R E N G K U H ■ 11 ✔

406 70 45
                                    

"Pa-paman,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pa-paman,"

Bibir Jennie bergetar dengan kedua mata yang kali ini harus beradu tatap dengan Hyunbin. Chaeyoung dan Lisa langsung mengambil posisi di samping kursi roda Jisoo dengan pandangan mereka yang sama-sama mengarah pada Hyunbin.

"Aku mohon, Paman. Jangan-" Jennie menggeleng penuh permohonan pada Hyunbin yang berusaha untuk mengambil Jisoo dari mereka.

"Dia adalah putriku, aku berhak untuk membawanya."

"Paman,"

Jennie kembali menggenggam kedua lengan Hyunbin semakin erat dengan air mata yang berjatuhan. Yang semakin membuat Jisoo dibuat tidak mengerti dengan pandangan yang terus mengarah pada Hyunbin dan Jennie secara bergantian.

Chaeyoung dan Lisa saling menatap tanpa mampu melakukan apapun. Namun berusaha untuk tetap menahan kursi roda Jisoo seolah tidak ingin memberi kesempatan pada Hyunbin untuk mendekat pada kakak sulung mereka.

"Jisoo Unnie sedang sakit, tidak memungkinkan untuk Paman membawanya pergi."

Jennie berusaha sepelan mungkin untuk menjelaskan pada Hyunbin. Namun tatapan mengeras yang laki-laki itu berikan membuatnya semakin yakin jika Hyunbin akan marah pada mereka karena kondisi Jisoo yang sekarang.

Sreg!

"Aku tahu bagaimana kondisi putriku. Kalian bahkan tidak ada bedanya dengan Diara Eomma kalian. Bagaimana mungkin kalian bisa menyembunyikan keadaan Jisoo yang separah ini dariku?

Hyunbin menepis kedua tangan Jennie dan mencoba untuk kembali meraih Jisoo. Namun Chaeyoung dengan cepat menarik mundur kursi roda Jisoo.

"Mianhae, Paman. Tapi tolong... jangan mengambil Jisoo Unnie dari kami."

Hyunbin memejamkan kedua matanya dalam geraman amarah yang berusaha untuk dia redam. Terlebih saat menatap pada Jisoo yang mulai tidak nyaman saat harus melihat perdebatan diantara mereka.

"Erg,"

"Jisoo-yaa..."

"Unnie,"

Jisoo meringis kesakitan dengan kepala yang menunduk. Tidak ada pelampiasan baginya selain mengerang sakit dan penuh rasa takut yang kembali harus mendekapnya. Dia benar-benar disiksa oleh keadaannya yang meprihatinkan dengan penuh lingkup orang-orang asing yang semakin membuatnya dijerat rasa ketakutan dan trauma yang menghujam.

"Sa-kit. Sa-kit, erg..."

🍂°°°🍂

"Mianhae, Appa. Tapi aku... tidak bisa ikut bersama Appa. Aku tidak bisa meninggalkan Diara Eomma."

Hyunbin tersenyum walaupun hatinya di dekap rasa kecewa saat Jisoo menolak untuk ikut bersamanya. Dia bahkan sudah memenangkan hak asuh Jisoo sepenuhnya. Namun nyatanya putrinya sendiri yang menolaknya. Dia lebih memilih untuk ikut bersama Diara Eomma-nya.

R E N G K U H ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang