Requested by loecandy
.
.
.
.
Yunho dan San gak pernah nyangka hidup mereka bakal serumit ini. Sebuah pernikahan perjodohan, klise banget kayak sinetron gak laku yang cuma ditonton ibu-ibu. Bedanya, mereka gak punya chemistry bikin iri. Ini lebih mirip dua orang asing yang lagi kena prank semesta. Yunho itu CEO muda yang hidupnya kaku banget, kayak spreadsheet berjalan. Sementara San? Seorang desainer grafis yang lebih sering ngomong sama laptop daripada manusia.
Pernikahan mereka digelar megah, lengkap dengan kembang mahal, catering fancy, dan tamu-tamu yang makannya sambil gosipin nasib pengantin. Tapi di balik semua itu, ada dua orang yang cuma senyum tipis, salaman, dan ngomong: "Semoga kita bisa saling memahami." Nada mereka kayak robot yang lagi baca skrip.
Malam pertama mereka? Jangan harap ada drama romantis ala novel metropop. Yunho masuk kamar lebih dulu, langsung buka laptop dan minum kopi kayak orang lembur. San? Duduk di ruang tamu sambil nge-scroll Instagram, nyari distraksi dari kenyataan. Mereka akhirnya tidur terpisah tanpa sepatah kata pun.
Hari-hari selanjutnya pun gak beda jauh. Mereka sarapan bareng, tapi obrolannya cuma sebatas: "Kopi mau manis atau pahit?" atau "Telur setengah mateng atau mateng banget?" Habis itu, masing-masing lanjut ke dunia mereka sendiri. Yunho sibuk sama rapat dan email kantor, sementara San tenggelam dalam revisi desain yang gak ada ujungnya. Mereka kayak dua planet yang muter di orbit masing-masing, jauh tapi tetap saling tarik-menarik.
Sampai suatu malam, Yunho pulang lebih larut dari biasanya. Bajunya lecek, dasinya udah dilepas asal, mukanya kayak habis berantem sama dunia. San yang lagi masak di dapur langsung nengok ke arahnya.
"Yun, kamu kenapa? Mukanya kayak mayat hidup," tanya San sambil ngetuk sendok di meja.
Yunho buang napas panjang, lalu nyender ke sofa kayak karung beras jatuh dari truk. "Hari ini kacau banget. Partner kerja salah ngirim file penting, klien ngamuk, semuanya berantakan. Rasanya pengen kabur aja dari hidup."
San jalan ke arahnya sambil naruh tangan di pinggang. "Mau teh gak? Aku bikinin."
Yunho ngangkat kepala, matanya akhirnya ngeliat San kayak manusia. "Mau, dong. Makasih, ya."
San bikin teh dan nyodorin cangkir ke Yunho. Mereka duduk di meja makan, diem sebentar sampai akhirnya Yunho buka suara. "San, aku tahu kita sama-sama bingung kenapa harus ada di sini. Tapi aku mau kita coba lebih baik. Aku pengen kenal kamu lebih jauh."
San ngeliatin Yunho lama, lalu senyum kecil muncul di bibirnya. "Aku juga. Mungkin kita bisa mulai dari ngobrol lebih sering. Biar gak kayak dua orang asing lagi."
Pelan-pelan, hubungan mereka mulai berubah. San mulai cerita soal klien nyebelin yang minta revisi gak masuk akal, Yunho ngomongin dunia bisnis yang bikin stres tapi bikin dia hidup. Mereka mulai berbagi momen kecil yang sebelumnya diabaikan. Bahkan kadang mereka ketawa bareng, walau cuma karena video kucing lucu yang lewat di timeline.
Tapi belakangan, San mulai sering muntah pagi-pagi, gampang capek, dan emosinya naik-turun kayak roller coaster. Yunho pikir San cuma kecapekan kerja. Sampai dia nemuin test pack di kamar mandi, dengan dua garis merah yang jelas banget.
