"Ambil! Ambil apapun yang kau mau. Sejak awal aku memang tidak memiliki itu semua!"
●●●
Mobil itu melesat , membelah jalanan kota yang tampak ramai. Eyra sudah duduk disamping Razril. Pria itu kini mejadi lebih rajin menjemput adiknya meski ia sangatlah sibuk, sungguh tidak seperti Razril yang pertama kali Eyra kenal, 3 tahun lalu.
"Kita akan kemana?"
"Kantorku."
"Mengapa kau mengajakku?" ia bertanya, sebab hubungan mereka memang tidak sedekat itu, dan Eyra yakin rekan-rekan kerja Razril pasti tidak mengetahui jika dirinya memiliki seorang adik perempuan seusia Eyra.
"Aku hanya akan mengambil berkas yang tertinggal," Eyra mengikuti langkah Razril menuju lift. Entah hanya perasaannya, atau ini memang kenyataan yang harus ia hadapi. Banyak sepasang mata yang memandangnya remeh sebab berjalan berdampingan dengan Razril, sang pengacara tampan nan hebat.
"Tunggu saja disini," Razril meninggalkan Eyra di ruangannya. Kemudian pergi ke ruangan lain. Eyra terbangun dari duduknya, berjalan menuju jendela besar yang langsung menampakkan jalanan kota sore itu.
Ia menatap segerombol anak SMA yang berlomba-lomba meninggalkan sekolah. Bahkan ia menatap sepasang anak SMA berboncengan mesra diatas motor seraya bercerita menikmati jalanan sore.
"Bahkan aku tidak tahu bagaimana kisah cintaku dimasa sekolah, apakah aku bahagia dulu?" ia tersenyum kecut.
Eyra pun berbalik, langkahnya ia bawa menuju meja kerja Razril, sontak pandangannya jatuh pada bingkai kecil yang menampilkan sosok remaja laki-laki berseragam SMA dengan seorang gadis berpakaian khas pasien yang duduk diatas kursi roda. Gadis itu tampak polos dan cantik tanpa riasan, wajahnya pucat pasi, namun senyum manis tetap terukir indah.
Retta?
●●●
"Vei.. apa kau sedang bersama Agress?"
"Aku? tidak, Ra. Memangnya kenapa? Suaramu lesuh sekali, apakah pria itu tiba-tiba hilang kabar?" tebak Veira di sebrang sana.
"Yah, dia mengabaikan pesanku. Apakah dia sedang marah? Lantas apa yang membuatnya marah? Dia sungguh aneh," terdengar kekehan dari sana, jelas Viera tergelak mendengar cibiran Eyra untuk Agress.
"Tenang saja, Ra. Aku akan menghabisinya, berani sekali dia mengabaikan sahabatku."
"Tapi Vei, apa benar belakangan ini dia jarang masuk kuliah?"
"Oh soal itu, sebenarnya aku tahu mengapa dia juga mengabaikan pesanmu, Ra. Hehehe."
"Ck! Kau ini, katakan padaku."
"Dia sedang membantu om Rendy mengurus perusahaannya, Ra. Terjadi kebocoran data, dan beberapa pegawai ditangkap sebab korupsi, mungkin itu sebabnya mengapa Agress jarang terlihat belakangan ini."
Tingnong~ Tingnong~
Suara bel rumah yang menggema sebab keadaan rumah yang memang sepi.
"Aku sudahi dulu ya Vei, terimakasih.."
"Baiklah, jangan terlalu dipikirkan, Ra. Pria itu selalu baik-baik saja." Setela itu panggilanpun diputus.
Eyra bergegas menuruni tangga, lantas membuka pintu. Kalian harus lihat, betapa terkejutnya gadis itu, Eyra sempat ingin menutup pintunya lagi, namun tamu tanpa undangan itu segera mencegahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reset
FanfictionBagaimana rasanya ketika kamu bangun dari tidurmu, semua kenangan yang menyakitkan lenyap seketika, bukan kecelakaan bukan kebetulan, namun ini sebuah keajaiban. Kamu kembali hidup tanpa bayang-bayang masa lalu yang kelam. Namun kosong, seakan bayi...