14. Tiba-tiba berada di hutan

97.5K 1.5K 42
                                    

“Ternyata kamu sangat tinggi,” ucap Megan dengan mata yang masih terpejam dan tangan meraba hingga ke kepala makhluk itu.

‘Jika kau ingin aku buatkan sarapan, maka kembali ke tempat dudukmu!’ suara bagaikan bisikan halus itu terdengar memerintah. Membuat Megan kembali membuka matanya dan berjalan ke arah meja makan sembari mendengus kecil.

Dia memperhatikan alat-alat masak yang melayang di udara. Apa yang dilihat oleh matanya saat ini sangat tidaklah masuk akal, tetapi pemandangan itu benar-benar nyata di depan matanya.

“Apakah aku bermimpi?” dia mencubit lengannya, tetapi dia meringis karena dia merasakan sakit akibat dari tindakannya itu. Artinya, dia benar-benar tidak sedang bermimpi.

Sembari menunggu, pikirannya berkela entah ke mana. Dia memikirkan kekasihnya yang meninggal dengan tiba-tiba dan rasa bersalah langsung memenuhi hatinya.

Jika saja dia tidak tergiur dengan harga murah rumah yang ditempatinya saat ini, maka kekasihnya tidaklah akan meninggal dan dia tidak akan mengalami kejadian aneh seperti sekarang. Serta, dia juga tidak akan kehilangan keperawanannya begitu saja.

Ia menghela napas berat. Tidak berselang lama, sepiring spaghetti melayang di udara dan berhenti di depannya. Membuatnya sedikit terkejut dengan hal itu karena sebelumnya dia tengah tidak fokus, tetapi dengan cepat ia mengendalikan ekspresi wajahnya.

“Aku seperti sedang melihat pertunjukan sulap di sirkus,” ucapnya. Membawa pandangan pada spaghetti yang tampak menggiurkan itu. Mengambil garpu dan memeriksanya apakah layak dimakan atau tidak.

‘Aku tidak memasukkan racun.’ suara halus bagaikan hembusan angin itu kembali didengar oleh Megan. Ia tidak begitu memperdulikannya dan tetap mengaduk spaghetti yang memang tampak layak untuk dimakan.

Setelah itu, dia melilitkan pada ujung garpu sehingga membentuk gulungan kecil dan dengan ragu-ragu membawa ke mulutnya. Dia antara yakin dan tidak apakah akan memakan spaghetti tersebut.

Setelah mengumpulkan keberanian. Dia memasukkan spaghetti itu ke dalam mulutnya sembari memejamkan mata. Namun, ekspresi wajahnya seketika berubah dan matanya terbuka lebar merasakan makanan tersebut sangatlah enak.

“Ini sangat enak dan jauh lebih enak dari yang biasa aku makan. Apakah kamu seorang chef di dunia hantu?” kalimat tersebut terlontar begitu saja dari mulutnya. Dia masih mengunyah spaghetti dan menikmati rasa yang luar biasa memanjakan lidah Asianya.

‘Minumlah susu ini!’

Segelas susu melayang di hadapan Megan, membuat Megan kembali terkejut karena dia tidak terbiasa dengan benda-benda yang melayang di sekitarnya. Dia mengucapkan terima kasih dan langsung mengambil susu itu.

“Apakah dulu kamu seorang manusia?” tanyanya.

Namun, tidak ada jawaban dari makhluk itu. Dia pun kembali melanjutkan sarapannya dan juga menghabiskan susunya. Hingga, sarapan tersebut benar-benar ludes olehnya. Entah karena enak atau memang dia yang kelaparan.

“Aku selesai. Aku pergi dulu.” dia beranjak dari duduknya. Membawa piring kotor ke tempat pencucian piring dan kembali mengambil barang-barangnya.

“Oh, iya. Nanti pukul 10.00 ada seseorang yang akan ke sini. Dia akan membersihkan rumah dan menambah bahan-bahan kulkas. Bisakah kamu tidak menakutinya?” Megan kembali bertanya, tetapi masih tidak ada jawaban dari makhluk itu.

“Apakah kamu marah? Beberapa hari lalu aku sempat menghubungi mereka untuk membersihkan rumah, karena belakangan aku sangat sibuk dan aku juga ketinggalan banyak materi kuliahku,” ucap Megan sedikit memelas. Entahlah, kemarin dia sangat ketakutan terhadap makhluk itu, tetapi sekarang dia sudah merasa biasa saja. Asal makhluk itu tidak marah dan tidak sedang murka.

Hantu Tampan Penghuni Rumah Kosong 21+++ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang