Part 36

34 7 0
                                    

171.

"Evan..." panggil Ryder setelah membaca pesan terakhir dari Marvin. Evan yang tengah fokus dengan ponselnya terkejut dan menoleh ke arah sumber suara.

Ryder beranjak dari atas brankar dan berjalan mendekati Evan yang tengah duduk bersandar di atas bednya.

"Evan, dengerin ya, please banget, bukan nya gue nggak mau ngertiin kondisi lo, tapi please biarin gue buat jelasin semuanya—"

Ryder menjeda, menenangkan dirinya lebih dulu sebelum kembali melanjutkan kalimatnya. Ryder berdiam, berhasil membuat jantung Evan berdetak dua kali lebih cepat dari sebelumnya.

"Kenapa kak?" Ucap Evan memecahkan keheningan.

"Soal talak pertama lo waktu itu—"

"Kenapa kak? Mau langsung cerai aja? Atau nunggu anak itu lahir? Atau—"

"Lo bisa nggak sih, gak motong pembicaraan gue? Dengerin gue dulu bisa? Disini gue yang mau ngasih penjelasan, disini gue mau ngasih seluruh jawaban yang lo mau. Jadi adi gue mohon dengerin gue dulu, oke?" Potong Ryder yang mulai kesal dengan Evan yang terus memotong kalimatnya.

"Iya."

"Huhh... jadi pertama-tama gue mau bilang, gue minta maaf atas semua sikap gue ke lo sebelumnya, gue minta maaf atas segala luka dan sakitnya, gue minta maaf karna gue-lo sampai ngalamin hal kek gini juga—" Jeda Ryder yang merasa dirinya akan segera menangis.

"Gue mau minta maaf sama lo atas semua sikap kurang enak gue selama ini, gue harap lo maafin itu semua, kalau enggak gak papa kok, gue paham." Ryder yang kembali menundukkan kepalanya.

"Kak Ray... Gue—"

"Ssttt... gue belum ngasih izin lo buat bicara ya." Evan langsung terdiam.

Setelah memastikan Evan diam, Ryder kembali melanjutkan ucapannya.

"Evan, sebenernya gue mau jelasin ucapan gue yang waktu itu sempet lo potong. Van, gue mau lo berhenti buat ngejar gue—" Jeda Ryder yang berhasil membuat Evan mengerutkan dahinya.

"Karna gue mau terima semua tentang lo, tentang anak ini dan kita."

"Kak—"

"Buat alasan gue pergi dari rumah itu karna gue marah, gue ngerasa kalo lo ngehindarin gue disaat gue mau membuka pikiran dan perasaan gue buat memperbaiki hubungan kita."

"—tapi gue nggak tau kenapa kemarin lo bisa se-emosi itu sampai nggak mau dengerin penjelasan gue dulu."

"Lo kaya gini bukan karena kasihan sama gue kan kak? Kalo emang lo—" Belum sempat menyelesaikan perkataannya, Evan dibuat terkejut akan perilaku Ryder yang tiba-tiba.

Cup!

Satu kecupan singkat tapi berhasil membuat Evan bungkam.

"Dengan ini, apa lo masih ngeraguin ucapan gue, Van?" Evan yang masih diam mencerna kajadian yang baru saja terjadi membuat Ryder mengusak puncak kepala Evan gemas.

"Aku cuma mau ngomong itu ke kamu kemarin, tapi keknya kamu udah muak ya sama aku? Terlebih sikap aku Van. Aku minta maaf ya dan aku serahin semua keputusan di kamu Van, termasuk ber...."

Belum sempat Ryder melanjutkan perkataannya ia langsung terkejut karena Evan yang langsung merengkuh pinggang Ryder dan mendaratkan ciuman pada bilah bibir Ryder.

"Nggak, jangan ucapin kata-kata itu lagi kak." Ucap Evan setelah memutuskan ciuman mereka.

Ryder tersenyum, "mulai sekarang jangan kejar aku lagi, tapi bantu buat belajar sayang sama kamu, cinta sama kamu dan membuat rumah yang nyaman untuk kita serta anak kita nanti."

"Daddy mau kan bantu Papi? Bantu Papi mencintai Daddy dan bangun rumah ternyaman buat baby?" Ucap Ryder pada janin dalam perutnya.

"Iya sayang, aku mau, Daddy mau" Jawab Evan sambil meneteskan air matanya dan memeluk serta mencium kembali Ryder walaupun sedikit kesulitan.

Back To You (Nomin AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang