Hello Readers...
Happy Reading
•
•
•Healer : seseorang yang memiliki sihir dengan tipe untuk menyembuhkan luka, kadang mereka bersama dengan seseorang yang tipe sihir nya Plant, namun itu sangat sedikit kalian lihat.
Plant : seseorang yang memiliki sihir dengan tipe peracik ramuan umumnya mereka sering dihutan untuk mencari tumbuhan, tanaman dan berbagai obat obat lainnya untuk mereka racik.
Archer : seseorang yang memiliki sihir dengan tipe serangan jarak jauh, biasanya mereka sering berada jauh dengan lawan, mereka menjadikan sihir mereka sesuatu senjata seperti panah atau senjata lainnya untuk menyerang lawan.
Sword : seseorang yang memiliki sihir dengan tipe serangan jarak dekat, biasanya mereka berada di garis paling depan untuk menyerang lawan, mereka menjadikan sihir untuk membentuk suatu pedang atau senjata yang digunakan untuk serangan jarak dekat.
Vana menutup buku nya ia mengambil kertas yang ada di atas meja, setiap meja memang memiliki kertas dan tinta, ia juga mengambil tinta dan mulai menulis rangkuman tentang buku pertama yang ia baca tadi.
1 kertas itu penuh dengan tinta yang merangkai kalimat tentang buku pertama, setelah menulis satu kertas penuh Vana kembali membacanya, merasa cukup Vana melipat kertas itu dan menyembunyikan nya di balik gaunnya agar tidak ada yang bertanya mengenai kertas itu, ia cukup malas berbicara untuk sekarang akibat hilangnya El membuat kepalanya pusing memikirkan dimana anak itu.
Ia berjalan kearah pintu keluar ia ingin cepat sampai dikamar nya karena mengingat sebentar lagi ia harus bertemu dengan archduke atau ayah dari pemilik tubuh ini.
***
"Nona bisa menunggu tuan disini, saya pamit undur diri nona" Setelah menyampaikan pesan dari Axel pengawal itu pun pergi setelah berpamitan dengan Vana
Vana hanya menganggukkan kepala nya saja dan segera duduk di sofa yang ada di ruang kerja Axel, ia memperhatikan ruang kerja Axel yang sangat luas mungkin karna barang barang yang ada di ruangan ini sangat sedikit atau memang ruang kerja ini yang terlalu besar.
Bosan karena hanya duduk Vana akhirnya beranjak dari duduk nya dan berjalan melihat setiap sudut ruangan itu, Vana berjalan kesana kemari melihat hiasan yang dipajang yang bisa di hitung dengan jari.
Vana melirik kebelakang meja kerja Axel yang ditutupi oleh gorden, karena penasaran Vana berjalan kesana dan sedikit mengintip dari celah yang ada di samping gorden itu.
Mata Vana membulat melihat sesuatu yang menakjubkan sakin menakjubkan hal yang ia lihat membuat Vana ingin kesana dan hanya ingin menghabiskan waktu disana.
Ceklek
"Kau melihat apa? "
Duk
"Duhh... " Vana memegang dahinya yang terbentur di jendela dengan sedikit merintih kesakitan karna benturan tersebut lumayan keras hingga menimbulkan suara.
Mendengar suara Vana yang kesakitan Axel segera berlari ke arah Vana, dan menarik pelan tangan Vana yang memegang bekas benturan tadi agar ia bisa melihat luka Vana lebih jelas yang ternyata memar dengan warna keunguan.
Tanpa berkata sepatah kata pun Axel segera menggendong Vana untuk duduk di sofa, tiba tiba ada seseorang yang mengetuk pintu itu dan meminta izin untuk masuk Axel pun mengizinkan orang itu masuk yang rupanya adalah tabib keluarga Geovandra.
"Periksa" Axel segera memerintah kan tabib itu untuk memeriksa Vana, dengan segera tabib itu memeriksa Vana.
"Tidak ada luka serius hanya memar yang ada di kepala nona perlu di berikan obat, nanti akan saya berikan resep obatnya" Setelah memeriksa Vana tabib tersebut membereskan perlengkapan nya.
