Ricky benar-benar diajak bermalam bersama di apartemen milik Ayah Gunwook, dan bagian lucunya adalah ternyata Ayah Gunwook sedang mengadakan rapat di sana bersama rekan kerjanya. Jadi Gunwook semalam digoda habis-habisan oleh beberapa rekan kerja Ayahnya karena mereka baru bertemu dengan Gunwook lagi setelah sekian lama, apalagi ia berani membawa orang lain menginap di apartemen sang kepala keluarga.
Rekan Ayah Gunwook dan bahkan Ayah Gunwook sendiri sempat mengira Ricky adalah perempuan, itulah mengapa Gunwook awalnya digoda karena mereka mengira Gunwook berani membawa perempuan ke sana.
Meski terkesan konyol, namun bagaimanapun malam itu sangat berkesan bagi Ricky, ia dan Gunwook banyak berbagi cerita tentang kehidupan masing-masing, mereka saling tertawa dan merasa nyaman satu sama lain sampai saat fajar baru menjelang Gunwook mengantarkan Ricky kembali ke asrama kampus. Ya, mereka tidak tidur. Malam itu juga Gunwook terus mengucapkan maaf berkali-kali karena sikap Gyuvin pada Ricky meskipun pemuda itu tidak memberikan alasan yang pasti tentang sikap Gyuvin semalam.
Dan Ricky tidak menuntut untuk paham, mungkin kedua sahabat itu memiliki alasan sendiri yang tidak boleh Ricky ketahui.
Hanya jiwa Gunwook yang tahu, Gyuvin sama seperti dirinya. Orang bodoh mana yang tidak bisa melihat bahwa Gunwook juga diam-diam merasakan hal yang sama. Jiwanya yang tabah dalam penantian, kini kembali membuncah kala sosok itu seakan terlahir kembali di hadapannya. Mungkinkah Tuhan melihat keikhlasan jiwanya? Mungkinkah kali ini kesempatannya untuk mendapatkan apa yang ia damba?
“Ricky,” Gunwook menahan lengan Ricky saat pemuda itu hendak memasuki gerbang asrama mahasiswa Arsitektur. “You know what, I'm glad I met you in this universe.”
Ricky tahu, ada rasa yang tidak bisa Gunwook ungkap. Rasa dan karsa yang lebih dari syukur, tersimpan begitu dalam di iris matanya yang legam. Ia tak bisa menerka apa maksud dari ucapan pemuda itu. Namun Ricky tersenyum, ia mengangguk, kemudian melenggang pergi setelah berkata, “thank you for saying that, Gunwook.”
⋆⋆⋆
Hari ini Gyuvin terus berusaha untuk mengajak Gunwook bicara perihal yang terjadi di apartemennya semalam. Ia merasa sikapnya semalam keterlaluan pada Gunwook. Meskipun ia benar-benar marah pada Ricky namun ia tidak seharusnya bersikap demikian buruknya pada sahabatnya sendiri. Karena demi apapun, itu merupakan hal terburuk yang seharusnya tidak pernah ia lakukan kala mengingat janji yang telah mereka buat sejak berada di bangku SD. Ya, hanya sebuah pinky promise anak-anak yang tak berani diingkari oleh siapapun, baik Gyuvin, Gunwook, maupun sang pembuat janji itu sendiri—Ryu.
Gyuvin pikir ia yang seharusnya lebih marah di sini, namun ternyata Gunwook terlihat lebih marah padanya. Pemuda Park itu terus menghindari kontak mata dengannya meskipun teman-temannya ikut membujuk agar Gunwook mau memaafkan Gyuvin apapun alasannya. Mungkinkah Gunwook sangat sakit hati dengan sikapnya? Lalu bagaimana dengan dirinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓑eautiful Boy
Fiksi PenggemarThe story when "What If" becomes the only most painful hope we hold. _____________________ Beautiful Boy ; 𝐀 귭맄 fanfiction (ft. ZB1 & Boys Planet) 𝕾hen Ricky adalah seorang mahasiswa rantau dari Cina yang kesehariannya hanya dipenuhi dengan...