Hari ini sekitar jam 11 siang,rumah terasa begitu sibuk sekarang,sembari memasak makan siang di dapur ia berteriak.
"Ya!!hari Kim!hara Kim!!jangan berlarian dirumah seperti itu! bereskan mainan kalian sekarang sebelum ku buang semua itu ke tempat sampah". marahnya kepada dua bocah berusia sekitar 5 tahun,anak kembar yang Ia lahirkan sendiri dari perutnya.
"Eomma,,hari oppa tidak mau memberikan jepit rambutku".adu hara,merengek ke ibunya yang sedang sibuk sekarang.
"Biarkan oppa mu meminjamnya sebentar,dia laki', dia tidak akan memakainya terlalu lama". jawabnya.
"Tapi dia selalu menghilangkannya,aku sudah meminjamkan kepadanya tapi dia selalu menghilangkannya-ya!hari Kim kembalikan,jangan ambil yang itu".belum selesai mengadu kepada ibunya,ia sudah lebih dulu berlari mengejar Kakak laki-lakinya sekaligus kembarannya yang mengambil kotak yang berisikan jepit rambut barunya yang baru saja ia beli kemarin bersama ayahnya.
Rasanya sebentar lagi Rita hampir meledak melihat perangai anak kembarnya,ia mematikan kompornya, meninggal pisaunya dan mengambil satu sendok kayu besar dan membawanya keruang keluarga,dimana kedua bocah itu masih saja memperebutkan jepit rambut.
Tok..tok..tok..
Rita berdiri di dinding pembatas antara dapur dan ruang tamu,dengan memasang wajah dindingnya,menatap dua bocah yang tiba' merasakan hawa dingin dibelakang mereka.
Saat mereka berbalik,benar saja, ibunya sudah berada disana."Kemari!".ucap Rita dengan suara yang sengaja iya tekan membuat kedua bocah yang awalnya berdebat sekarang terdiam dan perlahan berdiri untuk menghampiri ibunya,hara yang awalnya merasa jengkel dengan hari pun seketika melupakan semua yang baru saja terjadi dan memilih memegang ujung lengan baju kakaknya dan berjalan dibelakangnya.
Sedangkan hari,bak seseorang kakak laki-laki yang sudah tau tugasnya untuk melindungi adiknya dengan refleks berjalan terlebih dahulu menuju ibunya tentu saja dengan kepala yang di tundukkan.
Setelah berjalan beberapa langkah akhirnya mereka sampai tepat didepan ibunya dan masih dengan kepala yang tertunduk.
"Apa yang kalian berdua lakukan?". tanyanya dengan suara yang tak lagi ketus namun penuh penekanan tapi masih terdengar lembut.
"Maaf eomma,hari menjahili hara, mengambil jepit rambutnya.
hari hanya ingin bermain dengannya ".jawab hari, kepalanya tak lagi tertunduk,ia menghadap dan menatap ibunya.itu yang Rita ajarkan kepada kedua anaknya."Lalu hara,apa yang kau lakukan?". sekarang ia tanya anak perempuannya yang berdiri di sebelah kakak laki-lakinya masih dengan memegang ujung lengan baju kakaknya.
"Maaf eomma,hara kesal dan berteriak dengan hari oppa hanya karena jepit rambut,hari oppa terus mengambil jepit rambutku dan menghilangkannya".jawab hara yang sebentar lagi akan menangis karena berfikir mereka berdua akan di marahi dan di pukul dengan sendok kayu itu.
Rita pun menghela nafasnya,ia tak berniat dan tak ingin memarahi anaknya namun tetap saja ada kalanya ia harus menasehati mereka .
"Dengarkan eomma, hari,kau tau kan hara itu adikmu,kembaran mu?"tanya Rita dan hari pun mengangguk,menjawab pertanyaan ibunya."dan kau tau kan kau tidak boleh terus menjahilinya dan membuatnya menangis,kau harusnya menjaganya,kau harus melindungi saudarimu kan,kau tau itukan?".tanya Rita lagi dan lagi lagi hari mengangguk.
"Sekarang hara,eomma mengajarkanmu untuk berbagi bukan?". tanyanya dan di jawab dengan anggukan seperti kakaknya.
"Tidak apa-apa sesekali berbagi dengan saudara mu sendiri,dan jika dia menghilangkannya,tanya lebih dulu dimana terakhir dia melihatnya,ajak dia mencarinya,jika memang tidak menemukannya tidak perlu berteriak dan minta saja dia membelikan yang baru dengan uang sakunya hmm ".yang di angguki oleh hara.
KAMU SEDANG MEMBACA
we're NOT butterflies{End}
Romance"hei apa kau memiliki seorang yang kau sukai di sekolahmu?"tanya seorang wanita yang duduk di sebelahnya. "aku?"gadis kecil itu bertanya kembali.iya kau,jawab wanita itu. "hmm aku menyukai teman sekelas ku,dia pandai bernyanyi". jawabnya sambil meni...