________________
Disinilah Hyunjin sekarang, duduk di tempat tunggu sebuah gedung kecil yang terletak di distrik Yongsan.
Katanya, mending nunggu sendirian di depan dari pada ikut join para Orang tua rempong yang selalu ghibahin banyak orang.
Sedikit sering mengeluh karena Sampai Jam tiga sore Jeongin belum juga keluar.
"Lama banget tuhan, kalau ujan mampus ini" Kata Hyunjin yang sedikit khawatir karena Langit di atas udah ketutup rapat sama awan mendung.
Gak lama kemudian, terdengar suara para bocil yang menandakan bahwa acara belajar mereka udah selesai.
Hyunjin berdiri, selipkan surai panjang nya di telinga. Sudut bibir nya terangkat sewaktu liat Jeongin yang lari kecil ke arah nya sambil kasih senyuman lebar. Gemes banget.
"Lama banget si? Belajar apa aja?"
Tanya Hyunjin yang sekarang udah genggam tangan kanan bocah lima tahun yang gak lain adalah adiknya. Iya adik kandung, cuma beda dua belas tahun aja kok hehe.
"Belajal musik"
Wao, impressive. Jawaban yang sangat amat bermutu.
Hyunjin cuma bisa senyum, Jeongin gak salah kok, enggak."Tadi ke sini di anterin siapa? Kan Kak Jeno gak ada di rumah, yang jemput sekolah tadi siapa?"
Mereka jalan melewati pedestarian menuju Halte Bus yang jaraknya lumayan jauh dari tempat Kursus piano Yongsan.
"Buna jemput, tapi belangkat kelja lagi. Katanya kak ujin nanti kesini"
"Terus terus, bunda bilang apa lagi?"
"Kalau mau jajan minta kak ujin aja ya dek? Buna pulang nya masi nanti"
Hyunjin cuma bisa senyum elegan.
Bukan nya apa, karena Hyunjin itu hapal betul sama otak bulus adiknya. Jeongin itu pemalak berkedok adik.
Apa yang jadi mau nya harus di dapetin saat itu juga, dan yang paling sering jadi korban adalah ayah nya sama Jeno."Ujin" Langkah Hyunjin berhenti sewaktu Jeongin panggil dia pakai nada merengek. Oke, perasaan nya mendadak gak enak.
"Apa?" Tatap adiknya yang sekarang lagi cebikkan bibir ke bawah.
"Kenapa? Mau jajan?"
Dan lama anak itu cuma diem dengan ekspresi yang sama.
"Awas aja lo ya kalau nangis disini, gue tinggalㅡ"
"Hueeeeeeeee"
Mata Hyunjin melotot, anjirlah malah nangis beneran. Hyunjin buru-buru jongkok dan berusaha tenangin adiknya.
"Lagian si di tanya gak jawab, gue mana tau lo mau nya apa" kata Hyunjin sambil hapus air mata adiknya.
Jeongin itu sebenernya agak takut sama Hyunjin. Hyunjin itu galak gak kayak kak Jeno, kalau kak Jeno itu bicara nya gak pernah kasar, suka beliin jajan, kalau Jemput juga selalu pakai motor kalau gak gitu mobil. Kalau sama Hyunjin selalu nya jalan kaki, dan Jeongin itu sebenernya capek, cuman gak berani bilang.
YOU ARE READING
Perfect Shoot « hyunho »
Fanfic[written in Bahasa] After a while, when I recognized you. Everything was clearly changing. My world separates to before and after knowing you. © pythagoras_ss ²ⁿ²⁴ minho.hyunjin dom min! Sub Jin!