23|MASA LALU SARAH?

12 5 1
                                    

Happy enjoy to read my story.

To appreciate my work!

Don't forget to leave a trace by voting!

(⁠๑⁠¯⁠◡⁠¯⁠๑⁠)-→🌟

***

23||MASA LALU SARAH?

"Masa lalu itu,bukan
untuk diulang,tapi
untuk dikenang."

***

Siang ini,Laras tengah berada didepan pintu toilet perempuan,ia menunggu Mona yang berada didalam toilet. Terhitung sudah lima belas menit,Laras tegak berdiri di depan pintu toilet,ia sudah berusaha untuk sabar menunggu Mona, meskipun dirinya tipikal orang yang tidak sabaran. Tapi,demi sahabatnya, Laras rela melawan rasa kesalnya karena Mona tak kunjung keluar.

Gadis dengan khas pita merah yang berada dibelakang rambutnya,menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Ia bingung,bagaimana caranya membalas pesan chat dari Dewi yang terus bertanya tentang hubungannya dengan Harris.
Laras juga sebenarnya tidak tahu,bahwa Rey dan sahabat-sahabat Harris-lah yang mengungkap hubungan antara Laras dan Harris secara terang-terangan.

Laras memandangi layar handphone-nya dengan tatapan mata yang terus tertuju pada beberapa pesan chat dari aplikasi WhatsApp-Dewi.

Dewi: Jawab jujur!

Dewi: Lo pacaran? Sama Harris?!

Dewi: Lo? Tau kan,gue gimana?

Dewi: Lo,pasti tau perasaan gue,kalau tau Lo pacaran sama Harris.

Dewi: Jawab!!!

Dewi: nge-read cht gue gabikin lo keren.

Ditempat lain,lebih tepatnya,dikantin yang ditempati seluruh siswa-siswi SMAIG,kecuali anggota RAVLOS. Dewi,Talita,dan Sarah. Menunggu Laras membalas pesan chat dari Dewi. Mata mereka tak lepas menatap layar ponsel Dewi yang menunjukkan centang biru dua,pada beberapa chat-nya. Tapi,nihil,Laras hanya sekedar membaca,dan menampilkan bahwa nomor WhatsApp Laras sedang online.

Rahang Dewi mengeras. Darahnya seolah mendidih karena Laras yang tak kunjung membalas pesan chat dari dirinya. Lengan kanannya menggeplak meja hingga menimbulkan suara yang cukup nyaring.

Bruk!

"Aww! Lo apa-apaan sih!" Gertak Sarah mengibas-ngibaskan telapak tangan kirinya yang terkena kuah soto,akibat Dewi menggeplak meja tanpa sadar.

"E-eh,maaf Sar! Gue ga sengaja." Ucap Dewi mencoba untuk membantu Sarah membersihkan telapak tangan kirinya yang memerah. Tapi,perlakuan Dewi justru mendapat tepisan dari sang empu. Sarah menepis lengan Dewi menggunakan lengan kanannya.

"Gausah sok baik! Dasar munafik!" Sarkas Sarah yang semakin membuat Dewi dan Talita bingung dengan ucapannya.

"Gue udah baik sama lo! Ini? Balasan dari lo?!" Bentak Dewi berniat menampar wajah Sarah. Tapi,Talita sudah lebih dulu menahan lengan kanannya.

"Sar? Ayo ke-UKS." Ujar Talita mencairkan suasana yang memanas. Ia tak ingin menjadi bahan gosipan karena kedua temannya yang seperti anjing dan kucing,tak pernah akur. Padahal,setahu Talita,mereka sudah sejak lama bersahabat.

Talita melepas cengkraman tangannya lalu menarik lengan kanan Sarah berniat mengajaknya ke-UKS. Untuk mengobati memar Sarah,juga mendinginkan situasi saat ini.

DIA HARRIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang