Bab 4: Ketangguhan Yunita

1 0 0
                                    

Yunita adalah sosok wanita yang penuh dengan ketangguhan. Sejak muda, dia telah terbiasa mengandalkan dirinya sendiri dan menghadapi tantangan hidup dengan keberanian. Meskipun pernah mengalami pahitnya kegagalan dalam hubungan sebelumnya, Yunita tetap tegar dan tidak membiarkan luka masa lalu menghentikannya untuk melangkah maju.

Dengan karirnya yang gemilang di bidang desain grafis, Yunita telah membuktikan bahwa keberhasilan tidak tergantung pada siapapun selain dirinya sendiri. Ia mencapai prestasi-prestasi besar melalui ketekunan dan dedikasinya. Namun, di balik kesuksesannya, Yunita juga menyimpan luka dan keraguan yang tak terucapkan.

Saat pertama kali bertemu dengan Vito, Yunita tidak menyangka bahwa pertemuan itu akan mengubah pandangannya tentang cinta dan hubungan. Vito, dengan sikapnya yang hangat dan pengertian, mampu merangkul Yunita tanpa memaksanya untuk berubah. Meskipun awalnya Yunita enggan membuka hati, namun kehadiran Vito membuatnya merasa nyaman dan terbuka.

Setelah beberapa kali bertemu dan berbicara dengan Vito, Yunita mulai menyadari adanya perasaan yang tumbuh di dalam hatinya. Namun, dia masih enggan untuk mengakui bahwa itu adalah cinta. Baginya, cinta adalah sesuatu yang rumit dan menakutkan, dan dia tidak ingin mengalami kekecewaan lagi.

Suatu hari, ketika mereka sedang duduk di taman setelah mengunjungi pameran seni, Yunita merenungkan perasaannya. Sebuah kehangatan menyelimuti hatinya setiap kali bersama Vito, namun dia masih ragu untuk melepaskan dirinya sepenuhnya. Baginya, langkah itu terlalu besar dan berisiko.

"Yunita, apa yang kamu pikirkan?" tanya Vito dengan lembut, menyadari ekspresi wajah Yunita yang serius.

Yunita menghela nafas. "Aku tidak tahu, Vito. Aku merasa aneh. Ada perasaan di dalam hatiku yang tidak bisa aku jelaskan," ujarnya ragu.

Vito tersenyum. "Mungkin itu adalah awal dari sesuatu yang indah, Yunita. Kita tidak perlu terburu-buru untuk menamainya. Yang penting, kita saling mendukung dan menjaga satu sama lain," kata Vito dengan penuh pengertian.

Yunita mengangguk, merasa lega dengan kata-kata Vito. Meskipun masih ada keraguan dalam hatinya, kehadiran Vito memberinya kekuatan untuk terus maju.

Hari-hari berlalu, dan hubungan mereka semakin erat. Meskipun belum mengakui perasaan cinta secara langsung, mereka saling mengerti dan menghargai satu sama lain. Yunita terus menjalani hidupnya dengan penuh semangat, sementara Vito selalu ada di sisinya untuk memberikan dukungan.

Suatu hari, ketika mereka sedang berjalan-jalan di taman, Yunita menemukan lukisan kecil yang menggambarkan pemandangan matahari terbenam. Lukisan itu mengingatkannya pada kehangatan dan keindahan momen-momen yang mereka lewati bersama.

"Vito, lihatlah lukisan ini," ucap Yunita sambil menunjuk pada lukisan itu. "Ini seperti kita, di bawah sinar matahari terbenam yang indah.

"Vito tersenyum dan mengangguk setuju. "Ya, seperti kita. Berada di tengah-tengah keindahan hidup ini, bersama-sama," kata Vito sambil menggenggam tangan Yunita dengan lembut.

Yunita merasa hangat di dalam dadanya saat melihat senyum Vito. Meskipun masih ada keraguan dalam hatinya, namun dia yakin bahwa bersama Vito, ia bisa menghadapi segala tantangan yang akan datang.

Dengan langkah tegar dan hati yang penuh harapan, Yunita melangkah maju, menatap masa depan yang cerah bersama Vito. Meskipun perjalanan mereka belum sampai pada akhir yang pasti, namun mereka yakin bahwa setiap langkah yang mereka ambil bersama akan membawa mereka lebih dekat kepada kebahagiaan yang mereka cari.

Bantu koreksi guys , kalian lebih suka tulisannya di pinggir kiri, atau di tengah dengan akhiran acak?

Di Balik Jendela KafeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang