[Bab 12] Dalih yang sempurna

1.4K 184 20
                                    

Happy reading!

Siap-siap jaga emosi:)

====

Arzan menempelkan cardlock dan mendorong pintu suite dengan cepat. Tangan Arzan penuh membawa tas berisi barang-barang belanjaan milik Farah, sementara tangan wanita itu juga membawa tas belanjaan sama banyaknya.

Mereka berdua baru saja jalan-jalan ke sebuah pasar seni. Berdalih harus menghadiri sebuah pertemuan market sounding yang diadakan oleh perusahaan kontraktor Beton Karya di Pulau Bali, sejak hari Minggu yang lalu Arzan dan Farah menginap di suite hotel berbintang lima ini. Sebenarnya acara market sounding sudah ditutup sejak Selasa kemarin pukul empat sore. Hans, direktur proyek Patra Construction yang sebelumnya ikut bersama mereka sudah kembali ke Jakarta sejak semalam. Sementara Arzan dan Farah memperpanjangnya hingga hari ini.

Penerbangan yang akan membawa mereka ke Jakarta berangkat pukul enam sore, sedangkan sekarang masih pukul dua belas siang, artinya mereka memiliki sisa waktu setidaknya selama empat jam ke depan untuk bersenang-senang sejenak di tempat ini.

Arzan meletakkan tas-tas belanjaan itu ke atas meja, sebelum kakinya bergerak menuju ke lemari pendingin untuk mendapatkan sebotol coke dari sana. Membawa sebotol coke di tangan, Arzan meletakkan pantatnya di atas sofa dan memperhatikan Farah mengeluarkan barang-barang belanjaan dengan riang.

Mengenakan mini pants dan sebuah t-shirt bergaris-garis yang mencetak lekukan tubuh, penampilan Farah terlihat menggiurkan. Pemandangan birunya air laut yang terhampar lewat kaca jendela suite berpadu dengan ranjang putih berukuran king yang ada di dekat sofa, seolah memanggil keluar hasrat Arzan untuk mengeret tubuh lezat milik Farah ke atas ranjang dan menindihnya.

Arzan sering melakukan perjalanan bisnis, tidak hanya di wilayah lokal tapi hingga ke mancanegara. Namun, perjalanan bisnis Arzan kali ini membuatnya sangat antusias. Ditemani oleh seorang asisten pribadi yang cantik, perjalanan bisnis tiga harinya jadi tidak terasa membosankan. Sebaliknya, Arzan begitu bergairah dan ingin memperpanjangnya hingga akhir minggu ini. Tentu saja, Arzan tak mungkin melakukannya.

Arzan memang tengah tergila-gila dengan asisten pribadinya ini. Farah tidak hanya memiliki wajah cantik serta tubuh indah, wanita itu juga cerdas dan cekatan. Di mata Arzan, Farah adalah sebuah paket lengkap. Dia tidak hanya melayani Arzan dengan sangat baik dalam pekerjaan, tapi juga bisa menjadi liar di atas ranjang—hal yang tak pernah Arzan dapatkan sebelumnya. Membayangkan apa yang sudah mereka lalui selama tiga malam ini, membuat pangkal paha Arzan menegang. Farah memang sudah membuat Arzan begitu menginginkan wanita itu dan melupakan segala-galanya.

"Lihat, Arzan. Model bajunya keren, kan? Aku mau coba." Farah berbalik dan memperlihatkan potongan sebuah baju di tangannya. Arzan tak mengerti soal mode pakaian, sehingga dia hanya mengiakan saja kata-kata Farah. Wanita itu buru-buru berlalu ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya. Sebenarnya Arzan memiliki sebuah kejutan untuk Farah di dalam kantong celana denimnya. Tetapi, Arzan menunggu waktu yang tepat.

"Cantik, kan?" Farah keluar dengan bertelanjang kaki. Tubuh Farah yang sebelumnya terbalut mini pants dan t-shirt ketat, kini berganti dengan sebuah mini dress bermotif batik dengan model bahu dan punggung terbuka.

"Cantik," sahut Arzan singkat. Tanggapan yang tampak tak antusias dari Arzan membuat mulut Farah cemberut. Wanita itu berbalik dan kembali menggali tas belanjanya di atas meja. Arzan tersenyum. Meletakkan botol coke di atas meja, Arzan mendekati Farah dan melingkarkan lengannya dari belakang.

Aroma seperti cat dari baju baru seketika masuk ke hidung Arzan saat dia mengendus leher Farah, mencicipi kulit leher wanita itu yang terasa lembut dan halus di lidahnya.

[END] Dangerous AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang