" ... ini benar-benar gawat, kan?"
Satu minggu berlalu sejak Soraru demam dan belum ada tanda-tanda akan turun. Terlebih Mafu juga sudah hilang akal untuk membantu menyembuhkan demam Soraru. Maka, ia hanya bisa memikirkan satu solusi praktis dengan resiko yang belum bisa diperhitungkan.
Mengeluarkan buku pemanggilan dari saku hoodie-nya, Mafu menjepit buku diantara telapak tangan untuk kemudian memejamkan mata dan berkonsentrasi. Untungnya ia masih ingat dengan apa yang ia lakukan kemarin, jadi tidak ada masalah untuk pengucapan manteranya. Demi kesembuhan Soraru, bertingkah sedikit chuuni bukan bayaran yang mahal.
"Mewakili nama Tuanmu yang agung, penuhilah panggilanku dan tundukkan jiwamu."
Buku pemanggilan bercahaya di detik berikutnya dan melayang tepat diatas tangannya. Sembari memerhatikan lembar demi lembar halaman yang terbuka, Mafu mengernyit dalam.
Aku harus apa sekarang? Mau sebut nama pun aku tidak tahu harus panggil siapa, kan? pikirnya sejenak.
Tenggelam dalam pikirannya, Mafu mencoba menggali ingatannya terkait mitos-mitos dan legenda apapun yang dia ketahui. Terutama mengenai yokai yang akrab dengan obat-obatan dan dekat dengan alam. Bergumam beberapa saat, sekelebat sosok dalam sebuah mitos muncul dalam otaknya. Kembali menepukkan tangannya, Mafu mengucap sebaris mantera dengan yakin.
"Mewakili nama Tuanmu yang agung, penuhilah panggilanku dan tundukkan jiwamu. Kepakkan sayapmu ke hadapanku bersama dengan segala pengetahuanmu. Datanglah padaku segera, Sang Tengu!"
Satu lembar kertas berdiri tegak untuk kemudian sebaris aksara kanji lama keluar dari permukaan kertas. Tepat Mafu meraih aksara itu dan mencengkramnya, semburat cahaya menyala terang dan menghilang perlahan. Begitu membuka mata, Mafu disambut oleh sosok pria dengan yukata hitam dan sepasang sayap gagak berdiri dihadapannya. Sepasang manik cokelat cerah yang selaras dengan rambut tipisnya menatap Mafu tajam sebelum kemudian berbinar dan melebar tak percaya.
" ... Seimei-sama?" sebut yokai tengu itu. "Apa ini sungguhan? Ini bukan mimpi, kan?"
"Eh? Eum ... " Mafu mendekap buku pemanggil dan membalas dengan senyum kikuk. "Biar kujelaskan dulu—"
"ASTAGA!! KUPIKIR KAU MENIPUKU SOAL JANJI MINUM SAKE SAAT HANAMI 300 TAHUN LALU!!" Seru Tengu itu nyaring dan melompat memeluk Mafu erat. Tidak berhenti disana, Tengu itu menempelkan pipinya pada pipi Mafu dan mengusakkan pipi heboh sambil menangis keras. "HUAAA!! AKU TAHU KAU MEMANG TIDAK BERBOHONG!! KAU— UEGH!!"
Tengu itu terpelanting jauh ke belakang lantaran serangan tak terduga dari ekor biru bersisik yang menampar tepat di wajah yokai gagak itu. Terhenyak tak percaya, Mafu mendongak dan menatap Soraru yang berdiri namun tampak tidak stabil.
"Lho, eh? Kau sadar?!" Mafu berseru tak percaya.
Si Tengu yang tertampar ekor bangun dari rebah dan mengusap belakang kepalanya sambil meringis. "Jelas-jelas dia tidak sadar. Yang membuatnya bergerak adalah insting untuk melindungimu seperti biasanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kioku no Sora || SoraMafu [ END ]
FantasíaUtaite Fanfiction First book of Sore wa Ai to Yobudake Series Achira no Sekai, atau yang disebut sebagai dunia lain dimana makhluk selain manusia tinggal menjadi sebuah dunia yang tabu bila dimasuki manusia. Mereka yang tak sengaja menginjakkan kaki...