| Prologue |

294 50 24
                                    

| Unfamiliar Warmth |

—————happy reading—————

Bagaimana tanggapan kalian dengan sebuah pengkhianatan? Tentu saja kalian merasakan kekecewaan yang berat, lalu bagaimana kalian membalasnya? Dendam? Atau memaafkan dengan ikhlas dan hanya bersabar? Ah terlalu mudah untuk mereka yang sudah mengkhianati kita jika kita memaafkannya begitu saja bukan?

Ada yang memilih untuk dendam dan ada juga yang memang diam untuk memilih memaafkan, namun sudah pasti ada rasa ingin membalas.

Itulah yang ada di benak Exu saat ini, ia merasakan dikhianati oleh gadis yang ia jaga dan ia cintai dengan tulus.

Gadisnya memilih lelaki lain disaat Exu tengah berjuang untuk gadis yang ia cintai itu. Kecewa, marah, sedih, dendam, dan muak menjadi satu, dengan yakin Exu menghadapi kedua sejoli itu yang tengah berinteraksi mesra di taman kota yang biasanya adalah tempat kencan Exu dengan gadis tersebut.

Exu berjalan sembari bertepuk tangan dengan keras membuat kedua orang tersebut kaget dan yang paling terkejut sudah pasti gadis dengan rambut sebahu tersebut, Exu dengan senyuman sarkasnya bertepuk tangan lebih kencang lagi hingga terdengar jauh dari taman.

"What a very interesting spectacle of a bitch!" Cela Exu dengan wajah dinginnya

"Exu! Dear, ini gak yang seperti kamu pikirin, aku bisa jelasin sayang!" Ucap gadis itu dengan kalang kabut

"Apa yang bisa kamu jelasin lagi Sya? Setelah kamu peluk dan kissing dia apalagi yang bisa kamu jelaskan, hah?!" Sentak Exu merasa muak dengan sikap gadis itu

Lesya Angeline, gadis yang menjadi cinta pertamanya dan sekaligus alasan utamanya untuk bisa sembuh dan bangkit dari dirinya yang dulu. Akan tetapi hasil yang ia dapatkan hanyalah pengkhianatan, hubungan selama 4 tahun berujung sia-sia.

Lesya dengan pias berusaha menggapai tangan Exu dan sudah pasti pria itu menepis dengan kasar, dan Lesya meringis kesakitan. Exu menyerngitkan dahinya dan ia mendesah tak percaya, here we go again gadis itu kembali berdrama.

Pria yang bersama dengan Lesya itu mendekat kearah Lesya dan merengkuh tubuh gadis itu dengan lembut, pria itu menatap Exu dengan kesal akan tetapi Exu hanya membalasnya dengan datar dan menunggu penjelasan dari Lesya tapi gadis itu hanya diam dan menangis di pelukan pria yang terlihat lebih tua dari Exu.

"Aku gak punya waktu buat dengar tangisan buaya kamu itu Sya, aku minta penjelasan sekarang!"

"Lo bisakan gak usah kasar begitu ke perempuan?!" Gertak pria tersebut

"Lo diam! Gue gak ada urusan apapun sama lo!" Kencam Exu menunjuk kearah pria itu dengan marah

"Kamu terlalu sibuk, Exu...aku juga butuh kamu, dan kamu itu terlalu cuek! Kamu jahat dan kamu selalu mementingkan diri kamu sendiri!" Perkataan dari Lesya kembali membuat Exu ternganga tak percaya.

Exu menghela napas kasarnya menahan rasa sakit yang amat mencekam di dadanya, ia berjuang demi Lesya selama ini, kesibukannya selama ini untuk ia berikan sepenuhnya agar ia bisa melamar Lesya dan menua bersama gadis itu.

"Lesya kamu tahu sendiri kenapa aku selama ini selalu sibuk kan? Walaupun aku lagi part timepun aku tetap berusaha buat menghubungi kamu, Sya!" Ujar Exu dengan nada lelahnya.

Lesya hanya membuang muka dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang pria yang tengah memeluknya itu. Exu semakin merasakan sakit begitu melihat Lesya lebih memilih pria lain daripada dirinya, pria tersebut juga seakan menatapnya dengan remeh membuat emosi Exu semakin membuncah.
Bugh!

"EXU!" Teriak Lesya begitu Exu melayangkan bogeman mentah pada selingkuhannya Lesya

"Woy! Maksud lo apa main pukul-pukul gue, bocah!" Marah pria tersebut tak terima

Exu dihantam beragam pukulan dari pria tersebut, mulai dari perut, wajah, kaki, dan dadanya dihajar habis-habisan. Exu terduduk lemas, tubuhnya melemah lantaran efek samping obat yang ia konsumsi.

Lesya menarik kekasih barunya itu untuk segera pergi dan meninggalkan Exu yang terbatuk-batuk, ia berteriak marah. Dirinya tidak bisa menjaga cintanya dan dikhianati. Perjuangannya sia-sia, impian dan segala rencana yang ia bangun untuk Lesya seorang sudah hancur lebur.

"Hey wake up, you look like a miserable guy" Sebuah suara menyadarkan Exu dari keterpurukannya

Seorang gadis dengan jaket oversize hitamnya berdiri tegap di hadapan Exu yang masih terduduk lemas, kedua bola mata mereka bertemu dan saling terkunci.
Nampak gadis itu cukup terkejut melihat keadaan Exu yang babak belur, lantas gadis itu berlari keluar taman meninggalkan Exu sendirian yang tengah terdiam.

Exu berusaha untuk bangkit dan duduk di bangku taman yang ada di dekatnya "Akh! Demam sialan" Umpatnya yang semakin merasakan pusing.

Tak ia duga gadis itu datang bersamaan dengan sebuah paperbag besar, dan ia duduk disamping Exu sambil mengeluarkan beberapa barang yang ada di dalam paperbag tersebut.

Exu yang sudah merasakan pusing yang menyerang seluruh kepalanya tak mampu bergerak dan hanya bisa memerhatikan gadis asing itu.

"Kemarikan wajahmu" Titah gadis itu menyamping mengarah sepenuhnya pada Exu

Exu hanya menuruti perintah itu dalam diam, gadis itupun langsung mengoleskan cairan merah pada luka lebam dan robek di wajah Exu.

Entah karena sudah malam atau karena pandangannya yang buram Exu tak bisa melihat jelas wajah gadis tersebut, yang bisa ia kenali dari sosok gadis itu berupa wangi khas yang manis.

Wangi manis buah menyeruak dari gadis itu, rambut panjangnya yang bergelombang dan wajahnya yang terbingkai oleh kacamata. Gadis itu hanya diam dan tidak bertanya apapun mengenai Exu yang penuh dengan luka.

Angin malam membuat Exu semakin menggigil, pria itu hampir saja terjatuh ketanah jika gadis tersebut tak memegangnya dengan erat. Helaan napas terdengar, Exu jatuh pingsan, entah pingsan atau terlelap yang pasti pria itu tidak sadarkan diri.

Disisi lain Exu merasa hangat dalam sekejap saat merasa sebuah tangan menyampirkan jaket pada tubuhnya, dan ia tak sadarkan diri setelah itu.

Gadis tersebut diam, hawa dingin menusuk pada kulit putihnya yang hanya dilapisi tanktop crop hitam akan tetapi ia tidak merasa dingin sama sekali, mungkin karena suhu panas tubuh dari pria berambut ungu yang membuatnya merasa sedikit hangat.

Ia bisa melihat wajah teduh Exu yang terlelap dibahunya, napas panas menyeruak tepat didepan lehernya. Gumaman tipis bisa ia dengar akan tetapi tidak jelas, gadis itu hanya bisa mendengus geli.

"What a cute little wolf" Gumam gadis itu mengusap lembut dahi Exu yang berkeringat.

——————to be continued——————

nb :

hi!! pumpkins dan juga readers lainnya omg finally aku publsih wp ini kyaa

sekali lagi ini exu x readers ya para pumpkins jangan lupa baca descriptionnya terlebih dahulu okayy!!

hope you enjoyed this story guyss have a good one pumpkins<3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Revenge ContractsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang