Dua

0 0 0
                                    

Kepala nya masih berdenyut serta pusing akibat kejadian tadi, namun Keyzia masih tetap bisa duduk tegak bersama laki laki yang membawa nya ke UKS.

"Makasih ya udah bawa gue ke UKS." Keyzia tersenyum kikuk, bagaimana tidak di ruangan itu hanya mereka berdua saja.

"Ya, ngga apa apa. Lain kali jangan telat. Biar ngga di hukum."

Mereka berdua canggung, lebih tepatnya Keyzia. Tak tahu ingin ngapain, namun tiba tiba laki laki itu menyodorkan tangannya kepada Keyzia.

"Gue Keifer sagara, anak IPA 3. Kalau lo?" Sodoran tangan nya di terima oleh Keyzia.

"Gue Keyzia atisha, anak IPS 2."

Laki laki yang bernama Keifer itu hanya mengangguk ringan, "Lo pasti belum makan ya, Mangkanya tadi pingsan?"

Sontak Keyzia langsung menetap Keifer, "iya, kok lo tau sih? Jangan jangan dukun yaa?" Keyzia terkekeh.

"Tau lah Zia, orang kaya lo itu pasti ga sempat makan, mau gue beliin roti? Atau nasi? Supaya perut lo ke isi."

Apa? Zia? Apa ia tak salah dengar orang di depan nya ini memanggil diri nya dengan sebutan 'Zia' entah lah rasanya seperti ada ribuan kupu kupu di perut nya padahal mereka baru kenal satu sama lain, tanpa di ketahui pipi Keyzia sudah merah tomat sempurna.

"Hey, kenapa bengong?" Keifer melambaikan tangan berurat nya ke depan wajah Keyzia yang sudah sangat merah.

"Hah? O-oh nggak, ga usah kei. Gue ga mau ngerepotin lo, udah tenang aja." Ia berusaha mengalihkan perhatian.

"Beneran? Ngga ngerepotin gue kok, tunggu sebentar." Tak bergerak lama Keifer keluar dari UKS.

Kok jantung gue dag dig dug sih?! Udah dong, gue ngga mau baper, inget Keyzia dia itu cuma niat bantu doang ga lebih.

Selama Keifer pergi ke kantin, Keyzia terus bergulat dengan pikiran nya yang berisik, hingga Keifer kembali dengan satu roti dan teh hangat yang masih berasap di genggaman tangan nya.

"Buat ganjal perut." Keifer menyerah kan roti sobek di tangannya dan menaruh gelas teh hangat di nakas samping ranjang UKS.

"Makasih ya kei, sekali lagi." Perlahan Keyzia mulai memasukkan roti sobek itu kedalam mulut nya dan menelan nya dengan pelan.

Jangan tanya keadaan jantung Keyzia sekarang, mungkin bisa di bilang sedang disko, walaupun dari luar diliat biasa saja tidak terlihat jika sedang grogi tapi percayalah tidak dengan di dalam nya, bagaimana tidak berdetak kencang jantung Keyzia, tatapan Keifer yang dalam terhadap Keyzia membuat nya salah tingkah.

Tanpa di sadari, roti yang di belikan oleh Keifer sudah habis di lahap oleh perempuan itu, dan teh nya pun sudah habis tinggal gelas kosong.

"Ya udah, gue balik ke kelas ya. Bisa kan jalan sendiri?"

"Bisa lah kei, lo kira gue lumpuh?" Keifer tersenyum kecil yang hampir tak terlihat, kemudian dia pergi keluar dari UKS.

Tak lama Keifer pergi dari pengelihatan nya, Keyzia pun juga pergi dari ruangan UKS menuju ke dalam kelas nya, berjalan pelan pelan, karena kepala nya masih sedikit pusing walaupun tidak seperti tadi.

"Permisi.." Saat memasuki kelas nya terdapat guru yang sedang mengajar di dalam kelas nya yaitu bu Ina.

"Kamu sudah baik Keyzia?" Tanya bu ina.

"Iya bu, saya sudah mendingan."

"Yasudah, silahkan duduk." Keyzia berjalan ke arah tempat duduk nya bersama Tamara tepat nya best chairmate nya sejak kelas 10.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Numbness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang