***
RABU pagi yang syahdu karena Kegiatan Belajar Mengajar belum dimulai itu membuat sebagian murid merasa bebas melakukan apa yang mereka mau sebab masa orientasi sekolah untuk siswa baru masih belum selesai dilakukan. Sebagai kelas 12, Nistisha dan ke-empat temannya itu tentu memiliki cara tersendiri untuk memperkenalkan diri, tentang siapa mereka disekolah ini. Nampak superior memang, tapi menurutnya itu bukan hal yang salah selagi dia tidak menerapkan senioritas dengan merundung ataupun menindas adik kelas mereka.
Dibantu oleh Kanaya yang kebetulan sedang gabut, Nistisha tengah memisahkan dokumen hasil seleksi anggota baru tim jurnalistik sekolah mereka. Mengisi posisi sebagai model, sekaligus anggota dari tim jurnalistik membuat Nistisha harus bekerja dua kali. Namun dia cukup menikmati apa yang dia lakukan sekarang ini, terbukti senyum gadis itu tidak memudar sejak satu jam yang lalu.
"Buat majalah sekolah tahun ini, tim jurnalistik ngerancang konsep apa Sha?"
Suara Kanaya sedikit beradu dengan kerasnya musik yang diputar anak-anak kelasnya lewat speaker kelas. Gadis itu menatap Nistisha, menunggu jawaban dari sahabatnya yang sepertinya sejak tadi pagi cukup berbeda ini.
"Anak-anak ada ngusulin beberapa konsep sih, tapi belum dibahas lebih lanjut lagi." Nistisha mengambil staples, kemudian menggunakannya untuk menggabungkan formulir. "Gue lagi kepikiran buat nunjukin sesuatu yang lain dari sekolah ini sih, sesuatu yang jarang dilirik gitu. Apa ya kira-kira Nay?"
"Kegiatan rutinan anak Redmoon? Wkwkw?" Kanaya mengusulkan sambil tertawa kecil, "Gue dengar-dengar, Tama kemarin lagi sibuk nyiapin dana Bazaar buat acara tahunan mereka."
"Kok lo tau?" Nistisha menatap Kanaya heran.
"Mamanya bilang ke gue sih, katanya anak lanang-nya itu gak keluar kamar berhari-hari. Taunya ditodong Bang Regan buat ngirim konsepan acara."
For your information, Kanaya dan Abhitama itu bertetangga, rumah mereka sampingan. Jadi wajar jika Mamanya Tama kenal dekat dengan keluarga Kanaya, dulu saat mereka kecil juga sering menghabiskan waktu dengan main bersama. Tetapi tentu saja seiring berjalannya waktu dan kedewasaan membuat mereka sedikit menjaga jarak. Namun, beberapakali Kanaya masih terlihat duduk manis diboncengan Abhitama saat ke sekolah.
"Oh, iya.. terakhir gue ikut Bazaar mereka.. pas Kak Alaska dkk masih disini, yang barengan sama kelulusan mereka ya. Apa tahun ini juga gitu?" Nistisha terlihat berpikir, kemudian teringat bagaimana mereka yang saat itu masih kelas sepuluh takjub akan flashmob dilakukan anak Redmoon.
"Gak tau, Jeksa emang gak ngomong sama lo?"
Gurauan Kanaya itu membuat Nistisha menatap temannya dengan nada jengkel, namun dia sama sekali tidak membalas hal itu. Fokus Nistisha malah teralih pada paper bag berisi hoodie Jeksa semalam. Dengan tambahan kotak makan berisi nasi goreng buatan Mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaleidoscope: The Extraordinary J | Park Jisung
Teen FictionNistisha Gantari tidak pernah menyangka jika tahun terakhirnya di SMA akan dihabiskan dengan berurusan dengan pentolan geng, Jeksa Alden Ellion yang selama ini tidak pernah berinteraksi lebih dengannya. Yang membuat Nistisha kaget setengah mati, lak...