Yunho bawa test pack itu ke ruang tamu, tempat San lagi duduk santai sambil ngemil keripik. "San," panggil Yunho pelan.
San nengok, senyum di wajahnya langsung hilang begitu lihat apa yang Yunho pegang. "A-apaan itu?"
"Kamu… hamil?" tanya Yunho, suaranya pelan tapi penuh rasa heran.
San nunduk, gak berani lihat Yunho. "Iya. Aku juga baru tahu tadi pagi. Aku takut bilang ke kamu."
Yunho duduk di sebelahnya, diem sebentar sebelum akhirnya narik napas panjang. "San, kenapa kamu takut? Ini kabar bagus, tahu."
San ngangkat kepala, matanya berkaca-kaca. "Beneran? Kamu gak marah?"
Yunho ketawa kecil, narik San ke pelukannya. "Marah gimana? Aku malah seneng banget. Akhirnya kita punya alasan buat jadi keluarga beneran."
Beberapa bulan kemudian, bayi mereka lahir. Seorang anak laki-laki yang mereka beri nama Jisoo. Kehadiran Jisoo bener-bener ngubah segalanya. Yunho yang dulu sibuk banget sama kerjaan, sekarang lebih sering di rumah, bantuin San ganti popok, nyuapin bayi, dan begadang bareng. San pun mulai ngerasa kalau hidup bareng Yunho gak seburuk yang dia kira.
Setelah Jisoo tertidur, Yunho dan San duduk di balkon. Angin malam dingin, tapi suasananya nyaman. Yunho ngelihatin San lama banget, sampai San risih sendiri.
"Kenapa sih liatin aku gitu? Ada apa di muka aku?" tanya San sambil nyubit lengan Yunho pelan.
Yunho senyum kecil, tapi matanya serius. "Gak ada. Aku cuma mikir, kamu makin cantik aja sekarang."
San ketawa kecil. "Cantik dari mana? Aku baru tidur tiga jam semalam, tahu."
"Serius," kata Yunho, mendekat. Tangan Yunho naik ke pipi San, ngusap pelan. "Aku bersyukur banget bisa punya kamu di hidup aku."
San mau jawab, tapi bibir Yunho udah lebih dulu turun ke bibirnya. Sebuah ciuman pelan, sederhana, tapi penuh rasa. San nahan napas, ngerasain dadanya bergetar.
"Y-Yunho..." bisik San, suaranya pelan banget.
"Jangan bilang berhenti kalau kamu gak mau aku beneran berhenti," kata Yunho, suaranya rendah, bikin San merinding.
San cuma bisa ngangguk, ngerasain tangan Yunho meluncur ke pinggangnya, narik dia lebih dekat. Ciuman itu berubah jadi lebih dalam, lebih panas, sampai San gak sadar dia ngeluarin suara kecil yang penuh rasa. Tangan Yunho pelan-pelan naik ke tengkuk San, sementara yang satunya lagi menarik tubuh San ke pangkuannya.
"Yunho… pelan-pelan," bisik San, tapi nada suaranya lebih terdengar memohon daripada menolak.
Yunho tersenyum kecil, suaranya berat waktu dia jawab, "Aku tahu apa yang kamu mau, San." Tangan Yunho terus bergerak, menelusuri setiap inci tubuh San dengan lembut tapi penuh penguasaan. Bibir mereka gak pernah berhenti saling mencari, semakin panas dan intens.
San gak bisa lagi menahan suara kecil yang keluar dari mulutnya, sebuah lenguhan lirih yang bikin Yunho tersenyum puas. Malam ini gak akan jadi malam biasa. Ini adalah momen di mana semua jarak yang pernah ada di antara mereka akhirnya menghilang sepenuhnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/247225736-288-k89193.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sanzzy Episode • All × San
FanfictionSanzzy: a pun intended from Snazzy bottom!San / San centric Drabble collection; around 500 words/chapter May contains mpreg ©2020, yongoroku456