"Nggak ada yang ga mungkin, itu
hanya kegagalan kecil untuk bisa berhasil.
Lain kali lo coba lagi, ya?"
🦋 -Adelina alisha- 🦋•
••
"Meira, tunggu aku!" teriak seorang gadis yang terus berlari mengejar gadis di depannya.
Meira mendengar teriakan dari sahabatnya itu, namun kakinya seakan tidak ingin berhenti untuk melangkah. Dirinya juga masih kesal dan marah karena kejadian kemarin sore.
"Meira, tunggu! Kamu kenapa, sih, ngehindarin aku terus dari tadi pagi?" tanya Zeeya saat berhasil menarik tangan Meira ke arah samping tangga.
"Lepas, Zeeya," ucap Meira dingin. Zeeya menautkan keningnya merasa heran, apakah ia melakukan suatu kesalahan pada manusia didepannya ini?
"Apasih kamu, Ra. Kamu kenapa?" tanya Zeeya lembut menangkup kedua pipi itu agar menghadap sepenuhnya padanya.
Netra mereka saling bertemu, beradu pandang cukup lama. Hingga pada akhirnya, Meira melepas kontak mata itu.
Jika begini, ia tidak akan pernah bisa marah pada Zeeya. Tatapan teduh gadis itu seakan selalu berhasil menyihirnya.
"Ra, aku punya salah sebesar itu kah sama kamu?" Zeeya menunduk tak berani menatap Meira yang kembali menatapnya tajam. Seperti akan menerkam dirinya hidup-hidup.
Meira menghela napasnya pelan, kemudian memegang kedua tangan Zeeya yang masih berada di pipinya. "Kamu mau tau kesalahan kamu apa, Zee?" tanya Meira akhirnya.
Zeeya mengangkat kepalanya, mengangguk cepat, "iya, aku mau tau apa kesalahan aku sampai bikin kamu marah dan nggak negur aku dari pagi."
"Kamu bohong."
Dua kata itu lolos dari mulut Meira, membuat Zeeya menautkan alisnya tak mengerti. Apa maksud ucapan Meira?
"Masih ngga sadar? Atau kamu pura-pura bodoh dan ngga sadar aja?" Meira menatap dalam manik hitam itu.
"Aku beneran nggak tau," ungkap Zeeya jujur. Dirinya benar-benar tak menangkap apa yang Meira ucapkan tadi.
"Kamu bohong, Zeeya. Kamu bohong!" Meira mengguncang bahu itu sedikit kuat. "Kemarin sore, di trotoar jalan, kamu lagi berduaan sama Christian 'kan? Tapi, pagi itu kamu bilang ada urusan keluarga jadi ngga bisa pergi bareng aku dan Adel. Jadi apa itu semua kurang jelas buat kamu ingat lagi, Zeeya?"
Bagus, Meira mengatakan dengan sangat detail dan jelas. Zeeya mengangguk pelan, membenarkan ucapan gadis itu.
"Maaf."
"For what? "
"A-aku udah bohongi kamu dan Adel," balasnya menunduk lesu. Netranya seakan ingin menghindari tatapan Meira yang menjurus padanya.
"Udahlah, Zee, mungkin kamu memang ada keperluan penting sama Christian sampai harus ngebohongin dua sahabat kamu. Iya, 'kan?"
"Nggak gitu, Ra, aku—" ucapannya terjeda saat Meira menatap dirinya tajam. Ia kembali menunduk pelan.
"Apa? Alasan apalagi yang mau kamu keluarin dari mulut kamu itu, Zeeya aisha yabella?" tanya Meira dengan nada rendah. Memperhatikan lamat-lamat gelagat gadis di hadapannya ini.