156.
157.Malam-malam yang mencekam itu sudah terlewat dan Evan sudah melewati masa kritisnya. Evan juga sudah dipindahkan ke ruang perawatan ditempatkan bersama Ryder yang ternyata diharuskan untuk bedrest beberapa hari.
Marvin yang memang enggan tidur karena ingin berjaga itu langsung memanggil dokter lewat bel yang ada di atas tempat tidur Evan ketika melihat ada pergerakan pada jari-jari tangan adiknya. Tak berapa lama dokter kembali datang untuk memeriksa keadaan Evan.
"Mas Evan, bisa respon?" Tanya dokter itu.
Evan mengangguk sambil merasakan sedikit kebas pada tangan dan kaki sebelah kirinya akibat posisi yang tak berubah.
Dokter telah melakukan memeriksa kondisi Evan secara menyeluruh dan kondisinya sudah cukup baik.
"Semua stabil mas, nggak ada yang perlu dikhawatirkan berlebih selain kaki Mas Evan yang butuh waktu untuk pemulihan." Kata dokter itu.
"Baik dok, terimakasih." Kata Marvin mengantarkan dokter tersebut keluar dari kamar.
"Lo bisa ngomong nggak?" Tanya Marvin.
"Bisa!" Kata Evan.
Dari sini Marvin tau jika Evan tak terlalu sakit parah walau sebenarnya ia sudah cukup terluka parah di hati dan fisiknya.
"Kenapa?" Evan melirik Ryder yang tertidur di ranjang sebelahnya.
"Waktu lo belum sadar Ryder beberapa kali ngalamin kram, jadi dia harus bedrest beberapa hari."
Mendengar ada suara bising akhirnya Ryder terbangun.
"Van..." Panggil Ryder yang melihat Evan yang sudah siuman tengah menatap dirinya dari bed sebelahnya.
"Masih sakit nggak perutnya?" Evan basa-basi saja sebab ia juga tak tau pasti apa yang dikeluhkan suaminya selain kram perut.
"Engga, maaf."
"Udah dimaafin."
"Lo berdua mau ngobrol serius nggak biar gue keluar?" Marvin merasa tak enak akan kehadirannya disini.
"Mau," Kata Ryder.
"Engga, nggak punya tenaga lagi gue." Kata Evan.
Ryder putuskan untuk diam dan menerima keputusan Evan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You (Nomin AU)
Fanfiction- tentang Evan dewasa yang memperjuangkan cinta masa remajanya, Ryder © galaxybiruu_