19. Penyamaran

1.2K 214 45
                                    

Inget cuman fiksi, Happy Reading!

*

Bagaimana rasanya dikhianati? Bagaimana ya? Rasanya dunia Rheas runtuh seketika. Setelah menjalani hidup keduanya, Rheas merasa kembali asing dengan hidupnya ini. Sebagai, Renjun.. hidupnya biasa saja. Meski yatim piatu tapi dia diadopsi dan dibesarkan dengan baik.

Rheas memejamkan matanya sejenak. "Hei, Blanche.." panggil Rheas.

"Ya, yang mulia?"

"Bisa dandani aku seperti Shermaine?" tanya Rheas kemudian.

Blanche terdiam."Saya tidak punya wig yang mirip seperti rambut emas milik Shermaine, tapi jika anda akan menemui Selena, itu akan cukup untuk mengecohnya.." balas Blanche.

Rheas mengangguk. "Baiklah, itu artinya kau bisa melakukannya.."

"Maaf, yang mulia.. Apa anda akan menemui Selena?" kali ini Blanche yang bertanya.

Rheas tidak langsung menjawab, jarinya mengetuk permukaan meja rias pelan. "..iya, untuk meyakinkan diriku sendiri.." jawab Rheas lirih.

"Tentu saja, yang mulia.. Saya akan menyiapkannya alat penyamarannya sekarang.." setelah mengucapkan hal itu Blanche tidak terlihat untuk beberapa waktu.

Rheas bangkit dari tempat tidurnya, berjalan menuju meja rias. Memperhatikan pantulan dirinya sendiri. Kilasan kilasan dimana dirinya tertawa bersama Selena bermunculan. Mengingat itu kepalanya terasa memberat. Bagaimana bisa dia bisa tersenyum dan tertawa dengan terlihat tulus seperti itu jika semua hanya pura-pura?

Kemampuan akting yang sangat mengagumkan..

"Yang mulia.. saya sudah siap, haruskah saya mendadani anda sekarang?" tanya Blanche.

"Iya, dandani aku sekarang.."

*

Tempat ini rasanya semakin gelap dan pengap, semakin ke dalam rasanya dada Rheas semakin berat dan nafasnya kian sesak. Padahal rasanya terakhir dia kemari tekanannya tidak tidak seberat ini, apa mungkin karena hatinya juga merasa berat dan tidak percaya?

"Kau terlambat datang heh? Shermaine?" sapaan itu terdengar asing karena diucapkan dengan nada yang berbeda meski dengan suara yang sama.

"Penjagaan semakin ketat.." Rheas memutuskan menjawab pendek.

"Aah, padahal aku sudah yakin tidak akan ketahuan. Siapa yang sadar bahwa si kecil itu diracuni?" tanya Selena kemudian.

"Ratu Yevghaniya, dia adalah orang pertama yang menyadarinya. Dia juga langsung tanggap dengan memberi obat penawar. Sekarang bagaimana?" Rheas balik bertanya. Ternyata benar, Selena memang penjahatnya.

"Whyne ya.. Dia memang selalu mengganggu. Kita harus segera membuat dia kembali ke kerajaan. Kita harus segera membunuhnya, dia akan menjadi ancaman yang besar jika dibiarkan tetap hidup.." balas Selena.

"Kenapa?" Rheas tanpa sadar bertanya. Sialan, keceplosan. "Bukannya dia sebentar lagi juga mati?" lanjut Rheas.

"Shermaine sayang.." panggil Selena sambil meraih rambutnya. "Kita harus membuat kebencian dan gelap hati si bodoh itu semakin pekat agar lebih mudah semua berjalan sesuai rencana. Itu juga akan membuatku lebih mudah menghancurkan kerajaan kecil itu.. karena Keyrix itu juga akan hancur" jelas Selena dengan riang.

"Kenapa kau tidak membunuh si selir itu saja dulu?" pertanyaan Rheas membuat suasana di sekitarnya terasa lebih dingin.

"Kau menyelidiki masa laluku?" tanya Selena dengan alis yang naik.

"Tentu saja, rasanya curang karena kau sudah tahu semua tentangku karena memutar waktu sementara aku tidak tahu apa apa padahal aku partnermu.." tukas Rheas. Kepalanya terus berpikir agar dia bisa bertanya tanpa dicurigai.

I'm not the Original Anti Villain | NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang