"Ssst... Zuohang!"
Zuohang menoleh ke Zeyu dan menunjukkan ekspresi seolah bertanya, 'Apa?'
"Ermm...berani juga lo melawan fj4 tadi?"
"Fj4? Apa itu?" tanya Zuohang dengan ekspresi bingung di wajahnya. Zeyu menepuk keningnya karena lupa temannya itu kehilangan ingatan.
"Itu loh... yang lo maki ii tadi dan yang lo tabrak... Mereka berempat disebut Fj4 di sekolah kita. Yang lo tabrak tadi, itu Zhangji, si kulkas dingin. Yang lo maki ii tadi adalah saudara kembar dan juga si bongsu, Yuhan dan Junhao. Dan yang hanya menonton, Zhixin, kakak mereka bertiga, yang sebelas dua belas seperti Zhangji," jelas Zeyu panjang lebar. Mendengar ucapan Zeyu, Zuohang menyadari sesuatu;
'Mampos gw... Hari pertama aja lo udah berani mencari masalah dengan protagonis... Tamat sudah angan ii gw untuk hidup tenang tanpa gangguan para protagonis'
Zeyu yang melihat Zuohang sedang melamun, menepuk pundaknya dan berkata,
"Lo ngak kenapa-napa kan? Muka lo pucat sih kata gw. Mending lo istirahat di uks aja"
"Ngak mau gw... lagipula, gw baik-baik saja. Lo tidak perlu mengkhawatirkan gw," jawab Zuohang tak lupa tersenyum untuk meyakinkan Zeyu. Zeyu hanya menganggukkan kepalanya lalu dia kembali ke tempat duduknya. Tiba-tiba suasana sepi berubah menjadi hiruk pikuk seperti pasar malam. Zohang hanya tidak peduli dengan situasi di sekitarnya.
Merasakan pergerakan di bangku kosong di sebelahnya, Zuohang segera menoleh untuk melihat siapa yang duduk di sebelahnya. Pasalnya, seingatnya tentang alur novel, ia hanya menempati kursi belakang kelas tanpa ada orang di sampingnya. Wajahnya menjadi pucat dan menunjukkan wajah yang sangat terkejut.
"LO?"
~Zuozuo~
Zuohang memarkir sepeda motornya dan segera masuk ke rumahnya. Sesampainya di kamarnya, Zuohang membaringkan dirinya. Ia melamun mengingat kejadian di sekolah tadi.
"Sialan lo! Dasar pria ii gila!" teriak Zuohang
Flashback...
"LO?" Zuohang berteriak agak keras. Matanya menatap tajam ke arah pria yang duduk di sebelahnya. Kemudian, Zuohang mendengar bisikan dari teman sekelasnya;
'Kenapa Yuhan duduk di sebelah si cupu?'
'Ishh pelet, apa yang dilakukan si cupu itu hingga tiba-tiba Yuhan menempati kursi kosong di sebelahnya'
Dan masih banyak lagi. Mendengar bisikan itu, Zuohang dapat menyimpulkan bahwa dia seharusnya duduk sendirian di tempatnya. Namun entah kenapa Yuhan ini duduk di sebelahnya. Tidak nyaman dengan Yuhan yang berada di sampingnya, Zuohang membuka mulutnya...
"Kenapa lo duduk di sini. Tempat lo bukan di sini, kan. Kembalilah ke meja lo!"
Yuhan hanya menatap wajah Zuohang dalam. Dia terus menatap wajah Zuohang selama hampir satu menit.
"Apa salahnya gw duduk di sini? Apakah ini sekolah lo? Terserah gw mau duduk di mana," ucap Yuhan sambil mengangkat bahunya.
"Tidak salah sih, hanya saja gw tidak suka dan merasa tidak nyaman jika gw berada di dekat gw!" marah Zuohang. Yuhan menyeringai setelah mendengar kata-kata Zuohang. Dia menyodongkan dirinya ke arah Zuohang sambil berbisik...
"Gw pergi jika lo memberi nomor telepon lo!"
Yuhan menarik semula dirinya dan menyerahkan ponselnya ke Zuohang.
"Tidak ingin gw memberikannya pada lo!" jawab Zuohang dengan nada ketus.
"Baiklah, kalau begitu gw duduk di sini saja!" jawab Yuhan dengan acuh.
Zuohang yang sebenarnya tidak ingin dekat dengan protaginis hanya mendengus kasar dan mengambil ponsel Yuhan dengan kasar. Dia mengetikkan nomornya ke telepon Yuhan dan menyimpannya.
"Puas? Sekarang silakan menuju ke meja asalmu!" Zuohang berkata sambil mengembalikan ponsel Yuhan. Yuhan hanya nyengir dan kembali ke meja aslinya di sebelah Zhangji.
"Selesai! Ini nomornya," ucap Yuhan pada Zhangji dengan nada pelan. Tidak ada yang menyadarinya, tapi Zuohang yang melihat Yuhan kembali ke tempatnya, menyadarinya. Dan yang paling mengejutkan Zuohang adalah dia melihat senyum lebar di wajah Zhangji.
"Arhhh!!! Sialan sungguh nasibku!" kata Zuohang meratapi nasibnya.
End flashback...
'Sekarang, gw perlu membuat rencana baru untuk menghindari fj4 itu'
.
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Zuohang
Fiksi PenggemarAkibat mengutuk sebuah novel yang dibeli olehnya, Zuoshan secara tidak sengaja bertransmigrasi ke dalam novel tersebut. Nasib sial tidak berhenti di situ.. dia yang ditakdirkan mati di akhir cerita disebabkan antagonis cowo, kini menjadi rebutan par...