Bab 2

142 14 1
                                    

"Victory!"

Tulisan itu terpampang jelas di ponsel Blaze dan Solar yang masih saja bermain Mobile Legends hingga larut malam. Jam sudah menunjukkan pukul 12, namun mereka berdua belum juga tidur.

"YES! AKHIRNYA KITA MENANG JUGA!" Blaze mengirimkan sebuah pesan suara pada Solar di aplikasi hijau. "Iya, makasih ya udah nemenin gua push rank. Kapan-kapan ayo mabar lagi." balas Solar tak kalah senang.

Tiba-tiba, ada sebuah pesan yang dikirimkan oleh Halilintar di grup kembar tujuh bersaudara.

Gledek
Tdr, udh mlm. Gsh triak-triak. Brisik.

"Ish, si Hali ganggu kesenengan orang aja." cibir Blaze. Sedangkan Solar hanya merengut, rasanya ingin misuh-misuh begitu membaca pesan dari Hali.

"Aze, sih. Teriak-teriak. Jadinya kedengeran, 'kan." Solar menjadi begitu kesal karena mereka berdua ketahuan belum tidur hingga larut malam.

Gedebak! Gedebuk! Gedebak! Gedebuk!

Suara aneh terdengar dari kamar sebelah Solar. Lebih tepatnya, kamar Andrew. Suara bising itu sangatlah mengganggu telinga Solar.

"Andrew ngapain, sih, malem-malem gini? Udah tengah malem, masih aja ribut." Solar menggerutu pelan. Rasanya ingin sekali memprotes, tapi takutnya akan menimbulkan masalah baru.

Karena penasaran, Solar pun melangkahkan kakinya menuju pintu. Ia mencoba membukanya dengan pelan, dan memfokuskan pandangan matanya keluar. Wajahnya hanya berjarak beberapa senti dari pintu kamar, sehingga ia dapat melihat jelas pemandangan tak enak diluar.

Tampak Andrew luka-luka di bagian wajah dan tangan, diduga karena dipukuli oleh Cynthia yang saat ini berhadapan dengan Andrew.

"Bangsat lu, Cyn! Kenapa lu hajar gua, hah?! Gua kira lu temen yang baik karena udah kenal lama dari SMA, udah lama ngekos bareng disini juga!" protes Andrew tak terima.

"Temen sih temen, Ndrew! Lu udah berbuat kriminal! Gua sebagai temen yang baik tuh pengen nyadarin elu, dan pengen lu kembali ke jalan yang lurus!" bantah Cynthia berapi-api.

"Gua tahu, lu sayang banget sama Diana! Lu cinta banget sama Diana! Bahkan, lu sampai rela pacaran beda agama sama Diana! Gua tahu itu semua, Ndrew! Tapi, gua nggak mau kalian berdua terpengaruh pergaulan bebas kayak gini! Kalian udah berbuat salah dan kriminal, tahu nggak?! Gua nggak mau sahabat-sahabat gua jadi jahat!" Cynthia berteriak histeris, dan perlahan air matanya turun membasahi pipinya. Ya, air mata kekecewaan.

"Gua nggak peduli! Mau gua jadi kurir narkoboy, mau Diana jadi bandar narkoboy, kami nggak peduli! Ini adalah jalan darurat kita buat dapet duit, Cyn! Kami nggak mau hidup susah!" Andrew menolak nasehat Cynthia mentah-mentah.

"Lu kira hidup gua nggak susah, hah?! Coba lihat gua, Ndrew! Ortu lu cerai, seenggaknya masih ada Ibu lu yang sayang dan perhatian sama lu! Diana yatim piatu, dia masih punya neneknya! Gua nggak punya siapa-siapa! Ortu gua cerai, hak asuh jatuh ke bokap gua, dan bokap gua malah meninggal dunia karena ditabrak mobil! Emak gua nggak tahu kemana perginya sama selingkuhannya! Gua cuma ngandelin penghasilan dari joki tugas dan jualan risol, memang untungnya dikit, tapi seenggaknya nggak berhubungan dengan kriminal kayak lu berdua! Gua nggak hilang arah meskipun ditimpa cobaan bertubi-tubi dengan kehilangan banyak orang!"

Andrew tertegun dengan perkataan Cynthia. Hidupnya memang serba sulit tanpa sosok ayah, tapi setidaknya ia masih memiliki Ibu yang penuh perhatian dan kasih sayang padanya. Begitupun Diana yang yatim piatu tapi masih memiliki nenek yang begitu menyayanginya. Berbeda dengan Cynthia yang benar-benar harus berdiri di atas kaki sendiri karena tak memiliki siapapun untuk berteduh dari kerasnya dunia.

"Kalo kalian aja sekarang udah nggak bisa jadi tempat gua pulang dengan nyaman, gua harus nyari siapa lagi buat dijadiin rumah, Ndrew? Gua mohon, ayo berubah. Gua nggak mau nambah masalah hidup gua dengan punya sahabat yang berperilaku kriminal, tapi gua juga nggak kuat kalo harus ngadepin semuanya sendirian."

Sebenarnya, Andrew sedikit tak tega mengingat nasib Cynthia yang sama sekali tak mulus. Terlebih ia dan Cynthia sudah bersahabat sejak SMA. Tapi, ia sudah buta akan kecintaannya pada Diana dan uang yang dihasilkannya dari pekerjaan haram itu.

"Cukup, Cyn. Lu nggak berhak ikut campur urusan gua sama Diana." Andrew berujar dengan suara yang lembut, namun kalimatnya sangat mengiris hati Cynthia.

"Nggak bisa, Ndrew. Ayo kita kembali jadi anak baik-baik kayak dulu. Gua kangen sama pertemanan kita yang masih sehat pas SMA dulu, dimana kita semua masih pada polos, belum mengenal yang namanya narkoba yang saat ini lu edarkan!" gertak Cynthia, meskipun sambil menangis. Sungguh kebohongan besar jika hatinya tidak sakit mendengar ucapan Andrew.

"Gua bilang cukup, ya cukup. Nggak usah banyak omong. Gua nggak butuh nasehat lu."

Tiba-tiba, pintu kamar Andrew terbuka. Diana memakai pakaian seksi dan ketat yang begitu memanjakan mata lelaki yang memandangnya. Namun, sebuah pisau tajam di tangannya membuat setiap orang yang melihatnya akan bergidik ngeri dan menjauhinya. Senyuman tipis yang terulas pada bibir Diana, membuat Cynthia semakin merasa terancam.

"Sayang, jadi dieksekusi, nggak?" ucap Diana pada Andrew dengan nada manja dan terdengar sok imut bagi Solar. "Tentunya jadi, Sayang. Kalau dia dibiarkan hidup, dia akan menghalangi rencana kita." Andrew terkekeh menyeramkan sambil membekap mulut dan mengunci pergelangan tangan Cynthia.

Cynthia berusaha memberontak dan melepaskan tubuhnya, namun sayangnya tenaga Andrew jauh lebih besar daripada tubuh mungilnya itu. Andrew membawa paksa Cynthia yang berupaya menyelamatkan diri masuk ke dalam kamarnya.

Bulu kuduk Solar merinding menyaksikan kejadian itu hingga akhir. Ingin rasanya ia berteriak histeris atau menyelamatkan Cynthia bak seorang pahlawan di film-film, namun ia tak tahu apakah ia bisa melawan Andrew atau tidak. Terlebih, itu adalah urusan mereka yang memang sudah berteman sejak lama, sedangkan dirinya hanyalah pendatang baru disini.

Hati Solar diliputi rasa bersalah. Ia ketakutan dengan seringaian jahat Andrew, namun ia juga tak tega saat teringat air mata Cynthia yang berjatuhan.

"Yaa Allah, baru datang udah nggak enak banget ini nasib. Gua bakal cari cara buat nyelametin Cynthia!" tekad Solar dalam hati.

Bersambung.....

.
.
.
.
.

Maaf agak lama up

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf agak lama up. Author lagi ujian, dan sering sakit akhir-akhir ini. Semoga aja secepatnya membaik, biar setelah ujian, Author bisa lebih rutin ngetik kayak biasanya.

Kost Abah Agus: BoEl [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang