snow.

0 0 0
                                    

Jalanan sepi..di musim salju,terlihat anak laki laki sedang merenung di sebuah kursi di taman.mungkin umurnya sekitar 16-17 tahun.

tatapan nya terlihat kosong tanpa cahaya,angin musim salju tak membuat anak laki laki itu kedinginan atau pun menggigil,bagai sebuah patung...Berjam jam berlalu dan anak laki laki itu masih duduk ditempat dia berada.

Pria yang mengamati anak itu dari apartemennya di lantai atas merasa iba.awalnya dia hanya ingin melihat ke luar jendela,tetapi perhatiannya teralihkan karena anak laki laki ini.

Merasa khawatir dan sedikit tertarik pria itu bersiap memakai jaket nya untuk menemui anak remaja yang baru saja dilihatnya

''kayaknya aku perlu bawa satu jaket lagi''
Ujar nya.pria itu khawatir dengan kondisi anak itu yang bahkan cuma memakai pakaian semacam kaos.

Setelah mengunci pintu ruangannya dia bergegas ke lantai bawah menggunakan lift.menunggu dan menunggu,akhirnya dia sampai di lantai bawah.pria itu bergegas menuju taman yang tidak jauh letaknya dari apartemen tersebut.
-
-
-
-

'POV anak laki laki'

_kau tidak berguna ! !_
_dasar bajingan !_
_kau bukan anak ku !_
Pikiran seorang anak yg diperkirakan umur 16-17  dipenuhi dengan segala hal hal negatif..badannya lemas,tatapan matanya kosong.tiba tiba dia tersenyum..

senyuman hambar..dia menatap kedua telapak tangannya..lalu menatap langit,berharap kepada tuhan akan penderitaan yang dia alami.memang masalahnya sepele..tetapi,hal yang di lontarkan orang berupa ejekan,hinaan tersebut sudah membuat anak remaja ini kehilangan jati dirinya..

''hahaha..lihatlah diriku..sungguh pecundang..''
Ucap nya dengan senyuman polos hambar.

tanpa sadar,air mata menetes perlahan dari mata nya.membasahi pipi nya yang merah akibat kedinginan.

Suara langkah kaki terdengar.langkah kaki yang tenang dan dengan kelembutan.

perhatianku di alihkan dengan datangnya pria tinggi dengan rambut hitam keunguan menghampirinya.

perhatianku di alihkan dengan datangnya pria tinggi dengan rambut hitam keunguan menghampirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


''hei..bolehkah aku bertanya siapa namamu?''
Pria asing itu bertanya  sambil mengulurkan tangannya.

Sedikit kaget dengan keberadaannya yang tiba tiba aku pun mengusap air mataku.dan menoleh menghadap wajah nya.
''...namaku cyinix.''
Ucapku dengan sedikit menundukkan kepala ku.

''hei..disini tidak baik kamu bisa kedinginan,apalagi kamu hanya memakai kaos ini.''

Aku terdiam.tatapan ku masih kosong menghadap tanah yang telah di tutupin oleh salju.

''hmm''pria itu meletakkan salah satu tangannya di dagunya,seperti pose kebingungan . ''yaudah kamu pakai ini saja,kebetulan saya membawa dua'' dia meletakkan jaket yang di bawanya menutupi tubuhku.
"kurasa dia memang sengaja membawa dua."ujar batinku

''sini,aku akan menutupi mu,jika kamu sakit tentu orang tua kamu khawatir bukan?''
Pria itu pun memakaikan jaket kepadaku dia sedikit bercanda dengan kalimat terakhirnya

Terdiam lantaran tidak tau harus berkata apa.aku hanya menundukkan muka ku dengan sedikit menyembunyikan wajahku.
''ah..terima kasih..''

Suasana canggung lantaran kedua pihak tidak mempunyai topik untuk di bicarakan.
Lalu pria itu duduk di sampingku.

''...cyinix?mengapa kamu berada di luar?apalagi ini musim dingin.''
Pria yang namanya belum diketahui itu pun mulai bertanya sekaligus memulai topik pembicaraan.

''a-aku kabur dari rumah.sekarang aku tidak tau harus kemana..''

_hening.._

Karena tidak mendapat respon aku pun menoleh menghadap wajah pria itu.mata kami saling bertatapan.

Aku melihat mata berwarna merah gelap sedang melihatku dengan teliti seakan aku sedang di tes atau semacamnya.

''ern..ngomong ngomong nama kamu siapa?''
Aku mencoba mencairkan suasana yang mulai sedikit canggung ini.

Pria itu menaikkan alisnya,tetapi matanya tetap tertuju ke bola mata ku.bahkan aku dapat merasakan bahwa dia melihatku sampai ke dalam dalam nya.
''nama ku lian''ujar pria itu datar.

''ah begitu..''aku mengalihkan pandanganku dari wajah nya.

Aku menatap langit.salju putih bertebaran jatuh dimana mana.sempat terlintas di pikiranku tentang omongan dan ocehan negatif yang selalu menggangguku,tetapi entah kenapa aku merasa aman kali ini.

Lian itu mengubah posisi tubuhnya dan memulai topik lagi.
''gimana kalau kamu tinggal di rumah ku?''
Lian mencoba melanjutkan topik sebelumnya.

Kaget atas apa yang baru saja di ucapkan Lian ,cyinix pun menjadi terbata bata.

''a-ahh t-tidak perluu pak!''
Ucap ku panik sambil menggelengkan kepalaku ,tetapi aku bahkan tidak tau kenapa aku sepanik ini..

''"pak"?hahaha kamu tidak perlu seformal itu ''
Lian sedikit tertawa dengan senyuman smirk nya.

''ehehe-''

''jadi bagaimana?''potong Lian.

Karena Lian mendesak ku maka aku pun terpaksa menurutinya dengan mengangguk perlahan.tanganku menututupi wajahku yang malu.

Tetapi,ragu memenuhi pikiranku.lantas mengapa pria ini mengajak tamu yang bahkan tidak di kenalnya.bahkan tamu nya ini berpakaian compang camping dengan perban hampir di seluruh tubuhnya.bukankah itu terlihat mencurigakan?apakah dia tidak merasa curiga sedikitpun terhadapku?

Pikiran ku terpenuhin dengan pertanyaan apa alasan kebaikan pria ini.tapi mengingat situasi sepertinya nya aku harus menerimanya.toh aku juga untung.

Aku menganggukkan kepala ku dengan perlahan.dan dengan sopan meminta.
''tolong izinkan aku tinggal di rumah mu.''

-
-
-
-
Saya tidak tahu mau lanjutin lagi atau tidak.misalnya ini hanya hasil kegabutan-_

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Thankyou For Everything.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang