17

1.5K 114 8
                                    

Tender yang dikejar deadline penyelesaian sekian persen. Sementara ada banyak perubahan desain karena usai survey lapangan usai meeting itu membuat Arsena makin menatap tim itu tajam.

Kini mereka tengah melaksanakan kegiatan 18+ dalam ruangan khusus. Revisi besar-besaran namun mengikuti banyak petunjuk bos mereka dengan tuntutan untuk tak menambah biaya. Bahkan sejak jam 3 sore terlihat mereka begitu frustrasi sebelum memulai pekerjaan. Sementara di lapangan, proyek dihentikan sementara.

Pada jam 3.15 sore, Arsena telah menyelesaikan pekerjaannya sendiri. Kini dia bersiap-siap menuju ruang hukuman di lantai 3. Wajah berseri-seri itu membuat asistennya begitu takut. Terbiasa melihat wajah flat meski kini masih sama hanya ditambah ekspresi dari sorot mata yang wah.

Cklek

Pintu terbuka, para karyawan yang berada disana kalang kabut. Bahkan belum ada gambar revisi dari desain sebelumnya.

"E eh T-tuan Muda, e anu..." Ketua tim itu bingung entah apalagi yang bisa ia sampaikan.

"Pasti dimarahin lagi kita." Bisik beberapa karyawan pasrah.

"Kosong?" Singkat Arsena.

Nuel tengah menatap horor tuan mudanya. Bahkan melotot kearah para bawahan itu dengan gerakan tangan mengancam. Sementara para karyawan disana makin pasrah dengan karier mereka disana.

"Siapa yang buat desain awal?" Selidik Arsena dengan menatap mereka satu-persatu namun tak ada satupun suara jawaban.

"Baik, kukatakan saja para profesional ini menggunakan jasa joki." Datar dan mengancam, mereka tak bisa berkata apapun.

Langkah tenang Arsena menuju meja dengan berkas revisi tebal. Dibukanya satu-persatu lalu membuat sketsa di meja arsitektur. Dia suka dengan kondisi ini, sangat tenang.

Beberapa orang dipanggilnya dengan menanyakan beberapa hal terkait desain lama. Serta menanyakan beberapa hal terkait manajemen limbah dan sampah pada karyawan yang baru dimasukkan kedalam tim.

Akhirnya perlahan mereka bisa bekerjasama meski disertai rasa ngeri. Nuel? Disana tugasnya hanya ikut lembur dengan duduk santai. Memesan beberapa makanan serta minuman sesuai keinginan sang tuan.

Takjub hanya dengan waktu singkat desain kertas selesai hingga jam 7 malam. Berlanjut desain 3d karena memang awalnya tak pernah ada konfigurasi tentang lebar pintu. Dimana akan ada mesin besar yang dimasukkan beberapa ruang. Hingga umpatan Arsena di lapangan itu sempat terngiang "Metode sulap apa yang akan kalian gunakan untuk memasukkan mesen sebesar itu kesana? Senter pengecil Doraemon? Mengerikan!".

Dalam kontrak tender, projek ini hanya membangun serta renovasi dari sekian luas lahan yang sesuai bukti kepemilikan uang telah disepakati tadi. Serta desain tata letak bangunan tanpa instalasi fasilitas pendukung. Arsena senang dengan hal ini, dipikirannya hanya ilmu yang dia cari jauh-jauh akan sangat berguna.

Jam sebelas malam kegiatan 18+ itu usai. Mereka merapikan berbagai berkas dan kegaduhan yang terjadi. Bahkan pikiran para karyawan legal dan keuangan yang sedari awal hanya memberikan sedikit bantuan merasa terharu bisa segera pulang.

"Segera selesaikan urusan ini, jangan buat malu lagi!" Peringat Arsena sambil meminum sisa susu kotak 1 liter miliknya.

Setelah mereka diusir Nuel, tempat itu kembali hening. Ada banyak pertanyaan di benak Nuel terhadap apa yang dilakukan Arsena.

"Apa hanya demikian Tuan Muda?" Ungkapnya membuka percakapan.

"Mereka? Ngga tuh, bibit korupsi harus disisihkan dulu. Desain joki? Ah sepertinya akan lebih berguna mahasiswa magang. Mungkin lebih baik menguji kelayakan kinerja mereka lagi. Bagian legal dan survey juga mesti ditata ulang kan?" Jelasnya.

SOLOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang