12

1.5K 202 24
                                    

Sudah satu bulan sejak tahun ajaran baru dimulai. Demo ekskul sudah diadakan, membuat anak-anak kelas 10 dapat memilih klub yang mereka minati.

Seperti Amora dan Chesa, mereka berdua memilih klub yang berbeda. Amora masuk ke dalam klub drama dan Chesa klub taekwondo.

Perbedaan pertemuan klub yang terkadang mendadak diadakan itu membuat mereka sudah jarang pulang bersama.

"Ches, pulang sekolah ke kafe baru yang deket taman yuk." Ajak Amora sambil membereskan peralatan sekolahnya.

"Duh gue ada kumpul klub, Mor. Besok deh yuk." Chesa menjawab dengan wajah yang merasa tidak enak.

"Kemarin kumpul, sekarang kumpul, ntar besok lo kumpul lagi." Dumel Amora, "kalau gak mau bilang aja, gausah alasan kumpal kumpul segala."

Chesa memandang Amora dengan pandangan malas. "Lebay banget deh, gue tau lo gak bisa jauh dari gue kan. Lagian di asrama juga kita ketemu tau, gue kumpul mulu karena klub mau ikut lomba."

"Apaan anjir, kayak apa aja gue gabisa jauh dari lo." Amora masih dengan muka tertekuknya membalas perkataan Chesa.

Chesa yang sudah melampirkan tas di bahunya, memeluk singkat Amora. "Dah ya temanku, diri ini mau bertemu dengan teman-teman lain, bye mwah."

Chesa meninggalkan Amora setelah memberikan kecupan jauh. Amora menghela napas kasar, ia kemudian mengambil tasnya dan segera keluar dari kelas. Hari ini ia harus pulang sendiri lagi.

Bisa dibilang, Amora itu hanya memiliki Chesa saja sebagai temannya di sekolah. Amora tidak terlalu suka berbaur dengan teman kelasnya, baginya Chesa saja sudah cukup. Mereka berdua terbiasa selalu bersama, jadi saat beberapa waktu ini mereka memiliki kesibukan masing-masing, Amora merasa sedih.

Walaupun Ambar biasanya juga bergabung dengan mereka, tetapi hal itu tidak membuat Amora akan menempel dan mendekat ke Ambar jika dia merasa kesepian. Amora masih memiliki segan terhadap Ambar. Untuk teman-teman asramanya, Amora merasa mereka masih orang asing satu sama lain.

Dari kecil, lingkup pertemanan atau apapun itu semua diatur oleh ibunya. Jadi, saat ibunya menyekolahkan dia di sekolah asrama, banyak pertanyaan di benaknya. Apakah ibunya sudah tidak mampu lagi mengurusnya? Apakah ibunya sadar bahwa dia ternyata semenyusahkan itu? Apakah ibunya sudah tidak sayang lagi kepadanya?

Amora terus berjalan menuju tempat tunggu bus asrama. Tatapannya tidak bersemangat, ia tidak suka sendirian. Ia merasa senang jika orang-orang berpusat padanya, ia senang jika dirinya itu dianggap. Tetapi, itu semua tidak pernah terjadi padanya.

Matanya mengarah kepada anak-anak klub taekwondo, dimana ada Chesa juga disana. Mereka berjalan sambil tertawa, entah apa yang mereka bicarakan. Tangan Amora mengepal, mengapa ia sangat marah saat melihat mereka tertawa?

Kemudian ia merasa terkejut saat seseorang menepuk pundaknya. Ia menoleh, bibirnya tersenyum lebar saat melihat gadis didepannya.

"Kak Pamela? Mau pulang naik bus juga?" tanya Amora riang.

Pamela menatap Amora dengan pandangan heran, mengapa perubahan raut wajahnya sangat cepat sekali? Ia menghampiri Amora karena melihat raut wajah gadis itu yang tidak mengenakkan. Tapi saat ini yang dilihatnya, Amora dengan wajah riang dan senyum lebar.

"Ah, iya."

Amora kemudian menggandeng lengan Pamela, "yaudah, yuk bareng."

Pamela mengikuti langkah Amora menuju bus asrama yang sudah datang dan duduk di kursi yang masih kosong.

"Tumben gak bareng Chesa?" Pamela bertanya saat Amora sudah duduk di sampingnya.

"Ada pertemuan dia, katanya klubnya mau lomba," jawab Amora sambil memainkan rambutnya.

CHANGED [BABYMONSTER] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang