🦋 Part 35

20 2 2
                                    

Apa aku harus berhenti mencintaimu agar semuanya juga berhenti untuk terus membenciku?
•••

Setelah hari di mana Ferdi menagih dengan tidak baik, Dea lebih sering menghindar dari teman sekelasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah hari di mana Ferdi menagih dengan tidak baik, Dea lebih sering menghindar dari teman sekelasnya. Ia merasa malu karena hutang yang tidak ia lakukan selalu ditagih oleh Ferdi.

Setiap jam istirahat tiba, ia akan selalu keluar terlebih dahulu menghindari teman sekelasnya. Ia akan ke kantin dan memakan makanannya di taman belakang. Walaupun masih ada Mely dan Tina yang tetap menemaninya, ia masih merasa malu untuk bertatap muka dengan kedua temannya itu.

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Dea langsung memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. Memastikan tidak ada barang yang tertinggal atau kejadian isi buku diary lalu terulang kembali.

"Dea jangan lupa kita mau bikin kerajinan," ucap Tina yang melihat Dea terburu-buru.

"Hm."

"Tina... Dea... jadi kan?" tanya Lisa yang baru saja datang bersama Laili.

Tina menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Lisa, "jadi... ayo." Lalu ia beralih menatap Dea yang terdiam, "ayo Dea," ucapnya seraya menarik lengan Dea.

Dea menganggukkan kepalanya pelan, ia mengikuti langkah Tina dengan kepala tertunduk. Kedua tangannya memegang erat tali ranselnya. Sesekali Dea menghembuskan napasnya pelan untuk mengurangi pikiran berat dari otaknya.

"Lo udah beli bahan yang kita suruh kan?"

"Udah, kalian udah bawa yang gue suruh kan?"

"Udah dong."

"Gue kemaren cari referensi cara mudahnya, nanti kita coba deh."

"Gakpapa lah ya gak sama persis, seenggaknya keliatan kerajinan bentuk apa."

"Iya gakpapa, gurunya juga pasti ngerti kok."

Percakapan Tina, Lisa, dan Laili hanya ia dengar begitu saja. Dirinya tidak ada niat untuk bergabung. Ia masih memikirkan hutang lima belas juta yang terus ditagih Ferdi.

"Sampai," ucap Tina. Ia menatap ketiga temannya, "ayo masuk."

Laili dan Lisa langsung masuk ke dalam rumah Tina. Begitupun Dea yang menyusul di belakangnya.

"Bentar, gue ambil alat-alatnya dulu," ucap Tina seraya meninggalkan teman-temannya di ruang tamu.

"Ada siapa Tina?"

"Temen sekolah, mau kerja kelompok!!"

Tak lama terdengar suara langkah kaki dari dalam rumah. Lalu muncul wanita paruh baya yang tersenyum manis ke arah Dea, Lisa, dan Laili.

"Halo Tante," sapa Dea seraya bersalaman pada ibu Tina.

Laili dan Lisa mengikuti Dea untuk bersalaman dengan ibu Tina. Mereka tersenyum tipis dan saling melirik satu sama lain.

Dia & Enam Tahun Setelahnya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang