" Liat basket kuy ". Ajak Jihan setelah mereka menyelesaikan makan .
Kening Isma mengerut bingung, tumben temannya ini mengajaknya melihat basket padahal selama ini mereka hanya menghabiskan waktu dengan tidur di perpustakaan.
" Tumben ". Hanya satu kata itu yang terlontar dari mulut Isma .
" Pengen aja sih , Mayan kan bisa cuci mata ". Sahut Jihan santai
" Cuci mata pake apa ? Daya , sabun batang , boom , soklin atau apa ? ".
" Gak gitu juga konsepnya Isma..... ". Gemas Jihan menatap pada Isma
" Ayok lah...... Pengen liat ". Jihan terus membujuk Isma agar mau menemani dirinya melihat basket .
"Enggak ah , membosankan ". Tungkasnya dengan kembali mengeluarkan ponselnya dan menatap langit .
Lagi dan lagi Isma memotret langit saat awannya berbentuk seperti domba . Isma sedikit tertawa kecil melihat bentuk awan itu yang begitu ucul menurutnya .
" Lagi dan lagi awan ". Kesal Jihan dengan berjalan duduk di bawah pohon mangga .
Saat ini mereka sedang berada di halaman belakang sekolah , hanya dengan melangkahkan kaki beberapa langkah saja sebenarnya Jihan bisa sampai ke lapangan basket namun Jihan tidak mau melihat sendiri .
Setelah puas memotret awan , Isma menatap pada Jihan yang cemberut . Sedikit terkekeh melihat raut wajah Jihan .
" Ayo ". Ajaknya membuat Jihan mendongakkan kepala menatap pada Isma .
" Kemana ? ". Tanya Jihan seperti orang bo-doh.
Isma mengetuk pelan dahi Jihan . " Katanya mau ke lapangan basket ". Tuturnya dengan lembut .
Demi apa ! Perlakuan Isma begitu lembut seakan akan Isma adalah sosok pria peka yang begitu Jihan dambakan .
" Ah andai Lo cowo udah gw ajak pacaran ". Gemasnya kemudian bangkit dan menggandeng tangan Isma
" Kalau gw cowok, gw gak mau sama Lo ". Sinis Isma menatap pada Jihan .
" Jahat amat Lo ". Kesalnya
Isma tertawa kecil . " Bercanda ". Ujarnya
" Gw tau itu ". Balas Jihan semringah
Mereka berjalan santai ke arah lapangan basket. Saat sampai di lapangan basket , begitu ramai yang melihat hanya saja hampir keseluruhan yang menonton latihan basket ini adalah siswi bukan siswa .
Berhubung keadaan begitu ramai , Isma dan Jihan terpaksa menempati kursi yang sebenarnya dikhususkan untuk anak cowo saja tapi mau bagaimana lagi , kursi untuk anak cewe menonton sudah penuh .
Jihan menikmati menonton latihan bola basket ini sedangkan Isma sebenarnya sangat merasa jengah dan bosan . Dirinya memilih untuk memainkan ponselnya, menyetel musik kesukaannya dan memasang headset mini ke telinganya yang tertutup hijabnya .
Setelah itu memejamkan matanya dan meletakkan kepalanya di antara Silangan tangannya yang menyender pada kursi di depannya .
Sekitar setengah jam kemudian, para pemain basket yang tidak lain dan tidak bukan adalah kelompok geng adznan berjalan menuju ke arah Isma dan Jihan berada .
Melihat hal itu tentu saja Jihan merasa begitu syok dan baru menyadari bahwa bangku di depan mereka adalah tempat geng adznan meletakkan peralatan mereka seperti ponsel , jam tangan dan lainya lagi .
KAMU SEDANG MEMBACA
ADZNAN BAIHAQI
Fiksi Remajamenceritakan tentang sebuah percintaan dimana kedua pasangan itu memiliki sifat , sikap , dan karakter yang sama . ini novel pertama yang aku tulis di aplikasi ini karna sebelumnya aku adalah penulis di aplikasi fizzo . aku hanya ingin membagi semua...