225. 2 bulan kemudian
226.
Pukul sepuluh malam Evan baru saja keluar dari ruang kerjanya, saat berjalan menuju kamar utama, ia berpapasan dengan Bi Suti yang baru saja keluar dari kamar utama dengan membawa nampan berisi piring dan cangkir kosong.
"Kak Ray belum tidur, bi?" Tanya Evan.
"Belum mas, tadi lagi baca buku." Jawab Bi Suti.
"Yaudah makasih, bi." Evan kembali melanjutkan langkahnya, begitu juga dengan Bi Suti.
Evan berjalan mendekat ke arah yang kini tengah duduk bersandar pada headboard sambil membaca buku parenting.
"Kak Ray, kok bajunya nggak dikancingin?"
Suami cantiknya itu membiarkan kemejanya terbuka menampilkan perutnya yang sudah membesar.
"Gerah." Kata Ryder. Padahal saat Evan masuk ke dalam kamar ia sampai merasa merinding saking dinginnya.
"Udah malem, ayo tidur."
Evan meraih buku yang tengah Ryder baca, menutup dan meletakan nya di atas nakas dan tanpa penolakan Ryder langsung merebahkan diri.
"Aku ke kamar mandi sebentar ya, kak." Ryder mengangguk mengiyakan, setelah itu Evan pergi menuju kamar mandi untuk sekedar membasuh muka.
Beberapa menit kemudian Evan kembali dan segera naik ke atas tempat tidur, mengambil posisi menghadap ke arah Ryder, membuat posisi mereka saling berhadapan.
Ryder tersenyum lalu meraih tangan Evan untuk ia bawa mengelus perutnya, ini sudah menjadi kegiatan wajib sebelum tidur.
"Kemeja nya nggak mau dikancing dulu?"
"Biarin aja."
"Mau pakai minyak telon nggak?" Tawar Evan.
"Mau."
Evan meraih minyak telon yang tersimpan di atas nakas, setelah itu Evan ambil beberapa tetes lalu ia usapkan ke atas perut Ryder.
"Halo jagoan, ini Daddy Evan. Jagoan, jangan nakal ya di dalem perut papi." Ucap Evan sambil mengelus perut Ryder pelan dan juga penuh kasih sayang.
"Kak! Baby nya nendang!" Pekik Evan saat merasakan gerakan dari dalam perut Ryder.
"Iya kalo kamu nakal, papi nya jadi kesusahan."
Sekali lagi Evan merasakan gerakan pada perut Ryder. Evan tersenyum cerah sampai menampilkan eyesmile nya.
"Wah... kamu suka ya diajak cerita sama daddy?"
Nyut...
"Awhhh..."
"Kenapa kak?" Evan berubah panik.
"Baby nya nendang lagi, tapi telalu kenceng."
Evan bangkit dari posisinya, mendekatkan wajahnya pada perut Ryder lalu kecup singat perutnya.
"Baru dibilangin kok udah nakal? Jangan ya, jangan kenceng-kenceng nendangnya, papi nya jadi kaget."
Ryder yang melihat interaksi Evan dengan janin di dalam perutnya hanya bisa tersenyum bahagia, ya bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You (Nomin AU)
Fanfic- tentang Evan dewasa yang memperjuangkan cinta masa remajanya, Ryder © galaxybiruu_