harapan terakhir.

66 9 3
                                    

"aku, yang akan menghilang di terpa angin. menghembus, menjauh, dan menghilang."

-Lee Dain.

●●●●●

Di suatu ruangan, seorang gadis tengah menatap ke arah luar dari balkonnya.

Dirinya diam, merenung, tampak lesu dan tidak bersemangat.

"Kenapa? Ini belum selesai.. kenapa harus sekarang?" Tanyanya kelu.

Dia Lee Dain. Ya.. semenjak kemarin, dia tidak bisa pergi kemana mana.

Ia ingin sekali menemui Pharita, ia ingin sekali bertemu Canny. Tapi apalah daya? Semenjak kejadian itu, Dain dikurung rapat dirumahnya.

"Mengerikan. Kali ini incarannya bukan main. Buku DecMo itu harus benar benar aku selamatkan. Tidak peduli aku kubu A atau B, ini demi keselamatan Pharita. Tapi.... bagaimana caranya?"

Dain tampak frustasi.

Dia juga merindukan teman perlombaannya, Sunoo dari DecMo School.

Yap! Dulu, Dain pernah mengikuti lomba antar sekolah, dan saat itu, Sunoo sangat akrab dengan Dain.

"Gimana nanti kalo Pharita sama Ruka bener bener dihajar habis sama si penuduh itu? Mirin? Kamu dimana?" Sendunya.

Dain memeluk dirinya sendiri. Air mata tiba tiba mengalir deras. Namun, tak ada suara dari Dain setelah itu.

"Aku merindukan hari hari dimana kehidupan tidak begini." Lirihnya terus.

/////

Disisi lain, di Rumah Sakit Andromeda lebih tepatnya diruangan Pharita.

Pharita tampak merenung menatap langit langit ruangan itu.

"Aku ingin segera pergi, aku... mengkhawatirkan Dain. Bagaimana keadaan gadis itu?" Tanya nya.

Pharita ingin sekali pergi dari sini lalu mencari Dain.

"Dain? Kalo ini memang udah terlambat, aku minta maaf.." lirih nya akhir.

Pharita memejamkan matanya, dan detik yg bersamaan, Pharita meneteskan air mata nya dan hal itu juga terjadi pada Dain di kamarnya.

"Aku ingin ini segera berakhir." Lirih Pharita dan Dain ditempat yang berbeda.

//////

Beralih ke yang lain, Asa dan Rami tidak jadi masuk ke kamar Pharita.

"Rami? Kamu yakin dengan ini?" Tanya Asa seolah ragu dengan keadaan.

Rami menggeleng. "Semuanya hancur ditengah jalan. Bahkan kita masih belum mendapatkan si pembunuh itu. Mirin, dia pergi kemana?"

Asa menatap langit yang tampak mendung.

"Dain telah kehilangan harapannya. Dia benar benar kembali ke penjara bunda nya." Ujar Asa.

Rami frustasi. Dirinya benar benar dihujam kerasnya badai. Sakit srkali rasa nya.

"Asa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

7 PUTRI DAN PEMBUNUH.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang