APAKAH INI YANG DINAMA KAN CINTA!

40 10 9
                                    

           Kanza tak sadar bawa sedari tadi, fadli terus menatap nya dengan perasaan yang sulit untuk di artikan. Entah itu perasaan karena rasa cinta ataupun perasaan sekedar kagum.

"Hai, fadli." sapa kanza, tapi tak kunjung di balas nya, sepertinya dia sedang melamun??.

            Lanatas, Kanza langsung menghampiri nya. dan kanza menepuk pundak nya sehingga mampu membuat Fadli terkejut dan terbangun dari melamun nya itu.

"Eh, astaga!." ucap nya terkejut.

"Ada apa,? kok,melamun?? " tanya kanza bingung.

"Gak apa-apa, ko. sudah siap mencatat nya?." ucap nya bertanya kepada kanza.

"Alhamdulillah, sudah."

"Kenapa lo nangis, waktu baca pesan yang ada di ponsel, lo?." tanya nya bingung.

"Gak ada, kok. tadi gue baca novel,,,hehe. ceritanya tuh, sedih banget. tentang anak angkat diusir dari rumah oleh keluarga angkat nya sendiri." ucap kanza kembali meneteskan air mata.

"Hanya cerita saja, itu, kan, cuma karangan. bukan cerita nyata, jadi. Buat apa harus sedih-sedih." ucap nya sedikit nahan tawa.

"Coba itu nyata, apa kah lo percaya?." tanya kanza ke Fadli.

"Ya, engga, lah, mana ada keluarga angkat yang mengangkat anak orang menjadi anak nya sendiri. lalu di usir dari rumah nya, tapi. yah kalo pun itu nyata pasti ada alasannya dan pasti sih anak melakukan kesalahan."

"Tapi, kalo sih anak tidak tau apa masalah nya bagaimana?." tanya kanza bingung.

"Itu harus di tanya langsung oleh keluarga angkat nya, apa sebenarnya yang terjadi."  Ucap fadil terkekeh menjawab pertanyaan kanza.,

"Udah-udah, jangan ketawa mulu, tidak ada yang lucu." ucap kanza kesel.

"Iya-iya, saya, minta maaf. yukk, ke kantin, saya udah lapar" Ajak Fadli.

"Ehemmm,,,,,,perasaan tadi gue, kenapa jadi saya,ya?." tanya kanza bingung dan sedikit ketawa.

"Ya, tadi, kan, masih basa basi ,nya." balas nya dengan ketawa.

"Iya, udah, ayuk, apa mau bicara saja di sini?." tanya kanza kekeh.

           Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju kantin falkutas, kini. Mereka mendengar beberapa gosip dari anak-anak mahasiswi tentang kanza, karena kanza sedang berjalan dengan cowok lain.
Sampai-sampai, kanza. Tidak fokus melihat jalan, Kanza terkandung saat berjalan.

"Hati-hati, kalo jalan." ucapnya pelan ditelinga kanza.

"Eh,,,iya,makasih yah." ucap kanza gugup.

"Yang, sabar, ya. gak usah di dengar." ucap fadli.

"Iya, dli, lagi pulak, gue sudah sering di gituin." ucap kanza tersenyum. Mereka terus bicara samapai ke kantin.

"Gue akui, lo cewek yang hepat, lo sanggup mendengar mereka menceritakan diri lo yang enggak- enggak."

"biasa, aja , kok."

"Hai, kanza" Sapa kayla.

"Hai, juga." ucap kanza membalas dengan senyuman.

"Lo mau ke mana, nih?, owh, iya, lo, kok, bisa bareng sama Fadli??." tanya nya bingung.

"Mau ke kantin, abang-abang gue yang nyuruh, sebab mereka ada hal yang penting, jadi. Gak bisa menemani gue ke kantin" ucap kanza sambil tersenyum ke pada nya.

"Oh, gitu, eh. Omong-omong, mata lo ,kok, sembab? Lo habis nangis ya.?" tanya Kayla bingung.

"Mana ada, mata gue memang begini lah" ucap kanza pura-pura ketawa padahal tidak ada yang lucu.

"Gue tadi melihat nya nangis dikelas nya, gue tanya, kata nya dia menangis karena membaca novel." ucap Fadli yang menjawab pertanyaan Kayla.

"Oh,,,,gitu, emang novel apaan, sih??." Tanya Kayla penasaran.

"Itu—"ucap fadli yang coba menjelaskan tapi terpotong oleh kanza.

"Halah, cuma cerita biasa aja, gue saja yang terlalu cengeng, yukk. ke kantin bareng, kita makan mie ayam." ucap kanza merangkul tangan Kayla.

           Mereka pun langsung mencari tempat duduk di meja dan bangku yang kosong, kebetulan, ada satu meja lagi yang masih kosong, dan setiap meja bersih enam bangku.
           Kayla pun memesan mie ayam nya tiga poris, sedangkan kanza bagian untuk memesan minuman. Dan Fadli membeli cemilan untuk mereka makan sebelum datang nya mie ayam.

"Gue gak yakin kalo lo nangis cuma karena baca novel." ucap Kayla, namun. Tidak di jawab oleh kanza, karena, kanza, kini. Sedang membaca ulang pesan yang dikirim kan oleh ibunya. Kanza masih tidak menyangka dengan pesan itu, padahal hari ini hari ulang tahun kanza, bukannya di kasi kabar baik. namun, Malah di kasi kabar sebaliknya.

"Ha, tuh, kan, nangis lagi." ucap Fadil yang bingung.

             Ketiga abang kanza pun datang dan langsung duduk di bangku yang masih kosong, mereka serasa bingung kenapa adik nya menangis.

"Kanza kenapa?." tanya  Raka yang baru sampai.

"Kanza tadi bac—" Fadil mencoba untuk menjelaskan, tapi. Langsung di potong kanza.

"Gak, apa-apa, kok, bang. oh, iya, kalian udah pesan mie ayam nya?. kalo belum, biar kanza pesan kan ini." ucap kanza merangkul pundak Raka dari belakang.

"Enggak, kanza, abang juga mau balik ke perpustakaan kampus, ada tugas yang belum selesai." ucap Raka tersenyum.

"Okelah, semangat, ya, abang ngerjain nya." ucap kanza lagi

"Iya, kanza, makasih, ya."

           Mereka pun meninggalkan kanza dan kedua teman nya itu di kantin, tak lama kemudian, pesanan mereka pun samapai, mereka langsung memakan nya dengan perlahan, waktu kanza makan mie nya, tenggorokan kanza mendadak terasa sakit dan kanza pun keselek tidak karuan.

Melodi cinta dua iman {Terbit}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang