16.Anak panah yang meleset

94 13 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

***
*
*

Selamat membaca~

.
.

Telinga Gus polisi itu memerah salah tingkah,oh tidak Fathur melihatnya dengan jelas, bisa digoda habis habisan si Arshaka sama abangnya.

"Ekhem, maksud saya hafalkan surah Ar-rahman," Ucap Arshaka sembari merutuki salah tingkahnya tadi.

Dahi Azhara mengkerut "surah Ar-rahman?, aku udah hafal dan lebih baik Gusnya aja yang ngafalin karena siapa tau nanti calon istri gus minta gusnya melantunkan surat Ar-rahman,"

Deg

Baru saja semburat merah dari kedua telinga Arshaka memudar, kini kembali muncul kala Azhara membalas ucapannya.

Fathur terkekeh melihat adiknya yang baru kali ini gelagapan bukan karena salah hafalan tapi karena seorang ustadzah.

"Lagian emang apa untungnya bagi Gus kalau Gus menyuruh saya untuk menghafal surah ar-rahman?" Lanjut Azhara memberi pertanyaan.

"Pahala bagi saya,jika kamu berhasil menghafal surat itu," Jawab Arshaka.

"Pahala sudah pasti, tapi lebih baik ganti yang lain aja yang bisa menguntungkan Gusnya," Ucap Azhara berniat memberi saran.

"Kalau begitu lebih baik saya tidak usah memberikan kamu perintah saja,mudah," Jawab Arshaka enteng.

Azhara mendelik tak terima "Ya ga bisa gitu dong Gus polisi,balas budi itu harus dibalas," Protesnya.

"Balas budi tidak harus dibalas Azhara," Tegas
Arshaka.

Fathur yang melihat mereka lagi lagi bertengkarpun akhirnya memijat pelipisnya "Udah udah lebih baik langsung ke rencana, jangan terus bertengkar," Ucapnya yang sudah pusing.

Azhara dan Arshaka diam menurut.

***

Jarum jam dinding yang tertempel didinding kamar menunjukkan pukul 04.40.

Seorang laki-laki tampan dengan senyuman manisnya, gigi gingsul dan gigi taring dikanan kiri membuat senyumannya sangat mempesona.

"Dengar Azhara,jangan pernah lupain cinta kamu waktu remaja karena dia adalah masa depan kamu, tunggu garis takdir mempersatukan kita," Ucap pria tampan itu.

Azhara menangis "siapa cinta remaja aku?"

Pria iu tersenyum tipis "kamu akan tau nanti,intinya saya dan dia adalah sama,"

***

Aisyah sudah terlihat rapih dengan gamis putihnya,dia membuka gorden biru muda yang menutupi jendela kamar agar ruangan kamar bisa terlihat tanpa menyalakan lampu.

crettt crettt

Gadis berambut panjang acak acakan yang masih tidur itu sedikit terusik mendengar suara sedikit nyaring.

Tidurnya gelisah, dan Aisyah menyadari itu, Aisyah terbelalak panik melihat Adiknya seperti menangis dalam diam dengan mata yang masih tertutup.

AKSARA Garis PertemuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang