Di sebuah dimensi yang tinggi nan jauh di angkasa, tempat para bintang bersinar hidup 3 entitas yang saling memperebutkan Bima Sakti ini. Mereka adalah Rakaswara, Wirakarna, dan Atratama yang merupakan 3 makhluk pertama yang dulunya diciptakan oleh Tuhan. Rakaswara adalah dewa yang bertanggung jawab pada galaxy Bima Sakti namun saat dia pergi ke Bumi dia jatuh cinta pada seorang manusia. Wirakarna dan Atratama yang mengetahui hal tersebut menggunakan alasan tersebut agar Rakaswara mundur dari posisinya sebagai penanggung jawab galaxy Bima Sakti sebagai bentuk hukuman karena telah terikat pada makhluk fana. Rakaswara yang mencoba mempertahankan posisinya karena tau bahwa Bima Sakti akan kacau jika jatuh ke tangan 2 saudaranya bertarung dengan sekuat tenaga. Namun karena kalah jumlah dengan 2 saudaranya, Rakaswara terpaksa jatuh ke Bumi dan kehilangan sebagian besar kekuatan dan ingatannya. Wirakarna dan Atratama yang telah berpikir bahwa Bima Sakti akan menjadi milik salah satu dari mereka mulai saling melakukan pertarungan dan membuat Tuhan murka. Karena itu Tuhan tidak memperbolehkan Wirakarna ataupun Atratama memimpin Bima Sakti.
Sedangkan di bumi, Rakaswara yang telah jatuh ke bumi tidak hanya kehilangan ingatan dan kekuatannya, namun fisiknya juga mengalami kemunduran dan kembali menjadi seorang bayi. Rakaswara jatuh di tempat bernama Nusantara yang pada saat itu dikuasai oleh kerajaan Majapahit, Rakaswara yang telah menjadi bayi ditemukan oleh seorang pria tua yang bekerja sebagai pembuat arang.
Hari itu seorang pria tua yang tidak memiliki keluarga dan hanya menjadi penjual arang di sebuah daerah bernama Hujung Galuh di wilayah Jawa bagian timur. Pria tua tersebut bernama kakek Panca yang sudah 50 tahun hidup sendiri hingga suatu hari dia menemukan seorang bayi dihutan saat dia mencari kayu bakar. Kakek Panca kemudian membesarkan bayi yang ia temui seorang diri meskipun tidak memiliki apa-apa. Bayi yang dulu ia temukan ia beri nama Arga. Arga sejak kecil selalu bermain di hutan karena kakeknya tidak memiliki uang untuk membeli makan, mereka berburu hewan-hewan kecil seperti kelinci dan buru-buru untuk makanan sehari-hari.
Suatu hari saat Arga berumur 13 tahun Arga untuk pertama kalinya pergi ke kota Trowulan yang merupakan ibu kota kerajaan Majapahit untuk menjual arang. Saat mereka dalam perjalanan pulang, kakek Panca berbicang dengan cucunya "Arga, jangan pernah tunjukkan sifat asli kamu pada siapa pun" namun Arga tidak menyangka bahwa perbincangan saat itu akan menjadi akhir dari kebersamaan mereka. Saat Arga bangun dari tidurnya dia melihat kakeknya terbunuh di halaman rumahnya dalam keadaan penuh darah pada bagian perut dengan bekas melengkung kebawah. Arga tau itu adalah sebuah bekas sabetan dari sebuah sabit yang dilakukan secara sengaja oleh seseorang. Sejak hari itu Arga bersumpah akan menemukan orang yang telah membunuh kakeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chaos, Cruelty, Cunning: Chronicle of Martial Darkness
ActionIni adalah kisah tentang kekacauan, kekejaman, dan kecerdikan dengan nuansa bela diri dalam dunia yang dipenuhi dengan kegelapan dan tantangan.