Omiai kekkon

53 9 0
                                    

Requested by loecandy

.

.

.

.

Yunho dan San tidak pernah membayangkan bahwa mereka akan menikah dengan cara seperti ini.

Sebuah perjodohan klise yang diatur oleh kedua orang tua mereka.

Yunho adalah seorang pebisnis sukses, sedangkan San seorang desainer grafis berbakat. Keduanya hidup di dunia yang berbeda, tetapi takdir mempertemukan mereka dalam satu atap.

Hari pernikahan mereka berlangsung meriah, tetapi ada kecanggungan yang nyata di antara mereka. Mereka berbicara secukupnya, bertukar senyum sopan, tetapi rasa asing tetap menyelimuti.

"San, kamu suka tinggal di sini?" tanya Yunho pada suatu malam setelah beberapa minggu berlalu. Mereka duduk di ruang tamu, menonton acara televisi yang tidak benar-benar mereka tonton.

San mengangkat bahunya. "Tempatnya bagus. Kamu memilihnya dengan baik."

Yunho tersenyum kecil. "Terima kasih. Aku berharap kita bisa merasa lebih nyaman satu sama lain."

San menatap Yunho sejenak. "Aku juga berharap begitu."

Hari-hari berlalu dengan perlahan. Mereka berbagi momen-momen kecil, seperti sarapan bersama atau saling membantu dalam pekerjaan rumah. Tetapi, hubungan mereka masih terasa seperti dua orang asing yang tinggal di satu rumah.

Suatu malam, Yunho pulang lebih lambat dari biasanya. Ia terlihat lelah dan tertekan. San yang sedang memasak di dapur, melihat keadaan Yunho dan merasa ada sesuatu yang salah.

"Yunho, kamu baik-baik saja?" tanya San dengan suara lembut.

Yunho menghela napas. "Hari ini sangat melelahkan. Banyak masalah di kantor."

San berjalan mendekat dan menaruh tangan di pundak Yunho. "Kamu butuh sesuatu? Mungkin teh hangat?"

Yunho menatap San dengan mata yang penuh kelelahan, tetapi juga terharu. "Terima kasih, San. Aku akan sangat menghargainya."

San segera membuatkan teh untuk Yunho dan menyajikannya di meja. Mereka duduk berhadapan di meja makan, minum teh dalam diam yang nyaman.

"Sebenarnya, ada yang ingin aku bicarakan," kata Yunho akhirnya. "Aku tahu kita menikah karena perjodohan, dan aku tahu ini tidak mudah bagi kita berdua. Tapi, aku ingin kita mencoba lebih baik. Aku ingin mengenalmu lebih dalam, San."

San tersenyum lembut. "Aku juga ingin begitu, Yunho. Mungkin kita bisa mulai dengan lebih banyak berbicara satu sama lain. Menceritakan hari kita, perasaan kita."

Malam itu menjadi titik balik. Mereka mulai berbicara lebih banyak, berbagi cerita tentang masa lalu, impian, dan ketakutan mereka. Mereka belajar untuk saling mengerti dan mendukung satu sama lain.

Suatu hari, ketika San sedang bekerja di rumah, ia mendengar suara gaduh dari luar. Ia segera keluar dan melihat Yunho terjatuh di halaman belakang. San berlari menghampirinya dengan panik.

"Yunho! Kamu baik-baik saja?" tanya San dengan wajah cemas.

Yunho meringis kesakitan. "Sepertinya kakiku terkilir."

San membantu Yunho bangun dan membawanya ke dalam rumah. Setelah memberikan pertolongan pertama, mereka duduk di sofa. San menatap Yunho dengan penuh perhatian.

"Kamu harus lebih berhati-hati, Yunho," kata San dengan suara lembut.

Yunho tersenyum lemah. "Terima kasih, San. Kamu selalu ada untukku."

Malam itu, San merawat Yunho dengan penuh kasih sayang. Ia menyadari betapa pentingnya Yunho baginya. Dan Yunho juga merasakan hal yang sama.

Waktu terus berlalu, dan hubungan mereka semakin erat. Suatu hari, San datang dengan berita yang mengejutkan.

"Yunho, aku hamil," katanya dengan mata berbinar.

Yunho terdiam sejenak, lalu tersenyum lebar. "Benarkah? Itu luar biasa, San!"

Mereka berpelukan dengan penuh kebahagiaan. Kehidupan mereka yang dulu terasa canggung kini berubah menjadi penuh cinta dan harapan.

Beberapa bulan kemudian, bayi laki-laki mereka lahir. Mereka memberinya nama Jisoo. Kehadiran Jisoo membawa kebahagiaan yang tak terhingga dalam kehidupan Yunho dan San. Mereka menjadi keluarga yang utuh, saling mencintai dan mendukung satu sama lain.

Suatu malam, setelah Jisoo tertidur, Yunho dan San duduk di teras belakang, menikmati malam yang tenang.

"Aku bersyukur bisa menjalani hidup ini denganmu, San," kata Yunho sambil meraih tangan San.

San tersenyum dan menggenggam tangan Yunho erat. "Aku juga, Yunho. Terima kasih sudah menjadi bagian dari hidupku."

Mereka menatap bintang-bintang di langit, merasa damai dan bahagia.

Meski pernikahan mereka dimulai dengan cara yang tak terduga, Yunho dan San kini saling mencintai dengan sepenuh hati, siap menghadapi segala tantangan bersama.

Sanzzy Episode • All × SanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang