AWALAN YANG BARU

57 12 14
                                    

"Udah-udah, jangan ribut, sekarang kita turun. Udah samapai ini." ajak raka turun.

"Bang, gue masih ragu, gue sedikit gugup." ucap kanza memegang tangan Raka.

"Dek, tenang, jangan gugup, kitakan yang mengantarkan kanza samapai kelas, biar orang-orang kampus tau, lo adik kita. jadi, mereka gak bakal nyakitin lo." ucap raka memeluk tubuh kanza.

"Iya, gue tau, tapi gue takut di bully seperti waktu SMA." ucap kanza sembari menangis di pelukan nya.

"Dek kanza, sayang, denger, yah, siapa pun yang mem-bully lo, gak akan kita beri ampun" ucap Faruq.

"Bang, kenapa hanya beberapa aja yang penampilan nya kaya gue? yang lain nya menggunakan celana, kan , kanza jadi takut." ucap kanza untuk pertama kali nya melihat sekeliling anak-anak kampus.

"Gak apa-apa, jadi lah diri sendiri, jangan mengikuti diri orang lain, yah." ucap raka lagi.

              Kini, mereka langsung pergi ke kelas kanza, ketiga abang kanza terlihat gagah berjalan di samping kanan dan kiri kanza. Semua mata tertujuh pada mereka, Termasuk mata kawan SMA kanza yang sering mem-bully nya. Ketiga abang kanza menjadi inceran para kaum hawa karena ketampanan nya yang membuat para hati kaum hawa kelepek-kelepek.

"Eh, itu kan, kanza yang waktu SMA sering lu bully, ternyata ke tiga cowok bersama nya itu abang nya." ucap salah satu teman zahra, ya, dia, lah. wanita yang sering melakukan perundungan kepada kanza di masa SMA.

"Gue gak nyangka, anjirr. ternyata itu abang nya." ucap nya merasa ketakutan, karena dia menyukai salah satu abang kanza.

"Oh...jadi, lo, yah. orang yang sering mem-bully adik gue." ucap Faruq dan mereka pun kini langsung berhenti berjalan.

"Gue gak tau kalo dia itu adik loh" ucap nya gugup saat mata tajam  Faruq menatap mata nya.

"Dasar, cewek beresek!!." ucap Faruq tegas dan membuat zahra semakin ketakutan.

"Faruq, udah, dek, gak usah di ladenin cewek gila ini!." ucap raka memegang tangan kanza erat.

"Buat kalian semua yah yang ada disini, bahkan yang gak ada di sini, nanti kalian kasi tau, yah!!! Siapa pun orang yang berani mem-bully adik gue lagi, cam kan ini. lo gak akan bisa bernafas lega lagi walaupun lo cewek." ucap raka sambil menatap wajah zahra, hal itu ternyata membuat zahra semakin ketakutan.

"Anjay, kuliah mental abang, ya, dek?." ucap seseorang cowok yang kanza pun langsung ketakutan hinga ia memeluk erat tubuh raka.

"Macam-macam lo sama adek gue!." tegas raka sambil memutar tangan cowok itu hingga sih cwok itu pun ngerasa kesakitan.

"Tadi kita sudah bilang apa?? lo punya telinga, kan!!." teriak  Faruq dengan tegas.

            kin, Faruq memukul cowok itu dengan tangan nya yang kekar sehingga membuat bibir cowok itu berdarah karena tonjok kan dari Faruq.
Ghibran pun menambah tonjok kan di pipi nya yang belum berdarah. Mereka yang melihat kejadian itu pun langsung terdiam dan tak ada yang berani membuka obrolan semua hening tanpa saling berbisik.

"Awas lo pada kalo gue tau adik gue lo pada bully." ucap Faruq kesal.

"Lo gak akan bisa hidup lagi, cam kan itu!!." tegas Ghibran.

        Setelah keributan itu, mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka ke kelas kanza, walaupun samapai ke kelas kanza, mata mahasiswa masih tertujuh ke arah mereka. Kanza yang merasakan tatapan dengan penuh tidak kepercayaan itu, sehingga membuat kanza risih.

"Sekarang kita sudah samapai, kalo ada yang macam- macam sama lo, telfon abang, ya." ucap  Raka.

"Dengar itu kata bang raka? Kalo ada apa-apa, langsung telfon kita, jangan tunggu lo udah lemah baru nelfon keburu telat dek." ucap Faruq.

"Gue di kelas sini ada kenalan cewek dan cewek itu gue suruh buat mata-matain lo, barang kali dia bisa memberi info tentang lo ke gue" ucap Ghibran.

"Makasih banyak, ya, bang, gue merasa gue terus berada di tempat yang aman jika kalian selalu ada untuk gue" ucap kanza memeluk ketiga abang nya.

"Iya, dek, kita pergi dulu, ya. selamat belajar dan selamat mendapatkan teman-teman yang baru." ucap Raka tersenyum.

"Belajar yang rajin, ya." Sahut Faruq.

"Dadah, adik abang yang cantik " ucap Ghibran.

            Mereka pun meninggalkan kanza di kelas, kanza merasa bosan, untuk menghilangkan rasa kebosanannya ia pun membaca buku yang di berikan oleh Ghibran, buat pengetahuan kanza lebih dalam lagi tentang perekonomian. Buku ini pas dengan kejuruan kanza, jadi. lebih enak di baca karena banyak pengetahuan yang belum kanza ketahui.
Ketika kanza sudah membaca setengah, ada wanita yang mengajak kenalan, Namun. Kanza mendiamkan nya karena kanza sedang fokus membaca. Waktu kanza tidak membalas pernyataannya, dia pun langsung meninggalkan kanza keluar, kanza sempat melihat kepergiannya, tetapi kanza hanya mengedikkan bahu dan kembali fokus membaca.

Melodi cinta dua iman {Terbit}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang