14

167 16 0
                                    


Markas Warewolf...

"Lo jelasin ke gue dil, lo kenal Winantya?" Baskara memojokannya, baru saja datang baskara menariknya keluar pintu belakang.

Awalnya mau dipisahkan namun baskara meminta untuk semuanya tidak ikut campur karena ini adalah urusan pribadi.

"Kalo iya kenapa?" Tanya Dylan

"Lo nggak ngomong sama gue orang yang lagi mau lo deketin itu Winantya?"

"Ngaca!" Dylan langsung mendorong nya hingga membentur tembok. "Lo juga sama, kalau lo kasih tau Winantya kaya gimana gue gak bakal deketin dia."

"Sorry, bukan gue gak mau kasih tau, cuma gue gak mau Winantya diambil orang lain"

"Sekarang gimana?" Tanya Dylan

"Sorry" Lirihnya.
"Lo bisa nggak jauhin dia, jangan hubungin dia lagi, gue minta" Ucapnya.

"Tanpa lo minta juga gue bakal lakuin, tapi disini yang bikin gue kecewa lo gak ada rasa kepercayaan buat gue. Bukan nya selama ini gue selalu cerita apapun? Tapi lo?"

"..... "

"Kalau lo bilang dari awal siapa dia, gue gak perlu jatuh cinta ke hal yang mustahil gue dapetin bas! Lo minta gue jadi gentle buat deketin dia tapi apa bas dia itu cowok lo! "

"Sorry dil"

"Ck, udahlah" Dylan berbalik, tangannya ditarik kembali dan baskara menahannya.

"Gue minta maaf dil" Baskara merasa tak enak tapi dia sungguh tak mau merelakan Winantya untuk yang lain, kali ini dia ingin egois.

"Gue butuh waktu bas, lo tadi bawa dia kesini, dan lo pikir gue baik baik aja? Tenang gue gak bakal rebut dia, gue bakal jauhin dia, kalau lo emang keberatan gue bakal hapus nomernya" Ucap Dylan

"Hmmm, jangan hubungi dia lagi yaa, gue udah terlanjur cinta sama dia. Bisa kan lo ngalah aja kali ini demi gue?"

"Hmmm, tapi gue butuh waktu, lo balik aja sana pasti Winantya lagi nungguin." Ucap Dylan.

"Oke."

****

Winantya berjalan ditrotoar, sembari memikirkan apa yang baru saja dia lihat. Sesuatu mencuri perhatiannya, ada bazar makanan didekat sana.

Dia berpikir untuk membeli beberapa dibawa kerumah siapa tau Ara ingin cemilan.

Ia menghampiri penjual martabak kemudian memesan satu. "Coklat ya bu" Ucapnya.

Setelah membeli martabak, ia kembali memutari bazar, ada outlet minuman yang menjadi favoritnya yaitu coklat banana.

Tak hanya itu, Winantya juga membeli banyak makanan dari tahu bulat, cimol, dan seblak. Persediaan mukbang untuk menjernihkan pikiran.

"Perut kenyang hatipun senang." Batinnya

Makanan yang terakhir akan ia beli adalah pempek, makanan yang wajib ada ketika berkunjung ke rumah neneknya.

"Bang dua porsi yaa" Ucap Winantya.

"Oke siap"

"Satu lagi bang, jadi tiga ya"

Winantya menoleh ke seseorang yang berbicara di dekat telinganya. Orang itu malah tersenyum licik melihat ke arahnya.

*PLAAAKK

First Mistake (Remake AU) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang