Peringatan

106 6 0
                                    

"Seperti biasanya papah melakukan hal yang tidak berguna. Aku sangat muak jika harus berkumpul dengan orang ini." Ucap Lavon sarkas menatap Helena dan Rena yang duduk di samping Darrel.

"Bisakah mulutmu untuk diam Lavon?" Ucap Darrel menatap tajam Lavon.

Tapi Lavon tidak meras takut, perasaan takut Lavon sudah lenyap saat insiden Hoya yang terluka karena Helena dan Rena. Tapi karena Darrel menutup kesalahan Rena itu membuat Lavon semakin marah.

"Berhentilah Lavon, jangan buat kekacauan. Bukankah Helena sudah mendapatkan hukuman yang pantas dari papah? Bahkan dia tidak bisa menjenguk pacarnya di rumah sakit." Sindir Hoya dan Helena pun mengepal kedua tangannya.

Helena kesal dan marah karena rencana dirinya mencelakai Hoya malah menjadi Marcel yang menjadi korbannya. Setelah insiden itu diketahui oleh Darrel, Helena di kurung di villa milik Darrel.

"Jangan beranggapan kalau lo lepas dari masalah Hoya. Lo jangan lupa sudah membuat masalah sama papah karena membuka kembali galeri Rebecca." Ucapan Helena membuat tangan Hoya terhenti saat ingin memotong steak di piringnya.

"Mulut lo nggak berhak untuk menyebutkan nama Rebecca, jadi berhati-hatilah Helena. Lo jangan khawatir untuk masalah itu karena gue yakin papah akan mengerti dengan alasan gue." Ujar Hoya dengan saling bertukar pandang dengan Darrel.

Darrel pun paham dengan ucapan Hoya yang harus menempatkan janji pada perjanjian dirinya dengan Hoya. Darrel pun menghela nafas panjang dan melanjutkan aktivitas makannya.

Sedangkan Helena menggeram amarah karena melihat Darrel yang tidak memarahi Hoya. Helena sangat kesal karena perlakuan Darrel pada Hoya sangat berbeda dengan dirinya.

"Sebaiknya jaga putri anda untuk tidak menyentuh adik saya. Karena jika adik saya terluka lagi, maka saya akan melakukan yang tidak bisa anda bayangkan. Bahkan suami anda tidak bisa melindungi anda nyonya Rena." Ancam Lavon pada Rena.

"Anak kurang ajar! Apa kau mengancam ku?!" Rena marah saat mendengar ucapan Lavon.

"Itu memang benar."

"Jangan lupa, aku berada di atas kamu Lavon!"

"Benarkah? Aku dan Hoya adalah anak buangan, jadi mungkin sebentar lagi anda juga akan dibuang." Ujar Lavon dan seketika tubuh Rena menegang ketakutan.

"Berhentilah Lavon, ayo kita pulang. Gue udah kenyang makan." Hoya menghentikan Lavon yang mengintimidasi Rena sedari tadi.

"Baiklah, karena adik manis gue mau pulang. Ayo kita pulang kerumah." Lavon mengusap kepala Hoya lembut sambil tersenyum hangat.

Setelah itu Lavon menggenggam erat tangan Hoya dan mereka berdua beranjak pergi dari tempat itu tanpa menunggu izin dari Darrel. Sedangkan Darrel hanya diam tanpa anda niat untuk memarahi dua anaknya itu.

Kepergian Lavon dan Hoya membuat Helena sangat marah dan hendak beranjak dari tempat duduknya. Tapi terhenti saat suara sendok Darrel berdenting di piring membuat Helena berdiri terdiam.

"Duduk kembali Helena!" Ucap Darrel tegas.

"Papah?" Ucap Helena pelan dengan rasa takut saat mendengar suara dingin Darrel.

"Aku akan melupakan masalah kamu yang mencelakai Hoya."

"Apa? Apa papah sudah memaafkan aku?! Terima kasih papah."

"Aku memaafkan kamu itu ada syaratnya."

"Syarat?!" Ucap Helena dan Rena bersamaan.

Helena dan Rena saling bertukar pandang dengan perasaan gugup. Karena syarat yang diberikan oleh Darrel selalu saja sulit untuk dilakukan dan itu sangat berat untuk mereka berdua.

Rose War (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang