Hongjoong berdiri di depan jendela besar yang menghadap ke kota, menikmati pemandangan malam yang dipenuhi lampu-lampu gemerlap.
Di ruangannya yang mewah dan megah, ia sering kali memikirkan rencananya untuk menguasai kota.Saat itu, seorang bawahannya masuk dengan seorang pria yang dibelenggu.
"Bawa dia ke sini," kata Hongjoong dengan suara dingin.
Pria itu diseret masuk dan dilempar ke lantai. Hongjoong menatapnya dengan tajam. Pria itu adalah seorang informan yang gagal memenuhi tugasnya.
"Kau tahu konsekuensinya jika gagal, bukan?" tanya Hongjoong dengan suara yang mengintimidasi.
Pria itu gemetar ketakutan. "Tolong, beri aku kesempatan lagi, Tuan Hongjoong. Aku bisa memperbaiki semuanya."
Sebelum Hongjoong bisa menjawab, pintu terbuka lagi, dan seorang pria masuk dengan wajah cemas. Dia tampak berbeda dari yang lain—lebih bersih, lebih polos.
"Aku mohon, lepaskan adikku," kata pria itu. "Aku akan melakukan apa saja."
Hongjoong menatap pria itu dengan pandangan penuh minat. "Siapa kau?" tanyanya.
"Aku Seonghwa, kakaknya," jawabnya dengan suara yang gemetar.
Hongjoong menyeringai, melihat peluang yang menarik. "Baiklah, Seonghwa. Aku akan membebaskan adikmu, tapi kau harus mengikuti permintaanku."
Seonghwa dibawa ke apartemen pribadi Hongjoong. Apartemen itu luas dan mewah, penuh dengan furnitur mahal dan dekorasi artistik. Meskipun merasa takut, ada sesuatu dalam cara Hongjoong memperlakukannya yang membuatnya merasa bingung.
"Hari ini, kau akan tinggal di sini," kata Hongjoong sambil menutup pintu dengan lembut. "Kau milikku sekarang."
Seonghwa menelan ludahnya. "Apa yang kau inginkan dariku?"
Hongjoong mendekat, mengangkat dagu Seonghwa dengan jari-jarinya. "Aku hanya ingin melihat bagaimana kau akan bertahan dalam permainan ini."
Setiap hari, Hongjoong memperlakukan Seonghwa dengan campuran kekejaman dan perhatian yang aneh. Di satu sisi, dia bisa sangat kejam, membuat Seonghwa melakukan tugas-tugas yang sulit dan melelahkan. Di sisi lain, dia menunjukkan perhatian yang tak terduga, memastikan Seonghwa makan dengan baik dan tidur cukup.
Suatu malam, Hongjoong memanggil Seonghwa ke ruang tamunya. Di sana, mereka duduk di sofa yang nyaman, dengan secangkir teh hangat di depan mereka.
"Kau tahu, Seonghwa, hidup ini adalah permainan," kata Hongjoong sambil menatap mata Seonghwa. "Dan kau sekarang adalah bagian dari permainanku."
Seonghwa menghela napas, mencoba memahami maksud Hongjoong. "Kenapa kau melakukan ini padaku?"
Hongjoong tersenyum tipis. "Karena aku bisa. Dan karena ada sesuatu dalam dirimu yang menarik perhatianku."
Hari demi hari berlalu, dan Seonghwa mulai terbiasa dengan kehadiran Hongjoong. Meskipun Hongjoong sering bersikap keras dan manipulatif, ada saat-saat di mana dia menunjukkan sisi lembutnya. Seonghwa mulai merasakan perasaan yang tidak dia mengerti.
Suatu malam, saat mereka duduk di ruang tamu, Hongjoong menatap Seonghwa dengan tatapan yang dalam. "Kenapa kau tidak melarikan diri?" tanyanya.
Seonghwa menghela napas. "Aku tidak tahu. Mungkin karena aku mulai memahami dirimu."
Hongjoong tersenyum tipis. "Hati-hati, Seonghwa. Perasaan bisa menjadi senjata yang paling mematikan."
Di balik semua kekerasan dan manipulasi, Seonghwa mulai melihat sisi manusiawi Hongjoong. Ia menyadari bahwa di balik topeng kekejamannya, Hongjoong adalah seseorang yang juga memiliki luka dan ketakutan.
Suatu malam, setelah menjalani hari yang berat, Seonghwa menemukan Hongjoong duduk sendirian di balkon, menatap bintang-bintang. Dengan hati-hati, Seonghwa mendekatinya.
"Apa yang kau pikirkan?" tanya Seonghwa pelan.
Hongjoong menoleh dan menatapnya dengan mata yang penuh dengan rasa sakit yang tersembunyi. "Aku hanya berpikir tentang semua yang telah kulakukan dan semua yang telah hilang."
Seonghwa duduk di sampingnya, mencoba menawarkan kenyamanan. "Kau masih bisa mengubah segalanya. Tidak ada kata terlambat untuk memulai lagi."
Hongjoong tersenyum pahit. "Kau terlalu baik, Seonghwa. Dunia ini tidak seindah yang kau bayangkan."
Hubungan mereka semakin dalam, dan Hongjoong mulai merasakan perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.
Suatu malam, mereka terlibat dalam percakapan yang dalam tentang masa lalu dan harapan masa depan.
"Aku tidak pernah merasakan cinta seperti ini," kata Hongjoong dengan suara rendah. "Kau membuatku merasa hidup."
Seonghwa tersenyum, menatap mata Hongjoong. "Aku juga merasakan hal yang sama."
Malam itu, mereka terjebak dalam pelukan satu sama lain, dan sesuatu yang tak terduga terjadi. Mereka menemukan kenyamanan dalam satu sama lain, mengatasi rasa sakit dan ketakutan yang selama ini menyelimuti hati mereka.
Hongjoong menjadi semakin protektif terhadap Seonghwa. Ia memastikan bahwa Seonghwa mendapatkan segala yang dia butuhkan dan selalu ada untuknya. Mereka mulai merencanakan masa depan bersama, meskipun bayangan dunia kejahatan masih mengintai.
Namun, cinta mereka diuji ketika musuh-musuh Hongjoong mulai menyadari kelemahannya. Ancaman datang dari berbagai arah, dan Hongjoong harus berjuang keras untuk melindungi Seonghwa.
Beberapa bulan kemudian, Seonghwa mulai merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Dia sering merasa mual dan lelah. Ketika dia memeriksakan diri ke dokter, dia mendapatkan kabar yang mengejutkan.
"Anda hamil," kata dokter.
Seonghwa terkejut, tidak tahu harus berkata apa. Saat dia memberi tahu Hongjoong, pemimpin mafia itu juga terlihat terkejut, tetapi kemudian senyum muncul di wajahnya.
"Kita akan menghadapi ini bersama," kata Hongjoong, menggenggam tangan Seonghwa. "Anak ini adalah bagian dari kita."
Hongjoong segera mengatur segala sesuatunya untuk memastikan kehamilan Seonghwa berjalan dengan lancar. Dia menyewa dokter terbaik dan memastikan Seonghwa mendapatkan perawatan yang terbaik. Hongjoong bahkan mengurangi aktivitas kriminalnya, berusaha menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi Seonghwa dan anak mereka yang akan lahir.
Setiap malam, Hongjoong akan berbicara kepada anak mereka yang belum lahir, menceritakan tentang dunia dan betapa ia akan dicintai. Seonghwa merasa terharu melihat sisi lembut Hongjoong yang jarang terlihat.
Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Musuh-musuh Hongjoong tidak tinggal diam. Mereka berusaha untuk menyerang saat Hongjoong dalam posisi lemah. Tapi Hongjoong sudah siap. Dia mengumpulkan semua kekuatannya untuk melindungi keluarganya.
Pada akhirnya, Hongjoong memutuskan untuk meninggalkan dunia kejahatan demi keluarganya. Mereka pindah ke tempat yang lebih aman, jauh dari hiruk-pikuk kota dan bahaya yang mengintai.
Dengan kelahiran anak mereka, Hongjoong dan Seonghwa memulai babak baru dalam hidup mereka. Cinta mereka yang tak terduga di tengah gelapnya dunia kejahatan telah membawa mereka ke kehidupan yang penuh dengan harapan dan kebahagiaan.
Hari-hari mereka kini dipenuhi dengan kebahagiaan sederhana—menghabiskan waktu bersama anak mereka, menikmati kebersamaan, dan merencanakan masa depan yang cerah. Hongjoong yang dulu kejam dan tak berperasaan, kini telah menemukan arti sebenarnya dari kehidupan bersama Seonghwa dan anak mereka.
Dalam dunia yang penuh dengan bahaya dan ketidakpastian, cinta mereka adalah cahaya yang menerangi jalan. Hongjoong yang dulunya kejam dan tak berperasaan, kini telah menemukan arti sebenarnya dari kehidupan bersama Seonghwa dan anak mereka.
Dan meskipun perjalanan mereka penuh dengan rintangan, mereka tahu bahwa selama mereka bersama, tidak ada yang tidak bisa mereka hadapi.
Cinta mereka adalah kekuatan yang mengatasi segala hal, membawa mereka menuju kebahagiaan yang sejati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exquisite Episode • All × Seonghwa
Hayran Kurgubottom!Seonghwa / Seonghwa centric ©2023, yongoroku456