[Ezio PoV]
Suara ombak dan burung camar terdengar ketika aku sedang berdiri di ujung geladak kapal dan mengarahkan mulutku keluar kapal.
Benar sekali, kami sedang berada di lautan untuk menuju Kota Avelino.
"Uggghh ... Kenapa kita harus naik kapal lagi dalam melakukan perjalanan?" keluhku sambil menahan rasa ingin muntah.
"Mau gimana lagi? Perjalanan dengan jalur laut akan lebih cepat karena kita tidak perlu istirahat bukan?" ucap Marcela seraya mengusap-usap tengkuk leherku.
Walaupun aku mengerti akan hal ini namun tetap saja aku lebih memilih berjalan kaki daripada harus merasakan pusing dan mual-mual seperti ini.
"Seperti biasa, kau tidak pernah bisa berpergian dengan kapal ya, Ezio."
Mendengar seseorang memanggil, aku menoleh ke samping. Terlihat pria tampan dengan warna rambut biru tua datang mendekat.
"Wakil Kapten," sapaku padanya.
Dia adalah Valentino Calguera—Wakil Kapten dari Squad Cavalier dan orang terkuat kedua setelah Kapten Siena di Batalion ini.
"Tahanlah sebentar, Ezio. Besok kita akan sampai di Kota Avelino dan memburu pasukan Kekaisaran yang sedang beraksi di sana," ujar Wakil Kapten Valen.
"Wakil Kapten, mengapa kita harus repot-repot mengurusi segelintir pasukan musuh yang ada di wilayah timur?" tanyaku padanya. "Bukankah pasukan yang ada di sana cukup untuk mengalahkan sekitar 100 pasukan Kekaisaran yang dirumorkan muncul di sana?"
Bagaimana mungkin hanya karena ratusan pasukan Kapten Siena harus secara langsung kemari bersama seluruh Batalion untuk memberantas mereka. Ini seperti para pasukan yang menjaga wilayah timur tidak berguna sama sekali.
Di sisi lain, peperangan yang kami hadapi di Front Barat lebih brutal.
Walaupun ratusan ribu pasukan Kekaisaran datang menyerang, namun kami tidak menyerah dan berhasil membalikan keadaan dengan pasukan lebih sedikit.
"Aku kurang tahu mengenai pasukan Kekaisaran yang mengacau di wilayah timur ini, Ezio," jawab Wakil Kapten. "Akan tetapi, ancaman mereka pasti nyata hingga membuat Kapten Siena harus turun langsung untuk memberantas mereka."
Semoga saja mereka memang kuat karena akan sia-sia datang jauh dari wilayah Barat ke Timur jika yang kami hadapi hanya orang-orang lemah saja.
Setelah tiga hari dan tiga malam berlayar di teluk Cosentia, kami akhirnya berlabuh di dermaga Kota Avelino. Berbeda dengan wilayah barat negeri kami, di sini para warga seperti tidak terpengaruh dengan peperangan.
Kurasa wajar saja mengingat fokus serangan musuh berada di Front Barat. Mereka bahkan mengirim seratus ribu pasukan lebih ke wilayah itu.
Setelah sampai di area perkotaan, Kapten Siena memerintahkan kami untuk ke penginapan untuk beristirahat sedangkan dia akan pergi ke Departemen Logistik Militer untuk mendiskusikan sesuatu.
Dia bilang, setelah tahu kondisi yang terjadi di wilayah ini, maka kita akan segera bergerak mencari para pasukan Kekaisaran yang ada di wilayah timur ini dan memberantasnya.
Sesampainya di penginapan, aku langsung me jatuhkan diri di kasur dan tidur seharian untuk memulihkan diri dari mabuk laut yang kudapatkan selama perjalanan kemari.
***
[Siena PoV]
Setelah sampai di Kota Avelino, aku langsung menuju ke Gedung Departemen Logistik Militer Kota ini.
Di sana aku langsung menemui Nyonya Milessa—wanita yang bertanggung jawab atas urusan logistik militer di wilayah ini.
Memasuki kantor Kepala Logistik Militer Daerah, aku melihat seorang wanita berusia sekitar 30an sedang duduk di meja kerjanya membaca beberapa dokumen.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Villain In My Own Game?
FantasíaGenre : Isekai, Action, Adventure, Romance Tag : Isekai, Academy, Knight, Magic, Saint, Anti-Hero, Hated-Protaginost, Empire, Noble, Politic * Bukan Novel terjemah, ini Karya Orisinilku Asli Kalian bisa Support aku di link ini ya .... https://saweri...