus apa ?" Lanjut wijaya.

"Kalau aku boleh saran nih, mending kamu restuin aja deh orang dua ini, lagian Sean bukan adik kandung kamu juga kan, terus kamu ngak mikir gimana kondisi anak mu disana, takut nya Sasa lakukan hal aneh lagi agar iya bisa lupa dengan Sean."

"Kamu jangan bikin aku takut dong Rey." Jujur Wijaya juga membenar kan apa yang di katakan Rey, Rey sahabat sekaligus dokter pribadi Alexsader.

Sedangkan di sisi lain, Sasa tidur dengan gelisah.

"Uncle..." pekik Sasa dengan nafas yang memburu.

"Kenapa gue tiba tiba mimpi uncle ya, apa terjadi sesuatu dengan nya?" Ucap Sasa sambil mengatur nafas nya.

"Sa udah dong ah, kalau seperti ini terus lo kapan move on nya." Sasa kembali peringat kan diri nya.

Karena masih tengah malam, Sasa memilih turun ranjang menuju kulkas nya. Sasa meminum minuman yang beralkohol tinggi. Setelah merasa sedikit mabuk, Sasa menghentikan diri nya agar tidak minum lagi.

Pagi hari Alvero mengajak Sasa Vc, dengan malas malas Sasa mengangkat panggilan sang kakak.

"Hey kesayangan kakak, lagi apa sayang ?" Tanya vero lembut.

"Aku ingin pergi kak ." "Pergi kemana dek, kok baju mu serba hitam gitu."

"Aduh mampus gue." Ucap Sasa membatin.

"Kok diam dek, kakak tanya kamu loh ?"

"Ada yang salah ya kak sama baju aku ?" Sasa malau balik bertanya.

"Ngak ko dek, cuman aneh aja kakak lihat, oh ya kamu ngak kangen kakak gitu, kamu jarang menghubungi kakak dek."

"Maaf kak, adek lagi sibuk banget kuliah, nanti jika ada waktu luang adek telpon kakak deh."

"Janji ya dek."

"Iya kakak bawel, oh ya mama dan papa apa kabar nya ?"

"Mereka baik ko dek, mereka sehat sehat saja."

"Terus kalau uncle gimana kabar nya ?" Sasa teringat akan mimpi buruk nya se malam.

"Baik juga ko dek." Vero tak mungkin jujur dengan Sasa, takut nya Sasa menjadi pikiran.

"Bagus deh kak kalau gitu, ya udah ya kak, aku jalan dulu, ntar waktu luang aku akan telpon kakak kembali. Panggilan telpon pun terputus.

Sasa saat ini sudah berada di markas, iya mendapat kan telpon dari Kemal orang kepercayaan nya.

CEO TAMPAN DAN QUEEN MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang