Dreams

Bab 1

Bagi ku mimpi adalah sebuah dunia untuk melepaskan diri dari kenyataan, tempat dimana kita bisa melakukan apa yang kita mau dengan bebas.

Setiap malam, sebelum tidur Aku selalu berharap untuk bermimpi indah kenapa? Karena Aku lebih memilih untuk tenggelam di dunia mimpi dari pada menghadapi kenyataan.


...

Malam ke-1

"Capek..."

Sesampainya di rumah, kamu langsung baring di kasurmu yang terasa empuk dan nyaman.

"Hari ini... mencapekan..."

...

Terasa hembusan angin pelan. Cahaya matahari lembut menyentuh kulitmu, membangunkanmu dari tidur. Perlahan-lahan, kamu membuka matamu.

Kamu menemukan dirimu berdiri di padang rumput hijau yang luas, dikelilingi oleh bunga-bunga liar yang berwarna-warni. Di kejauhan, terdapat sebuah pohon besar dengan bentuk unik, cabang-cabangnya menjulang ke langit.

Terdengar suara langkah kaki dari kejauhan. Kamu menoleh dan melihat seorang laki-laki. Rambutnya coklat terang, mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam. Namun, wajahnya... tidak ada. Tidak ada mata, mulut, atau hidung.

Seharusnya, dalam keadaan normal, kamu pasti takut. Namun, anehnya, perasaan aman menyelimuti dirimu, seolah dia adalah penjaga yang selalu ada untukmu.

Dia... sepertinya sedang tersenyum...?

Kamu tidak bisa mengalihkan pandangan dari sosoknya. Sesuatu dalam diri lelaki itu menarik perhatianmu, membuat jantungmu berdebar.

"Siapa kamu?" kamu ingin bertanya. "Di mana ini? Kenapa aku di sini? Apa yang telah terjadi?"

Banyak pertanyaan berputar di kepalamu, namun suara tidak kunjung keluar. Kamu tetap berdiri di tempat, terdiam dalam ketidakpastian.

Lalu, tubuhmu perlahan-lahan bergerak sendiri. Kakimu mulai melangkah, mendekati laki-laki tersebut. Tanganmu terulur, ingin meraih dia. Sedikit lagi... sedikit lagi...

...

Kamu terbangun dari tidurmu, jantungmu berdebar cepat.

"Semuanya... terasa nyata..."

Jam di dinding menunjukkan pukul 6.00, saatnya bersiap-siap lalu keluar.

...

Kenapa bisa mimpi terasa nyata? Siapa dia? Akankah dia muncul lagi?

Lain kali pasti bisa...