14. Pra wedding

2.2K 202 4
                                    

Happy Reading
.
.
.

÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

"Bagaimana proses nilaimu ? Sudah selesai semua semester ini ?" tanya Bianca tiba tiba memedulikan akademik Citra.

Citra mengangguk sebagai jawaban karena mulutnya sedang penuh dengan makan siangnya. Keduanya sedang makan di resto terdekat dari kampus. Bianca bertemu Citra saat di ruang dosen dan berakhir makan siang bersama.

"Aman. Nilai terakhir adalah Geometri, aku tadi bertanya pada pak Irwan yang kebetulan baru input nilai hari ini." jawab Citra.

Bianca memangut mangut paham. Pada libur semester ini keadaan kampus sangat sepi hanya ada beberapa dosen pengajar mahasiswa program akselerasi dan fast track. Jadi Bianca heran mengapa ada Citra di kampus pada hari ini.

"Kamu masih ngajar ya  liburan ini ?" tanya Citra dengan lebih santai menggunakan kata ganti kamu pada Bianca.

"Masih. Aku sedang mengurus cuti namun sulit, jadi aku mengurus resign." jawab Bianca membuat Citra kaget.

"Resign ? Kenapa ?"

"Karena pernikahan kita akan diadakan di London Minggu depan. Setelah itu kamu dan aku kembali ke sini untuk menyelesaikan urusan masing masing. Kamu dan skripsimu, aku dan proses resign ku." jelas Bianca.

Citra sebelumnya belum mengetahui pernikahannya akan diadakan dimana, hanya persiapan segalanya seperti ukuran gaun, sepatu dan hal kesukaannya yang ditanyakan oleh Becca. Ia bertanya lagi, "Mengapa kamu harus resign ?"

Bianca meletakkan alat makannya dan bersiap menjelaskan pada calon istrinya. Ia menjawab, "Karena tahun depan kita akan pindah ke London. Tahun depan aku akan mulai memegang perusahaan induk Daddy di London, itu artinya kamu harus ikut bukan. Untuk itulah aku sekarang mengurus resign yang prosesnya membutuhkan waktu satu semester. Sembari menunggu hal itu, aku akan mengurus perusahaan cabang di Indonesia dan menemanimu menyelesaikan skripsi hingga wisuda."

Penjelasan panjang dan lugas dapat ditanggap mudah oleh Citra. Sebegitu detail perhitungan Bianca dalam membuat timeline masa depan mereka. Citra tersenyum bahagia melihat kesiapan Bianca tentang memegang perusahaan ayahnya. Sebelumnya ia diberitahu oleh Becca tentang betapa menghindarnya Bianca jika tentang perusahaan William. Namun kini Citra melihat kesiapan Bianca.

"Emm..."

"Kamu tidak apa apa melepas karirmu sebagai dosen ?" tanya Citra memperhatikan kesukaan Bianca yaitu mengajar.

Bianca menghela nafas beratnya, "Aku rasa sudah cukup pengalaman beberapa tahun menjadi dosen disini. Lagi pula aku bukan tipe orang yang mengkhianati janji, terlebih janji kepada Daddy."

Citra kembali dibuat takluk dengan jawaban dewasa Bianca. Cantik, pintar, keren, perhatian, detail, dan bertanggung jawab, sudah saatnya membangun rumah tangga. Pikiran Citra selalu terkagum pada Bianca.

"Baiklah. Aku tau kamu orang yang bertanggung jawab dan menepati janji," puji Citra membuat Bianca memanas. Ia mengalihkan dengan meneguk segelas air mineral.

Keheningan tercipta untuk sesaat. Keduanya menikmati hidangan masing masing. Hingga Bianca menanyakan sesuatu yang cukup serius.

"Bukankah kamu perlu memberitahu Aslan tentang pernikahan kita ?" tanya Bianca tiba tiba membawa nama Aslan.

"Uhuk... Uhuk..."

Bianca memperhatikan Citra yang batuk akibat tersedak. Ia merutuki dirinya sendiri karena bertanya begitu mengejutkan. Ia menyodorkan tisu untuk membantu Citra setelah reda dengan meneguk habis air.

Perfect Wife (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang