1.

1.6K 147 17
                                    

Disclaimer: Mengandung unsur fiksi, dibuat berdasarkan dari beberapa pengetahuan serta sedikit pengalaman yang diketahui oleh penulis dan telah diubah demi kebutuhan serta kesesuaian yang dibutuhkan di dalam cerita.

Penting! Dilarang keras membagikan maupun menjiplak tulisan ini dengan tanpa seizin dan sepengetahuan dari penulis!!

+ Cerita didominasi oleh narasi yang cukup panjang, tidak akan cocok untuk pembaca yang mudah bosan!

+ Cerita juga diselingi banyak adegan kilas-balik, sehingga jika tidak suka dengan alur maju-mundur maka lebih baik tinggalkan!


Cast:
Lee Haechan
Mark Lee

Tag: Porn with Plot! BxB, romance, Drama, marriage life, mpreg, angst etc.





-MAHLIGAI-

Dalam lingkungan yang penuh hiruk-pikuk ini, Haechan tidak sedikit pun terbersit niatan untuk menyendiri dalam sudut ruangan. Senyumannya mengambang sementara wajah ia desak untuk memancarkan gurat bahagia, meski pun nyatanya gagal sebab aura alami diri tidak dapat berbohong sama sekali.

"Dia tidak sebahagia itu. Karena bagaimana mungkin suaminya yang sangat kaya itu tak sedikit pun terpikir untuk mencatatkan namanya dalam wasiat."

"Ya, itu bukan masalah besar, setidaknya dia tak pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga."

"Tapi bukankah tetap saja kasihan, bahkan dalam seringnya menghadiri acara resmi sekali pun, dia jarang diikutsertakan."

Haechan memang memiliki masalah ini. Dia bisa menahan emosinya untuk setiap kalimat jelek yang dilontarkan kepadanya, karena dia telah terbiasa, akan tetapi bila itu adalah urusan membenci dan tidak suka orang, dia sama sekali tak bisa menahan ekspresi wajahnya. Sulit untuk menutupi, apalagi pada kedua netranya yang akan langsung menyala sinis, tidak tajam tapi cukup terlihat galak kepada seseorang yang telah berani berkata buruk tentangnya.

Segerombolan wanita ada di sana, ia tetap tersenyum kepada mereka akan tetapi ditemani bersama dengan tatapan yang demikian, tidak ramah sama sekali, seakan sengaja ingin memancing permusuhan kepada mereka.

"Tuan Haechan, Ibu mertua Anda sudah menunggu."

Haechan menghela napas pelan, sayang sekali dia tidak bisa lebih lama memamerkan tatapan tajamnya kepada para gerombolan wanita bermulut bisa itu. Seandainya bisa bertahan lebih lama, Haechan pastikan dia mungkin sudah menyuguhkan setidaknya acungan jari tengah sebagai simbol luapan rasa muak serta ejekannya kepada mereka.

Tapi, itu mustahil juga untuk terjadi. Ada banyak mata memerhatikan, dia tahu bahwa eksistensinya di sini sudahlah cukup menarik perhatian, jikalau ditambah dengan tingkah tak sopan selayaknya pengacau, maka sudah jelas sebuah kehebohan besar akan tercipta.

Dan itu bisa menjadi malapetaka yang dapat membuatnya terjerat dalam masalah dengan kedua mertuanya.

Haechan menggeleng pelan, problematika yang terjadi di antara ia dan kedua mertuanya sudah cukup pelik, ia tak mau menambahnya lagi kemudian berakhir dengan dia akan diusir dari rumah mereka dengan cara tidak terhormat dan memalukan. Riskan sekali, Haechan tidak memiliki kekuatan yang cukup besar untuk melawan apalagi mengalahi mereka. Selain upaya tunduk, hal lain yang bisa ia lakukan hanyalah setidak-tidaknya jangan sampai berani membantah, apalagi buat masalah.

MAHLIGAI (MARKHYUCK-MAHAE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang