Chapter 8

2.8K 267 5
                                    

Insiden itu terjadi tepat di pesta pernikahan mereka, jadi normal jika pasangan itu memiliki tanggung jawab penuh untuk mengganti kerusakan yang ditimbulkan anak-anak beruang (nakal) itu.

Sayangnya Wu Zetian bukan pria yang penyabar jika menyangkut keselamatan istrinya. Selain Tuan Muda Mo, ia melepaskan anak-anak itu ke tangan pasangan itu.

Di sebuah ruangan kumuh dan lusuh, seorang pemuda duduk dalam posisi terikat pada kursi. Wajahnya dipenuhi lebam dan sedikit darah masih menempel di atas lukanya, menambah kesan menyedihkan.

Wu Zetian datang dengan langkah berat, suhu disekitar matanya menurun drastis, menatap pria itu dengan tatapan membunuh.

"Apa kamu menyesal?" Menyesal karena berani berurusan dengan anggota Keluarga Wu.

Mata pria itu dibutakan oleh ketakutan mendalam. Ia bahkan kehilangan kemampuan untuk berbicara jelas.

"Tentu saja, aku tidak akan membuatmu kesepian."

Pintu kembali terbuka menampakkan kedua sosok orang orangtuanya yang berlinang air mata, memohon langsung di lutut mereka. "Tuan Wu, tolong, bisakah Anda melepaskannya saja. Mengingat Tuan Luo pernah berteman baik dengan putra Kami, tidak bisakah kamu mempertimbangkannya lagi?"

Ini adalah Ibu Mo yang berteriak memohon.

Ayah Mo memiliki secuil harga diri tersisa, membungkuk. "Aku bisa memberimu semua saham Mo, tidak bisakah Anda melepaskannya? Dia adalah harapan keluarga Mo, ba."

Sebenarnya membesarkan anak ini memang membuang-buang banyak waktu dan tenaga. Tapi apalah daya, mereka tidak bisa membiarkan bibit langka ini pergi begitu saja.

Pei! Langka matamu!

"Kalau begitu kalian memang tidak membutuhkannya lagi." Anak tidak berguna seperti ini, cepat atau lambat membawa kejatuhan pada keluarga Mo, seperti yang dilakukannya sekarang.

Bukankah itu sudah terjadi?

Dia mengatakannya sekali, tidak untuk kedua kalinya.

Keluarga Mo harus ikut bersamanya.

-
Luo Zhengxiu mengalami kematian sekali, tetapi kenangan yang baru saja terjadi jauh lebih buruk dari apapun itu sendiri.

Butuh waktu lama bagi Luo Zhengxiu meyakinkan diri.

Wu Zetian menyukainya. Dia bilang akan menerimanya apapun yang terjadi. Dia mencintainya.

"Ayah, kamu baik-baik saja?"

Terhitung empat hari setelah kejadian itu, Luo Zhengxiu mengurung diri di kamarnya. Dan si kecil yang sudah lama kerasa diabaikan akhirnya mengambil inisiatif.

"Ayah, ayah, aku ingin menunjukkan sesuatu padamu."

Ini adalah kenang-kenangan yang ia terima dari perkemahan terakhir kali. Pihak sekolah merilis  hasil pemotretan mereka saat itu.

Wu Li menunjukkan foto ayahnya yang tersenyum pertama kali ke arah kamera, malu-malu

Kemudian ada momen di mana ayahnya dan daddynya diam-diam menikmati anggur mereka sendiri.

Luo Zhengxiu merasa seperti tertangkap basah, tak dapat menahan emosinya, tersenyum.

"Kamu melihatnya?" Tanta Luo Zhengxiu mengalihkan perhatian.

Bukan hanya melihat, Wu Li saat itu sengaja memberikan ruang untuk keduanya bersama dengan menjauhkan diri.

"Ayah, kamu terlihat bahagia ketika bersama daddy. Mungkinkah kamu tidak menyukaiku?" Pancing si kecil dengan sengaja.

[END] Kelahiran Kembali Mendapatkan Hati Yang TertinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang