Eir AN:GE°

Bab 2 : Tentang dia? 🔞

Bajingan Toxic gila itu adalah teman masa kecilku, pacar, serta tunanganku saat ini, Keenan Qey.

Tokoh utama cerita ini serta laki-laki yang kupuja-puja setengah mati.
Setelah kami berpacaran selama lima tahun lebih, dia bahkan tidak peduli dengan apa pun yang kukatakan tentangnya.
Dia membiarkannya berlalu begitu saja, seperti layaknya pertengkaran sepasang kekasih yang wajar diantara kami.

Semakin aku memikirkannya, semakin jelas bahwa Keenan selalu seperti ini pada saat ia sedang berada dalam mode menyebalkan. Dia seperti tidak pernah takut mengambil langkah pertama saat menggoda gadis-gadis, baik saat aku bersamanya maupun tidak, hanya untuk cari masalah denganku.
Ya, dia se-caper itu.
Namun aku selalu tahu bahwa pada akhirnya, dia berkomitmen padaku, dan dia hanya memperhatikanku.

Sebenarnya, aku benci tempat ini, aku tidak suka clubbing, dan merasa sangat tidak nyaman dengan suasana hingar bingar, benar-benar bukan gayaku.

Tapi suka tidak suka, aku harus sering datang, karena tempat ini adalah bisnis milik Kekasihku, sebuah Club malam mewah bernama 'EIR AN-GE'. -Dibaca Eir enjie- yang kalau diterjemahkan artinya kira-kira adalah 'Malaikat Udara' dalam bahasa Perancis.

Menjadi eksekutif dari sebuah organisasi kriminal dan pemilik Club malam lokal, Keenan tentu saja memiliki banyak koneksi di dunia bawah...
Itu adalah salah satu alasan mengapa Clubnya memiliki reputasi yang bagus dan aliran pelanggan yang stabil setiap bulannya.
Namun, aku sendiri tahu bahwa suasana pesta di Club semacam ini tidaklah cocok untukku.
Keenan juga tahu itu, tapi dia tidak pernah menawarkan untuk membawaku ke tempat lain, dan lebih memilih untuk nongkrong di Clubnya sendiri.
Begitulah dia, dia tidak suka diperintah, dan selama ini kami hanya melakukan apa yang dia inginkan, atau tidak sama sekali.

Berada di tengah Club malam yang ramai, dikelilingi para member lain, musik keras, suasana gaduh, asap rokok dan segala tetek bengek tempat ini... Sudah cukup membuatku merasa kewalahan dan membangkitkan gangguan kecemasan dalam diriku.
Melihat gadis-gadis itu melemparkan diri ke pelukan Keenan juga sama sekali tidak membantu.
Hanya membuatku kesal tanpa akhir, tapi bagaimanapun, aku lebih sering diam dan berusaha untuk tetap tenang.

Beberapa Security kekar berbadan besar mengangguk hormat kearahku, mereka semua sudah tahu bahwa aku adalah wanita milik bos mereka... Aku balas mengangguk, masih menanggung kekesalan di hatiku.
Setidaknya aku merasa disambut di sini, Keenan benar, suka atau tidak suka, tempat ini adalah rumahku.
Dimana ada banyak anggota Phoenix -Organisasi Kriminal yang dipimpin oleh Rey, kakak dari Keenan- siap untuk melindungiku jika terjadi sesuatu.
Termasuk juga Rey, kakaknya Keenan itu... Kesan pertamaku padanya benar-benar tidak bagus.
Walau awalnya hubunganku dengan Rey sama sekali jauh dari kata baik, tapi kami sudah melewati banyak sekali waktu bersama selama beberapa tahun belakangan.
Sedikit demi sedikit, aku memahami karakter dan kebiasaan orang-orang di sini, termasuk juga Rey, dan mulai tidak banyak komplain mengenai mereka semua.
Walau masih belum terbiasa dengan kebisingannya.

Tapi menyaksikan gadis-gadis gatal itu ngiler melihat Keenan tanpa menghargai kehadiranku... Itu sama sekali tidak menyenangkan, sedikit pun.
Sementara anggota lainnya mengangguk hormat padaku, para gadis malam bahkan tidak menyadari kehadiranku.
Kalau saja aku bisa membuang mereka semua.... aku menghela nafas.
Tapi itu mustahil, seperti kata Rey, para gadis itu bukanlah pelanggan regular, mereka adalah pengunjung yang berganti-ganti setiap malamnya.
Atau memang seorang jalang yang sengaja menguji keberuntungannya pada saat aku tidak ada, cari-cari kesempatan dengan pacarku yang tampan dan punya banyak uang.

Aku terus memperhatikan Keenan dari kejauhan, sedang menimbang-nimbang apakah sebaiknya aku pulang saja atau tetap di sini.
Sebagian dari diriku merindukan kamar yang tenang serta buku-buku novel klasik yang biasa kubaca...