"Saya permisi undur diri Tuan, Nona"
"Bagaimana? sakit? " Axel bertanya kepada Vana.
'Sakit lah dongo, pikir dong, lo pikir ni kepala gak puyeng? SAKIT DONGO'
Ingin rasanya Vana memaki Axel detik itu juga, tapi ia masih sadar diri jika ia memaki Axel bisa - bisa kepala nya tidak ada lagi di tempat nya.
"Yah sedikit " Jawab Vana cuek.
Alex hanya mengangguk angguk kan kepala nya, ia kembali melihat Vana yang berusaha untuk duduk dengan tangan memegang kepala nya.
'Pusing banget anjrit' Vana terus memegang kepalanya yang terasa pusing seraya berusaha untuk berdiri ia ingin pergi dari sana.
"Kau mau kemana? Lebih baik kau disini, karena kalau kau memaksa untuk kembali ke kamar mu yang ada kau hanya akan pingsan di jalan" Axel berlalu pergi ke meja kerja nya dan mulai mengerjakan kerjaan nya yang menggunung.
Vana melirik sinis Axel yang sibuk mengerjakan kerjaannya tanpa memedulikan nya yang duduk seperti orang kurang kerjaan.
30 menit berlalu dan Axel tetap tidak peduli dengan Vana membuat Vana jengkel sendiri, ia pun akhirnya berusaha berdiri kembali dan ia berhasil walaupun sedikit pusing tapi itu tidak membuat Vana berhenti untuk kembali ke kamarnya.
"Kau mau kemana? " Axel melirik Vana yang berdiri.
"Kamar " Jawaban singkat Vana membuat Axel heran tapi ia tidak peduli.
"Tetap disini " Ucapan Axel membuat Vana yang tadi membelakangi nya reflek berputar dan langsung melihat Axel yang sibuk menanda tangani kertas.
'BANGSATTT!!, LO TAU GAK SIH GUE CAPE, DARI TADI DUDUK KAYAK ORANG DONGO, SEKARANG MALAH NYURUH NUNGGU? WHATTT DASAR BAJINGAN'
Dengan senyum manis nya Vana kembali duduk dengan tenang dan kembali membelakangi Axel.
10 menit berlalu wajah Vana yang tadi penuh senyuman sekarang berubah menjadi tatapan membunuh ia seperti di mainkan oleh ayahnya sendiri.
Sedari tadi Vana menahan emosi nya agar tidak meledak ia ingin memaki, mencakar, menyiksa dan membunuh Axel yang notabenya adalah ayahnya, ia sungguh jengkel dengan seseorang yang duduk tenang di meja kerja nya tanpa memedulikan dirinya.
"Kau bisa berjalan? " Vana tersentak mendengar suara seseorang, ia menoleh ke belakangnya yang ternyata adalah ayahnya yang berdiri sembari melihat kearahnya, tunggu ia tidak melihat ke arahnya tapi lebih tepatnya kearah memar yang ada di kepalanya yang terbungkus dengan kapas.
"Iya seperti nya" Jawab Vana kurang yakin ia memang bisa berdiri tapi untuk jalan ia tidak yakin karena untuk berdiri saja itu perlu usaha keras.
"WHAAAA"
__________
Thank You For Reading Mu Wattpad Story
Maaf untuk banget baru bisa update sekarang karena aku sibuk dengan latihan jadi gak sempat untuk update
Makasih yang udah nunggu sabar menunggu bab ini
MAKASIH UDAH BACA
BANTU VOTE NYA YAHH~rabu 19 juni 2024
WOKE BYE BYE
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are A Disaster
Ficción históricaNote : bukan novel terjemahan, murni dari otak, pikiran, kepala dan haluan author sendiri. JANGAN PLAGIAT KALAU PLAGIAT GUE TEROR ________ Valenia seorang gadis pemegang sabuk hitam taekwondo, dan juga seorang mahasiswa akhir semester tiba tiba te...