Bab 18 END

5.9K 125 4
                                    


"Bukannya masih dua minggu lagi lahirannya? Kok udah keluar aja? Sampe Ibu pusing nyari barang-barang persiapan untuk cucu Ibu." Ayra dan Adrian terlihat malu-malu.

Semalam Ayra merasakan mules yang sangat dahsyat dengan tempo cepat. Adrian yang pada saat itu memang berada di apartemen langsung membawa Ayra ke rumah sakit untuk diperiksa.

'Ini sudah pembukaan empat, pak.' Ucap dokternya malam itu.

Membuat Ayra harus segera dipersiapkan untuk proses persalinannya. Dengan panik, Adrian mengabari Ibu dan mertuanya yang berada di Bandung.

Ibunya yang tahu kalau tidak ada barang-barang persiapan kelahiran langsung pergi ke beberapa tempat dan toko perlengkapan bayi untuk membeli semua keperluan dan membawanya ke rumah sakit.

Ternyata saat Ibunya datang, Ayra sudah keburu melahirkan dengan persalinan normal dan lancar karena pembukaan yang begitu cepat.

"Adrian yang salah, Bu." Aku adrian malu-malu.

Ayra pun terlihat memerah dan berseri karena malu.

"Semalam Adrian ngajak Ayra berhubungan, ternyata itu picu kontraksi pada Ayra." Kekehnya.

Ibunya menghela nafas sambil menggelengkan kepala.

"Kamu ini.. kan masih bisa nanti-nanti. Biarkan Ayra mendapatkan proses kehamilan dan persalinan yang normal."

"Abis kangen, bu." Kekehnya lagi sambil menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal, belum lagi mendapat pukulan lembut di bahu dari Ayra yang juga ikut malu.

Tak lama bayi Adrian dan Ayra diantar oleh suster ke kamar untuk diberikan ASI. Pada saat itu mereka bertiga melihat dengan jelas wajah tampan bayi tersebut.

"Halo Rizky, ini Ayah, sayang. Nanti kalau udah gede, kita main bola sama-sama ya." Adrian langsung menggendong saat suster tadi memberikan anaknya.

"Halo sayang, ini nenek.. nanti kita beli permen ya di warung." Ibu Adrian terlihat bahagia karena akhirnya dia memiliki seorang cucu tampan yang mirip Adrian.

"Gimana perasaan kamu, Ayra?" Tanya Ibu mertuanya saat bayinya diberikan kepada Ayra untuk diberi ASI.

"Bahagia, bu." Jawabnya singkat.

Terlihat sedang kerepotan untuk memberikan ASI hingga mertuanya harus membantunya.

"Jadi kan abis ini pindah kerumah Ibu?" Tanyanya lagi.

Ayra dan Adrian saling memandang. Adrian terlihat senang dengan tawaran Ibunya dan berharap Ayra menyetujuinya.

"Jadi, bu." Ibu mertuanya terlihat senang sekali.

"Akhirnya dirumah ada mainan.. pasti akan sangat berantakan di sana sini. Tapi kehadiran anak kecil dalam rumah memberikan banyak warna setiap harinya." Ucapnya sambil mengusap pipi Rizky yang sedang menyusu.

"Nanti kalau kamu cape atau butuh bantuan Ibu, langsung bilang ajah ya. Jangan sungkan. Ibu mau kok direpotin sama cucu." Ayra tersenyum.

Dia begitu bahagia memiliki Ibu Mertua yang begitu baik dan perhatian padanya. Sangat jauh berbeda dengan cerita galaknya Ibu mertua kepada menantu di beberapa Sinetron Indonesia.

"Iya, Bu. Terima kasih."

***

Adrian baru saja masuk ke kamar. Terlihat Ayra baru selesai memberikan ASI kepada bayinya. Adrian mencium pucuk kepala Ayra dan juga Rizky.

"Makasih ya, Ay. Udah kasih aku anak selucu dan setampan ini." Ayra tersenyum.

"Dia kan mirip kamu, tentu ajah tampan." Adrian malu sendiri mendengarnya.

Love ExpiredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang