25

452 54 12
                                    

Setelah masalah mereka semalam Hinata memutuskan untuk tidur dikamar putranya. Sedangkan Naruto masih tetap dikamar mereka, Hinata saat ini sedang menyiapkan sarapan untuk ibu mertuanya dan juga Naruto. Bibi pelayan membantunya dalam membuat sarapan pagi ini.

Sedangkan Boruto saat ini masih tertidur dikamar ditemani oleh pengasuhnya. Semalaman Hinata begadang dan sulit lagi untuk tertidur, ia sesungguhnya tidak bisa tertidur jika sedang ada masalah seperti ini.

Ia juga merasa sedikit trauma setelah kejadian semalam, ia tidak ingin tidur terlalu lelap lagi. Hinata takut kejadian semalam akan terulang.

Saat sibuk menyusun beberapa hidangan diatas meja, Hinata dapat melihat Kushina yang turun dari lantai atas menuju meja makan, di ikuti oleh Naruto yang berada dibelakangnya. Suaminya itu hanya menatapnya sekilas dengan dingin, Hinata hanya bisa menghembuskan nafasnya lelah.

"Dimana cucuku?" Kushina bertanya dengan ketus. Hinata yang akan pergi pun menoleh kearah Kushina.

"Boruto sedang berada diatas bersama pengasuhnya." Hinata menjawab dengan pelan namun dapat di dengar oleh Naruto dan juga Kushina.

"Biar pengasuh yang merawatnya, ku cukup menyusuinya saja jika dia haus." Kushina berujar dengan sinis. "Bukankah begitu lebih baik Naruto?" Tanya Kushina pada Naruto yang nampak diam.

Hinata menatap Naruto berharap Naruto tidak mengiyakan apa kata ibu mertuanya itu. Karena bagaimana pun Hinata adalah ibunya ia berhak atas putranya.

"Hmm" Naruto menganggukkan kepalanya pertanda setuju. Mata Hinata terbelak mendengar jawaban Naruto.

"Naru--." Dengan pelan Hinata memanggil Naruto.

Naruto menatap wajah Hinata yang terlihat memancarkan kekecewaan padanya. Tetapi Naruto lebih kecewa terhadap wanita itu.

"Jangan membantah aku melakukannya demi keselamatan putra ku nanti."

Hinata menggeleng tidak percaya, bagaimana bisa Naruto berkata seperti itu.

"Tapi aku ibunya, aku berhak atas putraku juga!" Ucap Hinata dengan sedikit keras. Ia tidak terima jika harus dijauhkan dari putranya hanya karena kesalahan yang bukan sepenuhnya dirinya.

"Diamlah dan jangan membangkang ucapan suamimu!" Bentak Kushina dengan keras dan menatap mata Hinata dengan tajam. Hinata menatap mata ibu mertuanya dengan sama tajamnya.

"Seharusnya ibu tidak perlu ikut campur dalam rumah tangga kami. Ibu juga tidak perlu lagi berpura-pura baik kepadaku." Hinata tersenyum kecut setelah mengatakan itu. Kushina nampak yg terkejut dengan kalimat wanita di depannya itu.

...

Naruto yang mendengar nada bicara Hinata yang mulai meninggi pun mulai bangkit dari duduknya dan menghampiri Hinata yang berdiri pada sisi meja makan besar itu.

Ia mencengkram lengan Hinata dengan sangat keras sampai menimbulkan kemerahan di tangan putih wanita itu. Naruto menatap mata Hinata dengan sangat tajam, untuk meminta istrinya berhenti berkata kasar pada ibunya.

"Tutup mulutmu itu, Hinata!" Dapat Hinata rasakan bahwa nada bicara Naruto sangatlah dingin. Ia tahu pria itu sangatlah marah padanya.

Hinata memberanikan dirinya menatap tajam sama halnya dengan Naruto. "Aku hanya berbicara sesuai fakta saja. Apa aku salah?" Ia menatap suaminya dengan berlinang air mata.

"Kau sudah sangat keterlaluan!"

"Mengapa aku yang harus dihukum atas kesalahan yang bukan sepenuhnya salahku. Mungkin aku memang belum benar dalam merawat Boruto, aku masih banyak belajar untuk merawatnya. Jika kau marah karena Boruto terjatuh saat itu, aku minta maaf." Ucapnya dengan pelan.

Affair Of The Heart [NARUHINA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang