Bab 6 - Jaringan Rumit di Balik Gang

4 1 0
                                    


Hari berikutnya di sekolah, Zyen bertemu dengan Lila di halaman. Mereka duduk di bangku taman sekolah dan mulai membahas pertemuan Zyen dengan ketua gang SMKN 18.

"Lila, aku masih bingung. Kenapa ketua gang SMKN 18 menyuruhku merekrut anggota OSIS ke dalam gang Kampak?" tanya Zyen sambil menatap Lila dengan serius.

Lila mengangguk, seolah memahami kebingungan Zyen. 

"Mungkin mereka berpikir bahwa memiliki anggota OSIS dalam gang kita akan memberikan keuntungan strategis. Anggota OSIS punya akses ke informasi penting dan bisa membantu kita menyelesaikan konflik dengan lebih efektif."

Zyen menghela napas. 

"Tapi, aku masih merasa ada yang tidak beres. Kenapa mereka sangat mendesak soal ini?"

Lila menatap Zyen dengan penuh pengertian. 

"Aku juga belum tahu pasti, Zyen. Kita harus tetap waspada dan mencari tahu lebih banyak. Jangan terburu-buru mengambil keputusan."

Setelah selesai berbicara dengan Lila, Zyen menuju tempat pertemuan dengan Doni. Doni ingin mengetahui hasil pertemuan Zyen dengan ketua gang SMKN 18.

"Bagaimana hasil pertemuanmu dengan ketua gang SMKN 18?" tanya Doni sambil duduk santai di bangku taman sekolah.

Zyen menceritakan percakapannya dengan ketua gang SMKN 18, termasuk desakan untuk merekrut anggota OSIS. Doni mengangguk pelan, merenungkan informasi tersebut.

"Baik, kita akan pikirkan langkah selanjutnya. Tapi tetap waspada, Zyen. Situasinya bisa berubah kapan saja," kata Doni akhirnya.

Setelah pertemuan dengan Doni, Zyen kembali ke kelas dan mengikuti pelajaran seperti biasa. Sehari penuh berlalu tanpa kejadian berarti hingga akhirnya bel pulang sekolah berbunyi.

Saat keluar dari kelas, teman sekelasnya, Budi Santoso, menghampiri Zyen.

"Hei, Zyen. Mau ikut karaokean bareng kakak kelas? Ada Tari Widjaja dan Dina Rahmawati juga."

Zyen setuju dengan ajakan itu dan mereka semua menuju tempat karaoke. Sesampainya di sana, mereka mulai bernyanyi dan bersenang-senang. Tari, dengan wajah cantiknya, terus menggoda Zyen untuk duduk di sebelahnya dan bernyanyi bersama.

"Zyen, duduk di sini dong, nyanyi bareng aku," goda Tari sambil tersenyum manis.

Zyen dengan sikap dinginnya, hanya duduk tanpa terlalu mempedulikan Tari. Namun, Tari terus menggoda dan hampir mencium pipi Zyen. Merasa terganggu, Zyen akhirnya marah.

"Bisa tidak berhenti mengganggu?" kata Zyen dengan nada tegas.

Budi dan Dina yang melihat situasi segera menenangkan Zyen. 

"Sudahlah, Zyen. Jangan marah, kita di sini untuk bersenang-senang," kata Budi mencoba meredakan ketegangan.

Merasa situasi tidak nyaman, Zyen pamit lebih dulu untuk pulang. Namun, Tari yang melihat Zyen pergi, berlari untuk menghalangi jalannya.

"Zyen, aku suka kamu," kata Tari dengan nada memohon.

Zyen yang mendengar itu, merasa tidak peduli. Dia menggunakan gerakan bela dirinya untuk membuat Tari tergeletak ke tanah. Tari terjatuh dan berpura-pura menangis, berharap Zyen akan membantunya bangun, tetapi Zyen tetap bersikap dingin.

Zyen segera meninggalkan tempat karaoke dan berjalan menuju rumah. Dalam perjalanan, dia melihat segerombolan anak SMK yang tampak mencurigakan. Merasa ada yang tidak beres, Zyen memutuskan untuk mendekat.

Tanpa peringatan, Zyen menghajar satu per satu anak SMK tersebut. Ada sekitar sebelas orang di sana, dan Zyen berhasil mengalahkan semuanya. Di tengah keributan, dia melihat seorang siswi perempuan yang tampak ketakutan.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Zyen dengan lembut.

Perempuan itu mengangguk sambil menangis. 

"Aku dari SMKN 7. Mereka dari SMK Rudiva, mereka suka cari masalah dan mengganggu kami karena sekolah kami mayoritas perempuan."

Zyen merasa marah mendengar cerita tersebut. Saat dia sedang menenangkan siswi itu, tiba-tiba kepalanya dipukul dari belakang oleh salah satu anak SMK Rudiva yang tersisa. Dengan cepat, Zyen berbalik dan mengalahkan anak itu hingga pingsan.

"Tempat ini tidak aman. Mari kita pergi," kata Zyen sambil membantu siswi itu bangun.

Mereka berjalan menuju tempat yang lebih aman, menjauh dari keributan dan ancaman yang ada. Sepanjang jalan, Zyen memastikan bahwa siswi itu merasa aman dan tenang.

### Bab 6: Jaringan Rumit di Balik Gang (Lanjutan)

Zyen masih bersama perempuan dari SMKN 7, memastikan kondisinya aman. Perempuan itu terluka di bagian kepalanya, dan Zyen segera memberikan plester untuk ditempelkan di luka tersebut, agar rasa sakitnya berkurang.

"Apakah kamu merasa lebih baik sekarang?" tanya Zyen dengan khawatir.

Perempuan itu mengangguk pelan, masih sedikit kesakitan. "Ya, terima kasih. Aku merasa lebih baik."

Setelah memastikan kondisi perempuan itu membaik, Zyen bertanya lagi. "Kenapa kamu tidak menghajarku? Aku dari SMKN 21, dan sekarang sekolahku sedang jadi DPO di semua sekolah kota ini."

Perempuan itu tersenyum lemah. "SMKN 7 sudah lama menjalin hubungan damai dengan SMKN 21. Kami tahu kalian tidak terlibat dalam masalah ini. Gang Kampak pernah membantu kami."

Zyen terlihat bingung. "Membantu kalian? Ceritakan lebih lanjut."

Perempuan itu mulai menceritakan tentang gang "The Purple". "Dulu, gang Kampak dari SMKN 21 membantu kami saat ratusan siswa dari empat sekolah lain ingin menghancurkan SMKN 7. Gang Kampak menghajar ratusan siswa dari SMKN 24, SMKN 7, SMAN 1, dan SMAN 11. Mereka melindungi kami yang mayoritas perempuan. Karena itulah, kami membentuk gang 'The Purple' untuk menjaga satu sama lain. Kami selalu berlatih dan gang kami sudah terkenal di sekolah."

Zyen mendengarkan dengan seksama. "Jadi, kamu percaya bahwa gang Kampak tidak terlibat dalam masalah ini?"

Perempuan itu mengangguk. "Ya, aku percaya. Gang Kampak memang bukan pelakunya. Mereka telah membantu kami, dan kami percaya pada mereka."

Zyen merasa lega mendengar itu. "Terima kasih atas kepercayaanmu. Apakah ada informasi lain yang harus aku tahu?"

Perempuan itu mengangguk lagi. "Ada. Kamu harus berhati-hati terhadap beberapa sekolah seperti SMKN 24, SMAN 11, SMAN 1, SMK Rudiva, dan SMAN 17. Mereka berencana melakukan sabotase terhadap ketua gang Kampak pada hari Kamis. Aku tahu informasi ini dari salah satu anak SMK Rudiva tadi."

Zyen tercengang mendengar informasi itu. "Apa yang harus aku lakukan?"

Perempuan itu menjelaskan dengan tegas. "Kamu harus segera memberi tahu ketua gang Kampak. Mereka berencana mengadakan rapat pada hari Selasa besok di taman bundar timur, dekat dengan SMK Rudiva. Gang Kampak harus menghancurkan rapat mereka."

Zyen mengangguk dengan serius. "Baik, aku akan segera memberi tahu Doni. Terima kasih atas informasinya."

Setelah memastikan semuanya, Zyen mengantarkan perempuan itu ke rumahnya. "Terima kasih sekali lagi, Zyen. Kamu benar-benar baik," kata perempuan itu sebelum masuk ke rumahnya.

"Sama-sama. Jaga dirimu baik-baik," jawab Zyen dengan senyum.

Zyen kemudian berjalan pulang dengan cepat, memikirkan semua informasi yang baru saja dia dapatkan. Sesampainya di rumah, dia merasa sangat lelah tetapi lega. Dia tahu bahwa besok adalah hari yang penting dan dia harus siap menghadapinya.

Setelah makan malam, Zyen segera tidur, mempersiapkan dirinya untuk menghadapi tantangan besar yang akan datang. Dia tahu bahwa menjaga perdamaian dan mencari kebenaran adalah prioritas utamanya.

---

End bab 6

School FighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang