26

290 22 9
                                    

Happy Reading!

Chan dengan tergesa masuk ke dalam rumah duka. Chan saat ini terlihat kacau, berbanding terbalik dengan Chan yang selama ini dikenal orang-orang.

Dengan penampilan yang berantakan dan wajah yang jauh dari kata tenang, ia susuri koridor rumah duka.

Brak!

Chan buka pintu ruangan dengan kasar. Tungkainya melemas melihat dari jauh peti yang dimasukan ke tempat kremasi. Rasanya bahkan ia tak bisa sekadar menarik nafas. Ia mencoba memukul dadanya berkali-kali berusaha menarik nafas dengan air matanya yang tak dapat ia bendung.

Beberapa orang yang hadir di sana menatap Chan dengan prihatin. Tangisnya semakin keras, meraung keras merasakan dunianya begitu hancur.

Chan tak bisa sekadar membawa langkahnya lebih jauh. Hatinya terlalu hancur menjadi serpihan-serpihan tak berbentuk.

Bagaimana ia bisa melanjutkan hidup? jikalau hidupnya sudah dibawa pergi oleh takdir?

•••

Rumah duka terasa begitu kelabu hari ini. Kabar kematian Kim Seungmin begitu cepat menyebar menimbulkan duka dan keterkejutan yang mendalam. Rumah duka dipenuhi orang-orang yang ingin memberikan penghormatan terakhir pada pemuda pemilik senyum manis tersebut.

Sebagian di antara mereka menangis, dan sebagian lainnya menatap iba pada foto yang dipajang di depan sana. Bagaimana tidak? pemuda manis itu sempat menghilang cukup lama dan yang kembali hanya berita duka.

Jaehyung dan istrinya berdiri di sana, menyambut para tamu yang memberikan penghormatan terakhir. Mata mereka tidak terlihat sembab, kehadiran mereka seakan hanyalah formalitas belaka.

Tak ada raut kesedihan dan menyesal di wajah mereka. Lain halnya dengan pemuda yang sedari tadi bersimpuh di depan abu Seungmin tanpa berniat berdiri, sudah pasti pemuda menyedihkan itu adalah Chan.

Ada Changbin di belakangnya yang dengan setia menemani teman seperjuangannya itu. Bangchan tak lagi menangis, hanya menatap kosong pada senyuman manis dalam foto yang terpajang di depan sana.

"Dear, bagaimana aku bisa hidup tanpamu? sehari tanpa kehadiranmu saja rasanya seperti tidak bisa bernafas dengan benar," lirih pemuda kelahiran Oktober tersebut.

Suaranya begitu lembut, begitu lirih, dan menyayat hati. Membuat Changbin di belakangnya menunduk dalam ikut merasakan kehilangan.

"Sayang, jangan begini. Kembali, ya? kamu mau apa, hm? semuanya akan aku kabulkan, jangan tinggalkan aku seperti ini. Aku yang salah, aku minta maaf," katanya dengan nada yang menyiratkan kehilangan mendalam.

Changbin sudah tak tahan lagi, yang lebih muda maju dan membawa Chan ke pelukannya. Isakan terdengar begitu menyayat hati siapapun yang mendengarnya. Tangan yang sudah lemas itu meremat baju Changbin, menyalurkan dukanya yang mendalam.

"Bin, Seungmin gue―Seungmin pergi, Bin. Dia ninggalin gue―"

Changbin mendongakkan kepala menahan air mata yang hampir meluncur. Hatinya tak tega melihat Chan begitu rapuh dan hancur seperti ini. Entah bagaimana temannya itu bisa melanjutkan hidup jika sudah begini.

Dipandangnya sendu figura dengan wajah Seungmin di depan sana. Setidaknya ada rasa lega di hatinya, karena Seungmin tak akan lagi merasakan sakit dari siapapun.

Puk!

Tepukan di bahunya membawa perhatian Hyunjin pada pemuda manis di sebelahnya. Keadaan Hyunjin juga jauh dari kata baik.

KidnappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang